"Aku bilang juga apa, kerja tuh harus tau waktu. Kalau memang kamu gila kerja dan hobi banget lembur harusnya diimbangi jaga kesehatan juga lah kak,"
Kepala Junghwan rasanya mau pecah, memang tidak ada yang salah dari perkataan Youngjae barusan namun kondisinya kini betulan sedang tidak ingin mendengar si manis mengomel dulu. Bisa dibilang Youngjae itu sangat jarang marah-marah dan mengomel kecuali jika kesalahannya memang sudah keterlaluan. Contohnya seperti sekarang ini, karena terlalu memforsir diri untuk mengejar target projek yang digarapnya, Junghwan malah berakhir tumbang.
"Maaf, tapi boleh minta tolong cek email aku gak yang? Tadi Pak Han titip pesan katanya ada revisi yang mau dia kirim ke email aku,"
"Nanti aku cek setelah kamu makan dan minum obat dulu,"
"Tapi mulut aku pahit sayangku,"
"Kamu tuh beneran cari mati ya Shin Junghwan?"
Junghwan mengangkat kedua tangannya menyerah, kali ini sepertinya dia harus menurut daripada Youngjae pergi dari rumahnya dan berujung ia harus mengurus dirinya sendiri. Tidak mungkin juga kalau harus menghubungi kedua orang tuanya yang tinggal di luar kota ataupun kedua kakaknya yang bahkan berada di negara yang berbeda dengannya. "Oke oke aku makan, tolong jangan marah aku gamau kita marahan dulu."
"Aku udah siapin sup ayam, aku ambilin bentar. Kamu coba duduk senderan dulu deh jangan dipakai tiduran terus nanti yang ada makin pusing,"
Youngjae mencoba untuk membantu Junghwan bersandar pada headboard tempat tidur, setelah dirasa posisinya nyaman Youngjae kemudian membenarkan selimut yang Junghwan pakai supaya si bungsu keluarga Shin itu tidak kedinginan. Terakhir ia cek sih suhu tubuhnya masih bisa dibilang sangat tinggi, Youngjae berniat memberinya obat turun panas nanti.
Seharusnya hari ini adalah jadwal Youngjae mengunjungi rumah orang tuanya di kota sebelah, tapi panggilan mendadak dari Junghwan mau tak mau membuatnya mengurungkan niat. Mungkin Youngjae akan pulang minggu depan saja, lagian Junghwan juga disini tidak ada yang mengurus. Sebagai anak rantau, Youngjae sedikit banyak paham dengan kondisi Junghwan yang ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya di rumah tapi tetap saja yang paling penting adalah menjaga kesehatan. Makannya sepanjang perjalanan dari tempat tinggal sementaranya kesini Youngjae tidak bisa berhenti menggerutu, sudah tau jauh dari keluarga malah cari mati.
Sup ayam yang tadi sempat Youngjae buat dituang ke dalam mangkuk kecil, segelas air hangat juga satu butir obat untuk menurunkan panas sudah ia siapkan semuanya di nampan. Tadi Junghwan sempat bilang jika mulutnya pahit, tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin juga kan Junghwan minum obat dengan kondisi perut yang masih kosong.
Kembali masuk ke dalam kamar, Youngjae menemukan Junghwan masih nyaman bersandar. Youngjae duduk di pinggiran kasur yang Junghwan tempati, nampan yang dibawanya ia simpan dipangkuan. "Yuk makan dulu,"
"Oh ini kentang toh?"
"Sengaja aku ganti kentang soalnya kalau sakit kamu rewel gamau makan nasi," Youngjae mencoba menyuapi Junghwan, untungnya lelaki yang lebih tua dua tahun darinya itu nurut-nurut saja. "Hambar gak mulut kamu?"
"Gak begitu, aku pikir pas makan gak bisa rasain rasanya. Ternyata masih kerasa sih sedikit,"
"Bagus deh kalau gitu, nanti abis kamu makan aku cari buah sebentar ya sama cari vitamin juga."
Junghwan hanya menimpali dengan mengangguk karena mulutnya yang penuh.
"Nanti emailnya aku cek, pokonya kamu istirahat dulu terus jangan lupa buat bilang atasan kamu kalau lagi sakit. Kalau gak bilang ntar kamu dicariin terus, disuruh revisi laporan lah ini itu padahal lagi libur. Kerjaan kantor kamu tuh emang gatau waktu gitu ya? Libur tuh harusnya buat istirahat bukan buat mikir kerjaan."

KAMU SEDANG MEMBACA
sparkling ; shinjae
Fanfictionshinyu youngjae oneshot collection - shin junghwan x choi youngjae - shinyu x youngjae - bxb mlm ©burgwine2024