iv

628 48 11
                                    

Tak pernah terlintas dalam pikiran Youngjae kalau dirinya akan naik jabatan dalam waktu yang bisa dibilang lumayan singkat. Memang tujuan bekerja selain untuk memenuhi kebutuhan pastinya ada keinginan untuk naik gaji juga, tapi Youngjae betulan tidak ada bayangan untuk dapat naik jabatan dekat-dekat ini.

Semuanya bermula kala Youngjae yang sedang sibuk menyusun laporan tiba-tiba dipanggil oleh Pak Yunho ke ruangan miliknya. Pekerjaan pun ia tinggalkan sejenak untuk memenuhi panggilan tersebut, pikirnya sih Pak Yunho butuh beberapa berkas untuk bahan meeting yang akan datang. Kebetulan hari ini ada dua meeting penting yang harus dilaksanakan dalam rangka membahas progres kerja yang telah dan akan perusahaan garap.

Sampai di ruangan dengan nuansa putih gading yang luasnya bisa dikatakan dua kali lipat dari area kerjanya sendiri, Youngjae pun masuk dan duduk berhadapan dengan Pak Yunho yang menyapanya dengan senyum ramah.

"Permisi Pak, ada apa ya saya dipanggil kemari?"

Pak Yunho terlihat mengambil beberapa lembar kertas yang Youngjae tidak tahu apa isinya, "Saya lihat-lihat kinerja kamu makin bagus belakangan ini. Projek kerja yang saya kasih juga selalu kamu sikat dengan hasil yang memuaskan, target penjualan juga selalu melebihi dari rata-rata. Kalau saya tawari kamu naik jabatan, kamu mau?"

Youngjae mengerjapkan matanya beberapa kali, "Pak ini gak salah orang kah? Barangkali ada Youngjae lainnya?"

Pak Yunho sontak tertawa, "Serius, Youngjae yang saya maksud ya kamu ini. Kalau memang kamu tertarik nanti meeting akan saya sekalian kenalkan sebagai kepala divisi marketing."

"Aduh pak, saya bukannya mau menolak tapi kalau dilihat dari pengalaman juga sepertinya masih banyak senior lain yang lebih berpengalaman dari saya pak."

"Kalau bicara soal lama pengalaman, itu masalah lain. Tapi yang saya cari itu seseorang yang kompeten di bidang ini alias kamu."

Duh rasanya Youngjae mau pulang dan tidur saja di kamar kontrakan yang ia dan Junghwan sewa, masalahnya menjadi kepala divisi marketing itu bukan pekerjaan yang mudah. Jika dilihat dari kepala divisi yang lain, rata-rata dari mereka memiliki pengalaman paling sedikit 5 tahun sebelum menjabat sedangkan Youngjae baru saja akan menginjak pertengahan tahun ketiga. Apa kata orang-orang nantinya?

"Kesempatan seperti ini gak datang dua kali loh, kalau kamu menolak sekarang belum tentu tahun-tahun berikutnya kamu akan dapat tawaran yang sama. Hitung-hitung untuk menambah pendapatan dan pengalaman juga, denger-denger kamu ada rencana mau nikah ya?"

Jauh sebelum memikirkan gajinya yang tentu akan naik bahkan bisa berkali lipat dari gajinya yang sekarang, Youngjae lebih memikirkan beban kerja dan beban pikiran yang akan dipikulnya. Terus siapa juga yang bilang dirinya akan menikah dekat-dekat ini? Hubungannya dengan Junghwan memang terhitung sudah lama dan dalam kondisi yang baik-baik saja, tapi rencana untuk menikah tentu masih sangat jauh.

"Pak tau darimana deh saya mau nikah, ngaco itu beritanya."

"Loh? Kemarin Junghwan tanya-tanya soal merek perhiasan yang bagus ke saya, saya pikir dia mau cari cincin kawin."

"Pak bicara soal Junghwan, kayanya Junghwan lebih kompeten deh untuk posisi yang bapak inginkan, bagian kerja dia saat ini kan berhubungan dengan semua kepala divisi."

"Ya saya inginnya begitu, tapi Junghwan juga sudah saya promosikan jadi kepala divisi produksi."

Youngjae rasanya gak punya pilihan dan alasan lain buat menolak permintaan Pak Yunho, "Masa percobaan dulu deh pak, kalau gak cocok dan kurang memuaskan saya balik jadi project coordinator lagi"

"Ok deal, meeting kedua nanti akan saya umumkan ya. Kamu siap-siap aja dulu, semoga lancar dan sukses."

"Baik pak terimakasih, saya pamit undur diri."
























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sparkling ; shinjae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang