-lumrah!-

18 7 1
                                    

-Bab 4-

   langit masih gelap,si jago pun belum berkokok saat itu.

Belum ada satupun orang yang beraktivitas,jalanan masih sepi,mereka masih menikmati dunia mimpi.

[03:11]
Telepon rumah sang wakil berdering,sang wakil yang baru saja bangun berjalan sempoyongan menghampiri telepon rumahnya itu.

"Lapor,serangan ketiga baru saja mengenai bagian samping benteng,"Ucap seorang dari balik telepon

NightD tidak hanya mendengar suara sang penelepon,ia juga mendengar suara gemerincing air dan suara kericuhan orang berlalu lalang disana.

Sang wakil menjadi tegap dan mencoba lebih fokus untuk mencerna sebaik mungkin semua isi percakapan ini,"Baik,hanya itu?,corazon?"Tanya Sang surai coklat

"Kami juga menerima sepucuk surat dari seseorang,aku telah mengirimkan surat itu kekediamanmu,tunggu saja."Seseorang yang digadang-gadang sebagai corazon itu menjelaskan.

Tak berselang lama,pintu rumah milik sang wakil diketuk.

Sang wakil berjalan menuju pintu keluar,membukakan pintu lalu menerima surat yang dibawa oleh tukang pos yang masih menggunakan sepeda karatnya.

"Terima kasih pak,"NightD berterima kasih,lalu dijawab anggukan oleh si bapak.

Ia menutup pintu lalu kembali ke teleponnya.

NightD membuka surat itu, membacanya rinci dan seksama.Ia tidak ingin melewatkan sepatah kata dari surat itu.

"Surat ancaman ya.."Gumam nightD

"Ya seperti itulah,sudahkah kau menghubungi sang ketua?"tanya corazon

"Belum,aku akan menghubunginya nanti"

"Baiklah,jikalau begitu aku pamit,"pamit corazon

"Silahkan."Ucap nightD,lalu corazon mematikan sambungan.

NightD berada di meja kerjanya,membaca sembari mencari arti dari surat itu.

Pena yang sedari tadi mencatat tetiba berhenti dengan cepat,meninggalkan tanda goresan di kertas.

Wajah nightD pucat pasi,tangannya gemetaran dan keringat bercucuran dari dahinya.

Ia meninggalkan berlari meninggalkan ruang kerjanya,meraih telepon dan menelepon sang ketua sesegera mungkin.

"Nelson–"

"Aku tau tentang surat itu,corazon memberi tahuku."Potong sang ketua

Sang wakil menghela napas lega,menenangkan diri lalu kembali kepada teleponnya.

"Itu bukan surat ancaman Night.."

"Itu adalah surat pemberitahuan."Sang ketua melanjutkan kalimatnya

Sang wakil mengiyakan sang ketua,dan mereka berdua setuju untuk bertemu besok pagi,di bangunan inti.

                              •  •  •

  Semua orang berkumpul,semuanya entah anak kecil hingga lansia berada disana.

Mereka tengah menyaksikan sang ketua yang naik keatas sesana.

Pagi ini NightD telah menyampaikan kepada para bawahan untuk menyiapkan sebuah lahan kosong dan menyiapkan brosur atau apapun itu untuk mempromosikan pidato mereka.

Keadaan sangat ricuh disana,mereka tidak tau apa-apa tentang ini semua, mereka hanya tau kenapa banyak sekali serangan dari sisi-sisi benteng.

"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya harap tenang!"Seru Beaconcream

Tidak ada yang merespon ucapannya dan semuanya kembali ricuh.

"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya harap tenang!"Beaconcream kembali berseru tetapi dengan lebih keras,diikuti suara lonceng yang berdengung kencang.

"Baik,terima kasih."Beaconcream berterima kasih atas respon masyarakatnya

"Sebelumnya,saya disini ingin bertanya,adakah salah satu dari kalian tau mengapa kita dan kubu lainnya bermusuhan?"Tanya sang ketua

Semuanya menggelengkan kepala dan sesekali menjawab tidak.

"Tidak ada yang tau?,baiklah."

"Saya berdiri disini ingin menyampaikan,bahwa kemungkinan besar kita akan kembali menjalani masa peperangan,terutama dengan kubu Elbonia!"

"Kalian–"

Keadaan kembali ricuh mempertanyakan mengenai maksud sang ketua,semuanya tampak tak siap untuk itu.

"Kalian tau mengapa benteng kita terus menerus diserang?,itu adalah ulah Elbonia!"seru Beaconcream dengan keras

Semua orang kembali diam membisu,tidak ada seorangpun yang berusaha berbicara,semuanya hanya diam.

"Kami disini untuk mengimbau para masyarakat untuk bersiap-siap akan peperangan yang akan datang!"

"Kami akan melindungi kalian,tenang saja."ucap Sang ketua lalu berbalik badan dan pergi.

Semua orang masih diam.Bagaimana bisa pidato sesingkat itu?,tetapi ini adalah hal genting bagi masyarakat.

Semua orang berhamburan pergi dan mulai membahas pidato tadi dengan serius.

Semua orang khawatir dan kaget mendengar itu,bagaimana tidak,awal mulanya hanya ada beberapa serangan dan peperangan?,yang benar saja.

[01:12]
Setelah pidato tadi,sang ketua dan ketua pergi meninggalkan tempat itu.

Mereka melewati sebuah pasar induk di plankpolitan,sang ketua senang berada disini,walau hanya melihat dari balik kaca mobil sang wakil.

"Bagaimana dia bisa menjadi seorang pemimpin?,usianya begitu muda!,sungguh bocah ingusan!"Seorang wanita paruh baya berbisik.

Sang ketua mendengar itu,toh ibu itu berbisik-bisik tepat disamping mobilnya.

Ia hanya diam.Ibu itu benar, Beaconcream begitu muda untuk ini,umur dan pengalamannya belum matang sempurna.

Semua orang mulai mempertanyakan mengenai keberhasilan sang ketua menjabat di negara ini.

Miris.

Peradaban.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang