i

881 57 2
                                    

Sebelumnya gak pernah terpikirkan dalam benak Youngjae kalau dirinya akan dapat pasangan cakep dengan spek nyaris sempurna seperti Shin Junghwan. Bayangkan, kakak tingkatnya yang dulu memiliki ratusan penggemar dan dapat banyak pencapaian itu kini tinggal satu atap dengannya.

Dengan status yang bisa dibilang agak serius, tunangan.

Jika dihitung mungkin ini sudah tahun kedua Youngjae tinggal bersama dengan Junghwan. Tahun pertama mereka tinggal di sebuah kos-kosan dekat universitas kemudian tahun berikutnya memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen sederhana atas dasar permintaan Junghwan yang kala itu sudah tidak berstatus sebagai mahasiswa dan mulai dapat penghasilan sendiri. Menurutnya, tinggal di kos-kosan betulan tidak ada privasinya. Maklum, teman mereka dulu bisa dibilang sering banget menjadikan kamar Junghwan dan Youngjae menjadi basecamp hanya karena keduanya sering menyetok makanan juga minuman ringan.

Sabtu pagi ini seharusnya Junghwan libur bekerja, namun karena ada projek besar yang sedang digarap di divisinya mau tak mau hari yang biasanya ia gunakan untuk istirahat dan mengisi daya dengan cara berduaan dengan Youngjae harus dikesampingkan dahulu. Rapat dadakan yang dikabarkan subuh hari tadi betulan tidak bisa ditinggalkan, jika nekat tak hadir yang ada Junghwan akan jadi bahan omongan di timnya. Sebagai karyawan yang terhitung masih fresh tentu saja Junghwan tidak ingin melibatkan dirinya ke dalam suatu masalah yang bisa saja merusak karirnya di masa depan.

"Kamu gak enak dilihat banget deh mukanya,"

"Harusnya aku libur,"

Youngjae menghampiri Junghwan yang terduduk lesu di meja makan, diusapnya rambut hitam yang sudah mulai memanjang, mungkin besok Youngjae akan menyuruh calon suaminya itu untuk potong rambut. "Rapat tuh harusnya gak kaya jam kerja biasanya kan kak, bisa aja kalau rapatnya lancar kamu bisa pulang sebelum tengah hari."

Junghwan memeluk pinggang ramping Youngjae, menyandarkan kepalanya pada perut si pujaan hati. "Kalau aku pulang malem nanti kamu nungguin,"

"Loh aku udah gede?? Gapapa kalau kamu tinggal aku gak akan nangis kok," Youngjae masih betah mengusap rambut halus Junghwan.

"Kamu gak nangis tapi aku yang sedih,"

"Kalau gini yang bayi kamuu deh jadinya, semangat dong kerjanya katanya mau nabung buat resepsi nikah?"

Junghwan mengeratkan pelukannya, "Bisa gak ya nikahin kamu duitnya minta mama papa?"

Youngjae tergelak, "Ngacoo, gaboleh dong. Pokonya aku mau nikah pakai uang kita sendiri. Sebisa mungkin gaboleh repotin mama papa, oke?"

Junghwan mengangguk pasrah, "Oke deh noted,"

"Noted noted kamu pikir aku atasan kamu apa??" Youngjae mencolek hidung Junghwan gemas, sedang si empunya hanya bisa merengut sebal.

"Yaudah aku berangkat dulu, kamu kalau ada apa-apa selalu kabarin aku ya?"

Youngjae mengangguk, "Noted pak, semangat cari duitnya,"

Junghwan berdiri dari duduknya, tangannya bergerak mengusak gemas rambut si yang lebih kecil. "Hati-hati, jangan buka pintu buat orang gak dikenal,"

"Dih emangnya aku anak kecil apa??? Udah sana deh kamu berangkat!!" Youngjae mendorong tubuh Junghwan yang beberapa cm lebih tinggi darinya.

Junghwan terkekeh geli, dipakainya sepatu kerja miliknya kemudian membawa Youngjae masuk ke pelukannya sekali lagi, "Aku charger dulu bentar, biar mikirnya lancar pas rapat nanti."

"Udah setengah delapan, kalau kesiangan yang ada kamu didepak dari tim inti."

"Duh jangan dong, yaudah berangkat ya?"

"Huum,"

Belum sepenuhnya pintu apart tertutup, Youngjae kembali memanggil tunangannya, "KAK BENTAR DULU!!"

Junghwan yang memang masih di depan pintu akhirnya melongokkan kepalanya, "Kenapa?"

"Bentar ada yang ketinggalan,"

"Oh iya aku lupa," Junghwan menepuk dahinya. Kaki jenjangnya ia bawa melangkah kembali ke dalam untuk menghampiri Youngjae dan memberikannya satu ciuman singkat.

Youngjae yang tiba-tiba mendapat ciuman pun hanya bisa melotot kaget dan menepuk pundak si tinggi, "Kok tiba-tiba sih?? Aku kaget!!"

"Loh kata kamu ada yang ketinggalan?? Ya itu kan aku lupa kasih cium,"

Youngjae membuka telapak tangannya yang semula terkepal, "Kunci motor kamu ketinggalan jelekkk,"

"Oh? Aduh hampir aja aku buang-buang waktu buat bolak-balik dari parkiran, makasih sayang udah ingetin."

Youngjae mendengus pelan, "Iyaa makannya jangan teledor,"

"Yaudah sekarang aku beneran berangkat ya, jangan telat makan nanti penyakitmu kumat lagi. Kalau ada sesuatu yang dipengenin bisa kabarin aku, nanti pulang aku beliin. Oke oke??"

"Okee, udah hush sana berangkat"










Dari sini

Dari sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sparkling ; shinjae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang