CHAPTER 4

17 0 0
                                    


Senyum riang Jin Jian segera hilang ketika dia melihat Bai Bo yang sedang dirundung oleh murid-murid lain. Jin Jian dapat melihat Bai Bo yang mencoba mempertahankan diri untuk tidak terjatuh ke dalam sumur besar yang memang sengaja dibuat oleh Jin Jian asli untuk sumber air karena dulu sebelum dia punya murid, Jin Jian asli terlalu malas untuk pergi ke sungai.

Pakaian yang dipakai Bai Bo sudah penuh dengan debu dan compang camping, Jin Jian tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah dilakukan anak-anak nakal itu pada Bai Bo.

Belum sempat Jin Jian melerai, Bai Lu sudah lebih dulu berlari ke arah mereka dan mencoba menyelamatkan Bi Bo yang membuat gadis itu justru tercebur masuk ke dalam sumur. Beruntung Jin Jian yang sudah berlatih siang malam selama dua bulan ini bergerak dengan cepat melemparkan jaring emas, salah satu ilmu yang sangat dikuasai oleh Jin Jian asli untuk menangkap tubuh gadis itu sebelum benar-benar masuk ke dalam air.

"Bai Lu!!" Bai Bo segera menangkap tubuh bai Lu yang diturunkan oleh Jin Jian ke tanah.

Di belakang tubuh Bai Bo, ke lima anak yang mengganggu Bai Bo berdiri ketakutan karena melihat shizun mereka menatap mereka dengan murka. Selama ini anak-anak itu berani mengganggu Bai Bo salah satunya adalah karena shizun mereka tidak pernah bereaksi apapun ketika mereka melakukannya, tapi sepertinya karena orang yang hampir menjadi korban adalah Bai Lu, murid kepercayaannya makanya shizun mereka sekarang murka.

"Sepertinya shizun sudah salah mendidik kalian berlima, shizun sudah gagal." Jin Jian memandang ke lima anak yang tidak lebih dari 15 tahun tahun itu dengan pandangan kecewa, Jin Jian tahu jika perbuatan mereka adalah plot yang ada di dalam buku tapi melihat dan mengalaminya sendiri tetap membuat JIn Jian jijik.

"Shizun, tolong ampuni kami!" Kelima anak itu berlutut di tanah memohon ampun pada Jin Jian.

"Tidak, ini semua salah shizun, sepertinya shizun tidak lagi pantas menjadi shizun kalian. Temuilah Li Zheng shizi dan katakan padanya jika shizun menurunkan kalian berlima dari gunung san." Jin Jian berbalik pada Bai Bo dan Bai Lu yang kini sudah berdiri dan memandangnya, "Kalian berdua, ikut dengan shizun sekarang." Ujarnya seraya berjalan meninggalkan termpat tersebut.

Di belakangnya Jin Jian dapat mendengar kelima anak itu masih berteriak memanggil dirinya dan memohon ampun, tapi Jin Jian tetap melangkah karena dia tahu jika kelima anak itu adalah anak yang nantinya akan menjadi orang pertama yang Bai Bo bunuh saat anak itu dewasa, lebih baik menurunkan mereka dari gunung selama masih ada kesempatan.

"Shizun..." Jin Jian melirik ke arah sumber suara, disamping kirinya berjalan dengan tertatih Bai Bo dengan pandangan khawatir. "Jika shizun marah, tolong hukum murid bodoh ini saja, jangan libatkan Bai Lu. Murid bodoh ini akan menerima semua hukuman shizun."

Jin Jian berhenti dan menatap Bai Bo yang balik menatapnya dengan ketakutan, "apa kamu melihat shizun mu ini sebagai monster?" Ujar Jin Jian pelan karena tidak ingin Bai Bo yang berdiri tidak jauh dari mereka mendengarnya.

Bai Bo menggeleng kuat, tapi Jin Jian tahu pasti jika anak itu memang memandangnya sebagai monster, terlihat dari tubuh Bai Bo yang sedikit bergetar menahan rasa takut.

"Sudahlah." Jin Jian menyerah, sepertinya kali ini juga bukan waktu yang tepat. "Bai Lu, tolong bawa Bai Bo ke kamar dan obati luka-lukanya, shizun lelah." Jin Jian kemudian kembali melangkah dan meninggalkan Bai Bo yang memperhatikannya dengan tatapan bingung.

Sudah dua bulan ini gurunya itu bersikap aneh, mulai dari membakar labolatorium, tidak pernah lagi menyiksanya, tidak membiarkan dirinya di rundung- ya, Bai Bo tahu jika sudah berkali-kali shizun nya itu menolongnya diam-diam. Bai Bo takut jika ini hanya tipu muslihat shizunnya, dia tidak mau percaya pada kebaikan shizunnya dan kecewa di kemudian hari sehingga membuatnya terus-menerus menghindari shizunnya itu.

MY DISCIPLE HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang