Where is he going?

5 1 0
                                    

•••••

Line!

Notifikasi dari aplikasi pesan yang masuk ke dalam hpnya membangunkannya, notif yang berulang-ulang berbunyi membuatnya terbangun dari lelapnya. Zura mengecek hp-nya, pesan dari grup pentolannya.

Zaga mengirim pesan di grup, dia ingin kumpul besok setelah semua selesai kelas di kampus. Jawaban 'iya' dari semua anggota kecuali Zura berada di bawah bubble chat yang Zaga kirimkan.

Melihat jam yang masih menunjukkan pukul 12 malam, Zura yang kebetulan haus pun bangkit dari posisi tidurnya lalu berjalan ke arah dapur dan mengambil gelas yang diisi dengan air lalu kembali lagi ke dalam kamar.

Line!

"Ada apa nih, gua kira belum berhenti mereka di grup"

Roomchat Zaga berada di barisan paling atas, Zaga baru saja mengirim pesan kepadanya.

Missed call dua kali dan satu pesan dari Zaga, ada apa tengah malam seperti ini? batin Zura.

Zuraa
ada apa?
read

Zaga
gapapa, cuma mastiin aja

Zuraa
mastiin apaan?
read

Zaga
mastiin lo masih hidup apa gak

Zuraa
bedul
yang bener aja
read

Zaga
besok lo bisa ikut kumpul kan?
harus bisa.
gua maksa soalnya

Zuraa
iya
read

Zaga
oke
sleep tight, ra.

Hanya sampai disitu, Zura hanya membaca pesan yang dikirim Zaga lalu kembali meletakkan handphone nya dan kembali tidur. Karena dia besok akan kembali bertempur dengan matkul-matkul yang membuatnya pusing.

.

.

.

.

.

Brak yang ada di depan rumah Fina, mereka memutuskan untuk berkumpul disana. Mereka menganggap itu adalah basecamp mereka.

Berkumpul, saling bercerita, dan bercanda adalah kegiatan mereka waktu berkumpul di brak itu. Sering juga saat sedang berkumpul ada yang ketiduran disana, karena suasana rumah Fina yang didepannya ada sawah, pepohonan di halaman rumahnya yang dirawat baik oleh ayahnya, dan hiasan-hiasan bunga yang dirawat baik oleh ibunya. membuat suasana rumahnya begitu adem dan sejuk. Siapapun pasti betah berlama-lama disini.

"Gua bakal kangen ngumpul kaya gini lagi sih", ucap Zaga tiba-tiba.

"Lu kayak mau kemana aja", balas Mahen. Zaga tersenyum, Mahen beralih mendekat ke Zura dan mencolek lengannya, "Iya kan yang, kayak mau ditinggal lama aja kita yang" ucap Mahen ke Zura, sudah biasa mereka berbicara dengan candaan seperti itu.

"Tau tuh, kayak mau kemana aja sih lu Za", Zura menimpalinya.

"Engga kemana-mana lah", ucapnya.

Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang