Memperhatikan Choi Youngjae sepertinya kini masuk ke dalam kegiatan wajib Junghwan di sekolah. Youngjae bukanlah murid yang spesial, malah bisa dikatakan Youngjae itu amat sangat biasa, pendiam dan sering menyendiri. Junghwan sebenarnya bingung dan penasaran, diamnya Youngjae di kelas itu memang karena dasarnya pendiam atau karena ada alasan lainnya yang Junghwan khawatirkan memaksa Youngjae menjadi kepalang hening, contohnya perundungan. Tetapi sejak dua bulan berada di kelas yang sama, Junghwan tidak pernah melihat temannya melakukan perundungan pada Youngjae maupun yang lainnya.
Kebiasaannya memperhatikan Youngjae dimulai pada Selasa minggu lalu saat istirahat jam makan siang, Junghwan yang semalaman begadang menggarap makalah berniat tidur di sofa butut rooftop gedung 1. Rasa laparnya tidak ia pedulikan, tujuannya hanya tidur barang sebentar. Namun niat awal Junghwan mau tak mau harus diurungkan kala melihat sosok lelaki berparas manis sedang asik makan siang di sofa yang akan ia tuju. Jika diingat-ingat lagi rasanya Junghwan jarang melihat Youngjae pergi ke kantin maupun diam di kelas saat istirahat, pasti selalu pergi entah kemana dengan membawa tas berwarna soft blue yang Junghwan tebak isinya kotak bekal.
Karena merasa belum terlalu akrab, saat itu Junghwan tidak berani menyapa. Ia hanya menatap dari jauh. Dalam hati bertanya-tanya kenapa Youngjae tidak gabung dengan teman yang lainnya, padahal di kelas pun beberapa orang yang membawa bekal selalu makan bersama di taman ataupun di tempat lain yang sekiranya nyaman.
Rasa kantuknya yang semula menyerang kini tak lagi Junghwan rasakan, semilir angin menggerakkan helaian rambut Youngjae yang Junghwan yakini akan sangat halus jika disentuh. Entah bagaimana, pemandangan Youngjae yang berpadu dengan birunya langit membuat Junghwan merasakan perasaan yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Rasanya seperti melihat karya lukisan yang indah namun versi nyata.
Entah sudah berapa menit Junghwan perhatikan Youngjae, tak terasa si manis yang menjadi objek pengamatan Junghwan kini bersiap untuk kembali kelas. Tanpa pikir panjang Junghwan bergegas untuk meninggalkan rooftop sebelum Youngjae menyadari kehadirannya.
Hari-hari berikutnya mengunjungi rooftop saat istirahat bukan menjadi suatu hal yang aneh bagi Junghwan. Terkadang ia menemukan Youngjae berada di tempat yang sama, namun di hari yang lainnya ia tak menemukan Youngjae dimana-mana. Padahal jika dipikir jarak pandang dari rooftop lumayan bisa menjangkau semua area yang biasa dipakai untuk istirahat murid-murid seperti lapangan, taman baca, pendopo bahkan sebagian dari ruang perpustakaan yang berdinding kaca tak luput dari pandangan.
"Cari siapa Shin? Youngjae?"
Junghwan hanya mengangguk untuk menanggapi.
"Akhir-akhir ini gue perhatiin lo sering banget perhatiin dia," Teman sebangku Junghwan yang bernama Taesan menatapnya sembari menyipitkan mata, "Lu naksir ya?" celetuknya asal.
Junghwan yang ditanya bukannya menjawab malah berpikir, wajah planga-plongonya makin mengundang banyak pertanyaan di kepala Taesan. "Shin lu betulan naksir Youngjae? Youngjae yang disapa cuma ngangguk dan senyum tipis doang itu?" tanyanya menggebu.
"Belum tau," sahut Junghwan singkat.
Taesan menggaruk pelipisnya, "Tapi Youngjae emang cakep sih anaknya, cuma kurang berbaur aja. Mungkin masih malu karena dia pindahan dari sekolah lain."
Junghwan mengangkat sebelah alisnya, "Dia pindahan?"
Taesan mengangguk, "Gua denger sih begitu, emangnya lu pernah lihat Youngjae waktu kelas 10 11? Gak pernah kan?"
Sepertinya pertanyaan Junghwan selama ini mulai terlihat titik terangnya, "Gua pikir dia memang udah dari awal di sekolah ini, pantesan kaya gak punya temen."
KAMU SEDANG MEMBACA
sparkling ; shinjae
Fanfictionshinyu youngjae oneshot collection - shin junghwan x choi youngjae - shinyu x youngjae - bxb mlm ©burgwine2024