Aku.

2 0 0
                                    

Hari ini, Hari senin tanggal 18 Februari 2019.
Upacara didirikan di sekolahku, SMA negeri 2.
Cuaca, Panas.
Dan aku? Tertekan.

Untung saja kali ini aku dipilih sebagai petugas upacara, bagian baca doa.
Karena pembaca doa ditutup oleh pohon, mungkin pohonnya mau ikut doa, gatau.

"Dan Acara Terakhir, yaitu pembacaan doa."
Terdengar suara mc upacara di speaker, dan aku pun serentak membaca bagianku.
Walaupun agak susah bicara sedikit, tapi upacara kali ini berjalan dengan lancar.

Setelah upacara selesai, aku pun beranjak kepada gerombolan kelasku,
Dan berlari kearah temanku, lita.

"Lita!"
Teriakku

Aku mendekati Lita dari belakang, dan daguku ku sandarkan di pundak kanannya.
Dan tanpa ia sadari, aku menggigitnya.

"Akh!"
Pekiknya

"Ih! Kebiasaan!"

Aku pun hanya bisa cengengesan, kalo kata Lita, senyum psikopat.

"Eh, Lit"
Panggilku

"Ya, apa?"

"Kamu tau ga, kenapa anak yatim pergi ke gereja?"

"Hah?"
"Gatau"

"Supaya ada yang bisa mereka panggil bapak"
Kataku sebelum berlari ke arah kelas meninggalkan Lita yang sedang kebingungan.

°°°

Iya, inilah aku.
Namaku.. emm.. sebut saja dewi.
Nanti ku spill kok namaku, tapi belum sekarang.
Aku adalah seorang manusia, bukan alien.
Aku selama ini merasa memiliki adhd, tapi gapernah ngecek, jadi.. gatau.
Disekolahku aku termasuk orang sibuk, ea.

Hobiku? Gigit temen.
Kamu ga salah baca
Aku suka gigit temenku.
Sampai-sampai ada temanku yang kebal dari gigitanku saking seringnya kugigit.
Gila? Mungkin.
Bodoh? Gatau.
Jorok? Eeeeee.

Aku tuh, hobi banget gangguin temenku.
Mereka lagi selonjoran? Ku dudukin.
Mereka lagi makan? Ku ambil.
Mereka lagi duduk anteng? Ku gigit.

Tapi entah kenapa ga ada yang benci sama aku, mungkin, gatau.
Aku kurang peka sama dunia, mungkin kalian udah paham, gatau.
Kurang peduli juga, hehe.

Dan aku.. mengidap erotomania, atau bisa dibilang juga, halu berlebih.
Saking lebihnya, sampai-sampai aku tidak sadar, bahwa yang menyukaiku bukan dia, tapi temennya.

Kenapa ku beritahu semua ini sekarang? Karena menurutku, ini akan menjadi poin penting bagi kisah ini, gatau.
Oh iya, aku ada kebiasaan suka manggil orang dengan panggilan "kak", walaupun adek kelas. Gatau, suka aja.

°°°

Hari ini sudah berubah menjadi esok hari, atau bisa dibilang sekarang hari selasa, 19 Februari 2019.
Mungkin kalian membaca ini dimasa depan, atau mungkin di masa lalu?
Yang jelas, perlahan-lahan, ini akan menjadi diary ku.
Kalau aku niat.

Seperti yang sudah kusebutkan, aku itu termasuk orang sibuk.
Bukan karena osis, tapi bisa dibilang
.. aku asisten guru.
Capek sih, tapi ya.. biar bisa bolos ipa, hehe.

Sekarang, jam 09.12
Terdengar di speaker kelas, bahwa namaku telah dipanggil.

"Untuk ananda Dewi, untuk segera ke ruang guru, sekarang juga."
Sepertinya itu suara dari Pak Hilmi, ketahuan dari suaranya yang cempreng, walaupun dia laki laki yang jantan. Dan dari jantan maksudku, dia guru olahraga.

"Oit, Dewi"
Panggil Ruu, salah satu /beban/ teman dekatku.

"Hah- apaan?"
Jawabku setengah bangun.

"Dipanggil noh"

"Ruang guru?"
Tanyaku, yang dijawab dengan anggukan oleh Ruu.

Ruu adalah temanku sejak SMA, bisa dibilang baru kemarin karena aku masih kelas 11.
Dia itu.. orang Jepang yang nyasar.
Aku pun bingung.
Bukannya bicara bahasa jepang, malah pake bahasa sunda. Kan agak laen.

Aku pun beranjak untuk berdiri, walaupun agak menyakitkan, karena aku memiliki sedikit masalah pada tulang ekorku, dan.. kurang peduli sih.
Aku mengambil dokumen berwarna kuning dan hijau dari dalam tasku, dan mulai berjalan ke lantai 3, ruang guru.

Kalau boleh jujur, sebenarnya merepotkan banget ke ruang guru, kenapa? Karena kelasku di lantai 1, sedangkan ruang guru dilantai 3.

Akupun melewati Lorong, Menaiki tangga, dan sampai pada lantai 3.
Sebelum menuju ruang guru, aku pergi ke kelas Ipa-1.
Kelasnya si Dia.
Ngapain? Mau jitak seseorang bernama Lita.

"Woi"
Sapaku dengan penuh keramahan.

Semua penghuni kelas tersebut menghadap kepadaku, dan lanjut mengerjakan apa yang sebelumnya mereka lakukan, seakan-akan mereka tahu apa yang akan terjadi.
Tapi kok bisa sih? Padahal kan ga setiap hari aku kesini, tapi setiap detik.

"Lita-chan~"
Kataku sambil mendekati mejanya Lita

"Ih apaan sih! Merinding tau!"
Ucapnya sambil melambai lambai seakan-akan ingin mengusirku.

"Ih jahat banget sih"
Balasku dengan memonyongkan bibir, dan menyatukan kedua jari telunjuk ku.

"IHH! Pergi sana!"
Usirnya dengan penuh ke jijik an di wajahnya.

"Jahat! Lita jahat!"
Ucapku sambil berjalan ke arah pintu keluar.

°°°

"Hmm.."
Gumam seorang wanita berumur 30-an, sedang memegang pulpen dan di hadapannya terdapat kertas.

"Apa ya.. selanjutnya?"
Tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Mak!"
Teriak seseorang di ruangan sebelah.

"Iya, nak.. sebentar"
Ucap wanita tersebut sebelum berdiri dari duduknya, dan berjalan ke arah anaknya berada.

Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang