05 Sebuah Pilihan

203 30 1
                                    

Kimberly tidak mau pasrah dengan takdir, dia tidak mau menyianyiakan hidupnya dengan kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kimberly tidak mau pasrah dengan takdir, dia tidak mau menyianyiakan hidupnya dengan kesedihan. Dia memutuskan untuk melepas apapun yang berhubungan dengan Leo dan dia juga memutuskan untuk menerima River.

“Lo gak kesambet?” 

Pertanyaan tersebut hanya di jawab senyuman hambar Kimberly yang sedang sibuk menyeret koper nya ke ruang tengah apartemen milik Zara. 

“Maju kena, mundur kena. Kalo gue nggak terima River, Mama gue mungkin bakalan sibuk cariin gue jodoh.”

“Jadi lo pasrah aja gitu?”

“Gue sih pengennya kabur, ganti nama, punya kehidupan baru. Tapi masa iya gue harus sampe segitunya? Gue pengen buktiin sama Leo kalo masih ada laki-laki yang mau terima gue.”

Zara tergelak, “Lo yakin bakal bisa bales perasaan River?”

“Bakalan sulit sih, gue harus adaptasi dan serumah sama orang yang tiba-tiba aja ngelamar gue, walaupun gue sama River dulunya deket banget, tapi kita pisah juga lama banget. Gue sampe udah lupa wajah dia kayak gimana.”

“Kalo dia akhirnya cuma mau jahatin gue, ya gue jahatin balik.” Kimberly menambahkan ucapannya. 

Zara mengambil minuman dingin dari kulkas dan memberikannya satu kepada Kimberly, “Mama lo udah tau?”

Kimberly menggeleng, “Belum gue kasih tau, besok aja.”

Untuk sementara waktu Kimberly akan menetap di apartemen Zara. Di atas kasur milik temannya, ia menatap langit-langit.

“Dari dulu, River nggak pernah macem-macem sama gue. Dia bukan tipe cowok yang gimana-gimana, bahkan selalu ngalah sama gue. Gue sebenernya selalu paham sama kode yang dia kasih buat nyatain perasaannya sama gue, tapi gue milih bodo amat karena emang gue nggak ada perasaan sama dia dan gue lebih nyaman anggap dia sebagai abang gue.” Kimberly bermonolog.

Dulu, Kimberly selalu sadar dengan perlakuan River kepadanya. Setelah dia menginjak dewasa dia paham maksud lain dari River. Kimberly ingat saat lelaki itu harus menerima beberapa jahitan di bawah matanya akibat kecerobohan Kimberly. Dia merasa bersalah dan takut bertemu dengan River, dia takut lelaki itu akan marah kepadanya.

Kimberly merengek kepada ibunya agar diantar ke rumah River, dia memaksa ibunya juga untuk membuatkan kue lumpur, makanan favorit lelaki tersebut. 
Saat itu River baru kelas sepuluh SMA, dia tersenyum di balik jendela kamarnya saat Kimberly datang untuk menjenguk. 

Semua kenangan itu Kimberly ingat kembali.

“Awas aja kalo lo sebenernya mau niat jahat sama gue.”

Ponsel berdering dan seperti biasa, tidak akan ada yang menghubunginya selarut ini selain Ibunya atau Leo.

“Halo, Ma?”

“Gimana Kim, gak usah lama-lama mikirnya, kasian River.”

“Mama nggak kasian sama aku? anak orang kok dipikirin.”

Hidden Melody Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang