୭₊˚★ 𝓜𝓪𝓱𝓸𝓷 𝓙𝓸

1.1K 96 23
                                    

— - — - —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— - — - —

"[Name]!". Teriak mahon, sang puncak itu bersepeda dengan secepat angin.

Belum 5 menit [name] nengok, mahon udah disebelah dia aja, tentu saja [name] kaget setengah mati.

"Apa?". Ujar [name] berusaha untuk kalem padahal hati udah pindah ke telapak kaki saking shock nya.

Mahon cemberut. "Aku baru pulang dari jepang lhoo, kamu ga kangen?". Manja mahon, dia turun dari sepedanya.

[Name] mengerutkan kening dengan heran. "Kau juga jarang mengabari, aku kan juga baru pulang dari england toh". Sinis nya.

Mahon mengelus belakang lehernya dengan bingung sekaligus canggung. "Hehe.. Kan aku pelatihan khusus".

"Pelatihan khusus palakmu". Galak [name], dia berkacak pinggang dan bersiap untuk memukul sang puncak.

Mahon reflek menghindar. "Ehehe, tidak kena".

Sang gadis kesal. "WOI!".

→←

[Name] tertekan, dia memijit dahinya dengan kesal. "Ngapain aku ikut dengan mu?".

Sang puncak langsung senyum sumringah. "Kan aku kangen dengan mu, wajar lah aku bawa kamu kesini".

"TAPI CARANYA GAUSAH NYULIK GINI ANCRIT!". Ujar [name] tertekan.

[Name] kini berada di gendongan mahon, mahon ngegendong [name] gaya karung beras.

Mahon hanya pura pura tuli sehingga [name] menjitak kepalanya dengan keras. "Aduh!".

"Turunin! Penculikan bocah berumur 17 tahun! Lagipula kasian sepedamu tergeletak disana!". Marah [name], dia cemberut.

"Kau sudah bukan bocah lagi! Dan aku tak peduli dengan sepeda!". Balas mahon menahan tawa.

[Name] memukul punggung mahon berkali-kali, kakinya juga bergerak dengan keras.

"Berhenti bergerak, kau akan jatuh". Ujar mahon lalu terkekeh, dia tetap erat membawa [name] menuju suatu tempat.

"Paman!!".

Panggilan itu sontak memberhentikan gerakan [name], sang gadis bingung sekaligus antusias ingin melihat siapa yang memanggil, sayangnya dia tidak bisa melihatnya karena mahon yang mengendongnya.

"Hey! Turunkan aku!". Berontak [name] lagi.

Mahon terkekeh, dia menurunkan [name] lalu maju.

[Name] menggerutu, dia berbalik dan kaget melihat bocah berkacamata yang sedang memeluk mahon.

Mahon memeluk bocah itu dengan erat lalu melepasnya dan berdiri, dia bergerak menghadap [name].

"Nah jahyun, itu [name], calon tante iparmu". Ujar mahon dengan senyuman manisnya.

୭₊˚☆ 𝐖𝐢𝐧𝐝𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 | ᴏɴᴇ-sʜᴏᴛTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang