Sembodo beranjak ketika lampu padam di atas pintu ruang operasi. Perlahan-lahan hatinya seperti menggantung, ia menoleh ke arah suara heboh yang berlari.
Kerutan penuh tanda tanya tersembul di wajah kasarnya.
Jo terengah-engah saat dekat dengannya, "Kamu tenang dulu, ada yang ingin aku bicarakan."
Pintu ruang operasi terbuka, Sembodo melihat ke arahnya. Tampak wajah-wajah muram dan pucat menghiasi.
"Di mana Anggar?"
Kalua menatapnya, "Di ambil pergi empat jam lalu."
Sembodo termenung lima detik, kakinya bergerak berlari ke arah pintu keluar, "Hei, tunggu!" teriak Jo mulai mengejar.
Boga dan Mate menggelengkan kepalanya, "Perasaan ku saja ataukah kamu liat kilasan di mata Jo?" tanya Kalua pelan memandangi kepergian mereka berdua.
"Jo mencintai Sembodo, bodoh!"
Kalua terkejut dengan menatap ngeri, "Apa kamu bilang?" tanyanya kepada mereka berdua.
Tepukan pelan di bahu berikan pertanyaan lebih banyak di kepala Kalua. Boga dan Mate pergi tinggalkan bersama perawat lainnya ke arah pintu keluar.
Sejak kapan?
Mengapa?
Apa yang terjadi?
Pertanyaan yang memusingkan isi kepala Kalua lalu bergetar jijik di seluruh tubuhnya. Ini sangat tak terduga pikirnya.
"Tunggu aku."
Teriakan Kalua di sambut keheningan yang dingin tetapi Kalua tidak mempermasalahkan. Tujuan utama pergi ke ruang pertemuan khusus di lantai paling atas rumah sakit.
Sesampainya di sana terjadi perdebatan yang sengit, Kalua duduk sedikit jauh untuk mengamati.
"Bagaimana bisa kalian menjadi bodoh hanya karena di todong pistol? kalian bukan orang kemarin sore."
Boga menarik tangan Mate untuk sedikit mengingatkan, "Ada perawat di ruangan itu, Sembodo. Ayolah, ini bukan masalah besar," kata Mate kencang.
"Apa katamu?"
Jo mengambil posisi di tengah-tengah mereka, "Tenanglah kalian. Ini bukan saatnya mencari seberapa cepat tapi pikirkan siapa pelakunya?"
"Anjani," celetuk Kalua bebas, semua mata terarah kepadamu. Boga ingin memukul kepala Kalua yang mudah memutuskan, "Kalua, kamu membuat ricuh."
"Tapi itu benar."
Mata melotot secara bersamaan, Kalua mengangkat sedikit bahunya. Ia tidak merasa salah, "Coba kalian pikirkan. Anggar di kirim oleh Anjani dengan maksud mengacaukan hidup Sembodo tetapi Anjani salah perhitungan. Sembodo malah menikahinya alih-alih membuatnya jadi proyek klien sebagaimana lainnya."
Penjelasan panjang lebar Kalua membuat semua memikirkan keuntungan dan kerugian Anjani.
"Di mana Anjani sekarang? apakah ada yang tahu?" tanya Sembodo kencang memutus aliran pikiran pro dan kontra semua orang.
"Hanya Ge yang tahu." Boga mengusap lehernya yang kaku, "Ge mencintai Anjani, dimana ada Anjani di situ ada Ge," lanjutnya membeberkan rahasia lama.
"Ge?"
Mereka terdiam demikian juga Sembodo, Ge merupakan tangan kanan Sembodo di masa lalu. Entah apa yang terjadi, Ge terlibat dalam kematian Cynthia. Namun, tidak ada bukti.
Mate menghela nafasnya, jarinya mulai mengetik mencari posisi keberadaan Ge. Seingatnya Ge memiliki rumah di pesisir pantai dalam.
Sembodo berusaha sangat tenang, diambilnya satu batang rokok untuk di nyalakan. Jo berinsiatif membuka kaca balkon, udara cepat mengisap asap rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fantasy Pet
FantasyBaca saja Note. Slow update Start. 13-02-2024 Finish. Kalau mood