BAB 5.4

1.1K 127 10
                                        

Pertama-tama aku minta maaf ya karena ga update semalem😔🙏🏻

Padahal dah bilang mau update😭

Oke kita cus langsung aja

Happy reading all!

Oh iya satu lagi

Semangat senam jantungnya!

Semangat senam jantungnya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku Yojung. Bukannya membuat tenang malah menambah keributan," ucap Aera.

Kini kedua tengah duduk di bangku panjang yang berada di lorong kamp militer.

"Tak apa," sahut Yojung pelan.

Hening, keduanya diam dengan pikiran masing-masing. Aera mendongak ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Tidak lama kemudian ia mengaduh pelan saat kepalanya dijitak keras.

"Dasar! Tidak bisakah kau menahan emosimu sebentar."

"Sakit! Hei kenapa hanya aku yang terus dimarahi! Marahi mereka juga!" Dengan dengusan sebal Aera menatap tak bersahabat pemuda yang barusan datang itu.

"Jangsoo sudahlah, jangan marahi Aera," ujar Yojung berusaha menengahi. Ia tidak mau ada pertengkaran lain di sini.

"Dia memang harus ditegur, emosinya itu terus meluap-luap seperti letusan gunung berapi," sindir Jangsoo dengan terus menatap Aera. Aera pun membalas tatapan tersebut, dengan perasaan dongkol lantas bangkit dari duduknya. Melengos pergi setelah membalas jitakan Jangsoo.

Habis menggerutu sepanjang jalan sampailah Aera pada tempat yang ia tuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis menggerutu sepanjang jalan sampailah Aera pada tempat yang ia tuju. Bersandar pada batang pohon besar ia menengok  kanan-kiri guna memastikan tidak ada yang melihat. Lantas merogoh saku celananya—keluarlah pemantik api serta satu slop rokok. Mengapit satu batang di antara jemari lentiknya ia kemudian menyulutnya.

Bergaul dengan Bora dan Ilha membuat Aera pun penasaran dan menjadi perokok pula. Kendati begitu ia hanya menghisap beberapa batang dalam sebulan. Hanya jika sangat ingin seperti sekarang. Itu pun dengan sembunyi-sembunyi dari keduanya.

Merogoh saku lain celana Aera mengeluarkan obat-obatan yang terbungkus rapi kotak kecil. Hembusan asap rokok mengepul ketika ia menghembus napas berat. Hanya 3 butir tersisa untuk meredakan nyeri jantungnya yang suka mendadak datang.

DAS : VIVA LA VIDA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang