Kamu.

0 0 0
                                    

Ketika Aku sedang merekam, aku menyadari bahwa ia sedang memerhatikanku, tapi aku bodo amat. Aku gatau namanya juga.

"We ayolaa, cepetan mau ngerekam ne"
Triakku, menginstruksikan dekel dekel dajjal ini.

"Woi alvin! Ayo!"
Teriak seseorang, ternyata orang ini namanya Alvin, semoga ga lupa.

Aku pun mulai merekam anak-anak ini, dan setelah 25 menit, aku istirahat dulu.
Waktu itu, tempat kami sedang di lapangan, dan fyi, sekolahku 3 lantai.

Aku melihat ke arah kelas Lavi, gapapa ngeliat aja. Waktu itu, aku ngeliat ada dia. Dia berada di kursi dekat jendela, sedangkan aku menatapnya.
Kalo gasalah, nama nya adalah Dino, Juara 1 Olimpiade MTK senasional, dan tahun ini akan berangkat ke Thailand untuk Olimpiade Internasional.
Keren emang, udah berapa kali aku lihat mukanya dipampang di brosur, sudah muak.

Dibelakangnya, ada Kamu.
Kamu, orang yang bisa bikin diriku yang cool ini, menjadi alay jamet, sumpah nyesel dulu.
Aku menatapnya, tapi entah kenapa aku melihat ada yang menatapku juga, mungkin cuma feeling.
Saat itu, aku mikirnya kamu ganteng banget, like, the most handsome one of all.
Engga juga sih, tapi yaa.. kamu ganteng dimataku. Walau kata teman-temanku kamu red-flag burik, pendek.
Bener sih, soalnya walaupun aku pendek, kamu tetap lebih pendek dariku, tapi aku tidak peduli. Bodoh emang.

Aku ngeliat ke arah mu sebentar, kemudian lanjut merekam.
Aku memasang muka straight face. Walaupun di dalam hati aku sedang salto sambil jungkir balik.

° ° °

Pada waktu istirahat, aku pun berlari ke kelas Lavi, mau minta makan.

"Pe." Ucapku sambil memasuki kelas tersebut.

"Wa'alaikum salam!"
Saut seseorang di ujung.

"Sok asik lo"
Jawabku

"Asik asikin aja laa"

Aku pun berjalan mendekati meja nya Lavi, anehnya tidak ada penghuni nya. Aku pun melihat ke arah teman duduknya, "Pe, bang".
Fyi, Teman duduknya Lavi adalah si Dino itu, aku juga gatau kok bisa orang sepinter itu duduk dengan Lavi yang.. ah sudahlah.

Karna dikacangin, aku pun memutuskan untuk duduk di kursinya Lavi, dan mulai merogoh tas nya untuk mencari kotak bekal nya.

Setelah menemukan kotak bekal bermerek Taperwer yang berwarna pink tersebut, aku melirik ke arah Dino, yang sepertinya asik sekali melihat sesuatu di luar jendela.

Aku pun mendekat ke arah telinganya, ternyata dia pakai earphone. 'Pantesan budek' pikirku.

Kutarik sebelah earphonenya, dan berbisik di telinga nya,
"Liatin apa sih? Khusyuk amat"

Ia pun menatap ke arahku dengan komuk yang, eeee, kaget iya, jijik iya, heran juga iya.

"Kamu siapa?" Tanyanya

"Jodohmu" Paparku dengan wajah tanpa dosa, sebelum pergi ke kelasku untuk makan bekalnya Lavi.

° ° °

"Cok capek banget, wajib kah ketua kelas kumpul setiap hari??" Komen Lavi, lelah dengan rapat ketua kelas yang hanya membahas meme doang.

"Gapapa deh, yang penting hari ini bekalku pake taperwer kesayangann!!" Gumamnya, sambil berjalan kegirangan layaknya seorang wanita, padahal dia pejantan lho.

Sesampainya di meja nya, ia pun mencari keberadaan taperwer pink kesayangannya.

'Cok? Hilang kah??' Pikirnya.

Dino yang menyadari keberadaan Lavi pun, memanggilnya, "Eh, Lav."

"Yaa?? Kenapa?? Bentar din, gue lagi nyari kotak bekal"

"Tadi ada cewe dateng ke sini, ngambil bekal mu"

"HAH"
"DEWI SIALANDDDD" Pekik Lavi, yang sepertinya terdengar satu sekolah.

Sedangkan dewi, yang sedang menikmati sushi bento di taperwer berwarna pink, tidak sengaja menggigit lidahnya
"Kok Feelingku ga enak ya?"

° ° °










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang