"Kita udah kayak detektif deh" celetuk Bintang seraya terkekeh.
"Detektif abal abal!, tapi gak papa sih. Demi tuntasin kecurigaan gw juga" balas Bima dan mereka tertawa bersama.
"Kalo seandainya kecurigaan gw benar nanti lo gimana?" tanya Bima.
"Gimana apanya?" Bintang bertanya kembali yang membuat Bima mendelik kesal.
"Maksud gw respon lo nanti gimana?" jelas Bima.
"Lihat aja nanti, mereka udah berani main main sama gw"
"Belum tahu aja gw siapa" sambung Bintang.
"Kalo gw sih udah tahu!" celetuk Bima.
"Ya karena lo tangan kanan gw bodoh!!" geram Bintang.
"Loh ada tamu ternyata?" ucap seseorang yang berhasil mengalihkan perhatian keduanya.
"Om duda?, ada apa om tumben kesini?" tanya Langit, ya orang tadi adalah Langit dan Rembulan.
"Kalian?" gumam duo B.
"Kamu kok bisa bareng Langit?" tanya Bintang kepada Rembulan.
"Eum itu tadi kita kebetulan ketemu di mall jadi mutusin buat pulang bareng" balas Rembulan.
"Kamu habis dari mall?" tanya Bintang kepada Langit.
"Iya yah, tadi aku sama teman teman aku pergi ke mall sepulang dari kampus" balas Langit.
Bintang dan Bima saling memandang satu sama lain seolah sedang berbicara lewat batinnya, mereka sedikit curiga dengan kedua orang di depannya itu. Langit pergi ke mall?, lantas siapa orang yang sudah mengendarai mobil Langit dan pergi menuju hotel Mega?. Apakah mobil Langit di pinjam oleh temannya?, tetapi itu sangat tidak mungkin. Kalaupun iya mobil Langit di pinjam sama temannya lalu kenapa bisa ada mobil lain yang mengikuti mobil Langit?.
"Kamu perginya naik mobil?" tanya Bintang.
"Iya yah, kenapa emang?" Langit balik bertanya.
"Kamu ke mall berempat?, pakai mobil kamu?"
"Iya yah, Ari, Topan, sama Petir numpang di mobil Langit" jelas Langit.
"Heh mau main main rupanya?" batin Bima.
"Bima udah dari tadi di sini?" tanya Rembulan.
"Tidak juga nyonya, saya baru 30 menit disini" bohong Bima.
"Om duda ada kerjaan sama ayah?" tanya Langit.
Langit dan teman temannya memang sudah mengenal Bima sebagai Sekertaris ayahnya, Langit dan Rembulan hanya mengenal Bima sebagai asisten juga sekertaris ayahnya. Langit dan teman temannya memanggil Bima dengan sebutan Om Duda karena mereka setahu mereka Bima itu duda.
Bima memang banyak bekerja untuk keluarga Bintang, terutama khusus untuk Bintang. Bima bekerja sebagai asisten, sekertaris, juga tangan kanan Bintang.
"Iya tuan muda, saya punya sedikit urusan dengan tuan Bintang" jelas Bima.
"Kok pakaian kamu berbeda sama apa yang kamu pakai siang tadi, Rembulan?" tanya Bintang setelah tersadar ada yang sedikit berbeda dari penampilan istrinya itu, ternyata pakaian yang di pakai istrinya sangat berbeda dengan pakaian yang di pakai waktu pergi ke mall.
"Eum aku ganti baju mas, tadi waktu aku makan makan sama teman aku di salah satu restoran yang ada di mall ada anak kecil yang gak sengaja nabrak aku dan ice cream yang di pegang anak itu tumpah ke baju aku. Jadinya aku ganti baju, ini baju juga beli di mall waktu shoping" jelas Rembulan, namun matanya melirik ke arah Langit dan hal itu tertangkap basah oleh duo B.
"Maaf nyonya bolehkah saya bertanya?" celetuk Bima.
"Boleh Bima, ingin bertanya tentang apa?" tanya Rembulan.
"Tadi nyonya bilang habis shoping di mall kan?, terus kemana belanjaan nyonya?, saya lihat nyonya tidak membawa apa apa selain pulang bersama Langit" tanya Bima sesopan mungkin.
"Eum itu om duda, ibu di jambret waktu kita berhenti di supermarket dekat mall" jelas Langit.
"Supermarket?, kalian ngapain kesana?" tanya Bintang bingung.
"Aku haus sayang, jadi meminta Langit untuk singgah di supermarket sebentar" jelas Rembulan.
Walaupun penjelasan dari Langit dan Rembulan tidak masuk akal, namun Bintang dan Bima percaya percaya saja akan hal itu biar dua orang senang benak mereka berdua.
"Ya sudah saya permisi pulang dulu ya tuan, nyonya, dan tuan muda. Ini sudah sangat malam dan saya rasa saya harus pulang" pamit Bima.
"Iya, hati hati di jalan" ucap ketiganya.
"Kalo gitu aku mau pergi ke kamar aku juga yah, mau bersih bersih udah lengket nih badan" ucap Langit.
—————
Pagi harinya Langit dan kawan kawan sudah berada di kampusnya dikarenakan akan ada kelas pagi, baru saja sampai di gedung anak FK mereka melihat adanya pembullyan yang di lakukan oleh beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas lain.
"Masih berani datang ke kampus ternyata jalang satu ini" ucap salah satu mahasiswi yang terkenal suka membully.
"Gak tahu malu banget yah si Reni, udah jadi simpanan Pak Bowo masih berani datang ke kampus" celetuk mahasiswa lainnya.
"Iya!, mana udah pernah hamil dua kali. Dasar murahan!!" teriak salah satu mahasiswa di balas dengan teriakan lainnya dari teman temannya.
"Reni duitnya masih kurang gak?, mau jadi jalangnya gw gak?. Gw bayar dua juta sekali main deh" teriak mahasiswa yang bernama Amar yang terkenal akan kebrengsekannya.
"Pasti udah segede lobang sumur tuh memeknya" dengan kurang ajarnya Amar berkata seperti itu tanpa di filter dahulu mulutnya.
"Athur kok lo diam aja sih gak ikut bully orang yang udah bikin rumah tangga ibu lo hancur?" tanya teman Athur.
Athur dan teman temannya memang ada di tempat kejadian sedang melihat Reni yang di bully oleh mahasiswa lainnya, akan tetapi Athur hanya melihat tidak ikut andil dalam membully Reni.
"Ngapain?, tangan gw bisa kotor karena habis sentuh jalang kecil seperti dia" balas Athur menatap Reni penuh kebencian.
"Seorang bajingan sama pelacur emang cocok. Sama sama gak tahu diri" sambungnya.
"Kasihan ibu gw udah dapat bajingan macam Bowo" kesal Athur mengingat kelakuan ayahnya.
"Jadi lo gak mau bully nih anak?" tanya Amel, mahasiswi yang terkenal suka membully.
"Gak!, najis gw sentuh dia!!" geram Athur.
"Kalo lo gak mau bully nih jalang biar gw aja yang bully gimana?" tanya Amel.
"Terserah" acuh Athur.
Amel menganggap itu sebagai jawaban iya, dan selanjutnya Amel dan antek anteknya membully Reni habis habisan diikuti mahasiswa mahasiswi lainnya yang kesal karena ulah Reni nama kampus mereka menjadi buruk. Amel membully Reni dengan beberapa tindak kekerasan di sertai cacian hinaan dan pelengkap lainnya. Air got, air pel, terus busuk, muntahan anjing, semuanya menempel di badan Reni yang membuat sekitarnya tercium aroma yang sangat busuk sampai sampai beberapa dari orang di sana ada yang memilih pergi dan memuntahkan isi perutnya akibat dari bau yang sangat busuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Adalah Pacarku
Teen FictionTentang laki-laki bernama Blue Sky atau yang kerap di panggil Langit, laki-laki berusia 23 tahun yang harus mendekam di penjara disebabkan karena perbuatan buruknya. Langit yang menjalin hubungan gelap dengan ibunya sendiri selama 6 tahun tanpa sepe...