Berguru pada sang Master

279 16 20
                                    

Part 6




Happy reading..





Sebulan yang lalu…..

Steve tahu kalau ia adalah seorang lelaki dan tidak seharusnya curhat- curhatan tentang asmaranya pada teman seperti yang dilakukan gerombolan perempuan penggosip di kelasnya. Tapi Jay terus saja mengganggunya dan memaksanya untuk bercerita. Jay mengancam akan membeberkan Steve yang memperkaos si Ben. Steve pasti langsung lemas kalau mengingat kejadian itu. Karena itu ia pun menceritakannya setelah beberapa kali menarik nafas. Steve menceritakan semuanya, kecuali mereka bertiga yang main bersama. Hell, itu memalukan. Bisa-bisa kemaluan Steve membengkak kalau ia membeberkan aibnya sendiri.

Berbeda dengan Steve yang berwajah muram saat bercerita, Jay justru senyum-senyum tidak jelas. Rasanya aneh melihat Steve yang selalu dikejar-kejar wanita, pemuda dan banci malah menyukai seseorang yang tidak menyukainya. Yah, hati memang tidak bisa ditebak.

"Jangan putus asa, teman. Itulah gunanya ada Jay di sampingmu."

Steve hanya sedikit tersenyum, mencoba menghargai usaha Jay menghiburnya.

"Masalah begini mah gampaaaaaaaaang. Keciiiiil, tidak sampai sebesar upil."

Steve bergidik, perumpamaan Jay terlalu sesuatu.

"Kalau dia ternyata lebih berminat dengan kakakmu, dan sampai memanggil namanya saat dia klimaks, berarti kau sudah tidak ada harapan."

Wajah Steve langsung muram. "Bercanda kali, Steve." Jay menepuk pundak Steve.

"Seperti yang ada di drama-drama…"

"Aku tidak suka drama!" Potong Steve.

"Dengarkan dulu…." Jay berusaha tenang, Steve tidak mendengarkannya sampai selesai tapi sudah protes.

"Aku tidak ingin membahas apa yang suka kau tonton. Aku hanya ingin membantu memecahkan masalahmu. Mengerti?"

Steve mengangguk patuh.

"Bagus. Begini, kalau kau terus mendekat dan dia malah mengabaikanmu, sekarang harus gantian. Kau yang harus mengabaikannya."

Mengabaikan Kamal? Sedikit mustahil bagi Steve. Apalagi mereka tinggal serumah. Ditambah lagi perasaan cintanya yang menggebu-gebu seperti semangat pejuang.

"Aku yakin dia akan menyadari kalau kau menjauh. Kalau dia berusaha mencari perhatianmu dan terus mendekatimu, berarti kau ada harapan. Mungkin dia hanya tidak menyadari perasaannya padamu. Tapi.." Jay berhenti sebentar untuk memperhatikan wajah Steve yang begitu serius. "Kalau dia tidak melakukan apa-apa dan tetap bersikap seperti biasa, aku akan menyarankan padamu untuk melupakannya dan mencari orang lain yang bisa mencintaimu."

Steve lemas, Steve kecil ikutan lemas *eh?

"Ya ampun Steve…. kau itu tampan ganteng kece." Jay menampar punggung Steve dengan kuat hingga lelaki itu tersungkur dari kursi.

"YAKK!"

"Aku bahkan tidak tahu berapa banyak yang menitipkan salam, surat dan makanan untukmu setiap hari. Mereka fansmu, Steve. Orang yang pasti akan mencintaimu. Kau hanya tinggal memilih."

Steve kepikiran. Ia menerima surat dan makanan setiap hari? Tapi lokernya selalu kosong. "Kenapa kau tahu kalau aku mendapat yang seperti itu setiap hari?"

Jay nyengir. "Tentu saja aku tahu karena mereka menitipkannya padaku. Setelah membaca surat mereka yang lucu aku akan membuangnya."

Steve terbelalak.

"Tentang makanan yang mereka berikan, aku menghabiskannya dengan San. Hehehe…."

GRRRRRRRHHHHH~~

Steve menggeram dan Jay sudah berlari. Apa isi otak si Jay melakukan hal seperti ini padanya? Steve mengejarnya. Ia harus memberi pelajaran pada manusia yang satu ini. Tapi ia kalah cepat dan Jay sudah masuk ke dalam mobilnya.

THE SWEETY 🔞 GUMJUNEEZ CHAPTERED | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang