"Masa itu"

1 1 0
                                    

Drrrrt
Suara kursi bergeser bersautan memenuhi penjuru kelas, siswa siswa bergerak meninggalkan kursi dan berjalan mengumpulkan kertas putih yang berisi jawaban soal yang dikerjakan dari 90 menit yang lalu.

Gadis yang memiliki tinggi 160 itu ikut berdiri dan berjalan mengumpulkan lembar jawabannya, lalu kembali berjalan kearah kursinya.

Belum sampai  ke kursinya, sepasang kaki bersepatu menghadang langkahnya. Dia mendongakan kepalanya dan melihat seorang laki-laki tersenyum manis dengan menampakkan gigi gingsul di sebelah kanan.

Dulu ketika melihat senyum itu hati gadis itu berbunga-bunga, tapi hari ini senyum itu membawa rasa sesak di hati gadis itu.

" Maaf ya" Ujarnya lirih

Gadis itu hanya diam beberapa saat.

" Iya, ga pa pa " Timpalnya. Lalu kembali berjalan ke bangkunya.

***

Hari ini adalah hari ke-2 ujian semester ganjil. Persiapan menghadapi soal ujian pun bermacam-macam yang dilakukan oleh siswa, ada yang belajar dari kemarin, ada yang bawa buku ke sekolah belajar sebelum masuk kelas. Ada juga yang menyiapkan catatan untuk dilihat waktu ujian.

Sama halnya dengan gadis berkuncir kuda yang kini sedang belajar dengan buku catatannya. Bukan untuk di buka waktu ujian, hanya saja dia mempelajari kembali agar lebih ingat materi yang sudah dibahas oleh guru.

Namanya Humaira Nazwa. Gadis biasa yang tidak begitu cantik namun memiliki hidung mancung dengan kulit kuning langsat, tidak banyak yang mengenal diri nya karna sifatnya yang sulit bergaul dengan orang baru. Dia tidak sombomg hanya saja dia tidak terbiasa memulai pembicaraan dahulu dengan orang yang baru dikenal.

Orang memanggilnya Aira, sejak masuk kelas 2 SMA Aira seolah tidak memiliki teman yang dapat ia ajak mengobrol dengan leluasa, karna saat naik kelas dahulu, sekolah membuat aturan untuk mengacak kelas sebelumnya dengan kelas yang berbeda.

Hal ini lah yang membuat Aira berpisah dengan teman-temanya di kelas sebelumnya.

Aira yang kini sedang duduk di bangkunya terlihat fokus dengan buku catatannya, sesekali ia memainkan pensilnya dan menggarisbawahi kalimat penting pada buku catatannya.

Ujian pertama sudah selesai, sekarang Aira sedang menghadapi ujian ke dua untuk hari ini.  Gadis itu berusaha dengan baik menjawab setiap soal yang di baca nya.

Bahasa Indonesia adalah kesukaannya. Bukan Matematika dan fisika yang membuat isi kepalanya meleleh karena rumus dan angka. Ya, dari kecil Aira tidak suka pelajaran berhitung, dia hanya suka membaca dan mendengar kan cerita, baginya membaca dapat membuat wawasannya bertambah.

Akan tetapi, dalam pelajaran di sekolah menyukai satu pelajaran tidak akan dapat membuat rengking di sekolah menjadi baik. Hal itulah yang terjadi pada Aira, di kelas 2 ini rengkingnya menjadi sangat turun. Dari rengking 3 ketika kelas 1 menjadi rengking 10 di kelas 2. Alasan utamanya Aira sulit menyesuaikan diri di dalam kelas, ditambah dengan Kurikulum yang berubah di semester ini.

***

Ujian sekolah sudah berlalu, libur selama 2 minggu pun sudah lewat. Hari ini Aira harus menyiapkan diri lagi untuk masuk sekolah kembali, sesampainya di kelas Aira langsung duduk dan bertopang dagu, gadis ini memang sulit untuk tersenyum akhir² ini.

Entahlah, sangat sulit mengangkat sudut bibirnya agar melengkung. Satu persatu teman-temanya mulai masuk ke kelas. Mata Aira tidak sengaja beradu tatap dengan laki-laki yang dulu meminta maaf padanya, cepat-cepat laki-laki itu mengalihkan pandangannya.

Aira masih memandang nya, rasa sesak itu kembali lagi.

" Sudahlah Aira apa yang mau kamu harapkan darinya " Batinnya

" Ara, kantin yuk" Lamunan Aira pun buyar ketika mendengar ajakan dari orang disebelahnya.

" Oh, ayuk " Ujar Aira lalu berdiri

Jarang-jarang teman sebangkunya ini mau mengajaknya ke kantin, biasanya dia akan mengajak teman di bangku sebelah untuk berbicara ataupun ke kantin.

Ya, Aira disini merasa seperti peran pengganti atau di ajak saat di ingat saja.

Selesai dari kantin, Aira dan teman sebangkunya yang bernama Nita kembali ke kelas. Ya seperti biasa dia akan di asingkan kembali setelah Nita bertemu dengan teman di sebelah bangkunya.

Aira menghadap ke belakang untuk mengambil buku di tasnya, tak sengaja dia melihat laki-laki itu kembali. Masih sama dia mengalihkan pandangannya kembali, Hufft Aira menghela napasnya.
Rasanya ingin cepat pulang saja, tidak punya teman dan alasan untuk tersenyum ternyata sekosong ini.

Baru saja ia ingin membuka bukunya, Aira di kejutkan dengan kedatangan teman waktu SD nya, namanya Desy memang tidak dulu mereka tidak dekat meskipun satu sekolah.

" Ra, kamu ada pulpen ga?" Tanyanya.

Aira melihat pulpen di kotak pensilnya, lalu memberikannya kepada Desy

"Pinjam dulu ya, nanti aku balikin" Ujarnya lalu berlari kembali ke bangkunya.
Bangku Desy agak jauh dari bangku Aira, bangku Aira ada di barisan ke dua  dari pintu yang paling depan. Sedangkan Desy bangkunya ada di barisan ke 4 nomor ke 2.

" Nit, pinjam penggaris dong " Nita hanya menoleh sekilas lalu memberikan penggaris kepadanya, lalu lanjut mengobrol dengan teman sebelahnya.

Aira mengambil penggaris itu lalu lanjut membuat karna seninya untuk tugas hari ini yang diberikan guru yang tidak hadir karna sakit.

Ingin sekali rasanya Aira ikut mengobrol dengan teman sebelahnya, hanya saja dia selalu diabaikan ketika ikut berbicara. Hal itulah yang membuat Aira merasa sendiri ketika masuk kelas.

" Aira!! " Panggil seseorang di belakangnya. Aira menoleh kebelakang mendapati laki-laki yang cukup ia kenal melambaikan tangan. Namanya Nuga

" Kenapa? " Tanya Aira
" Sini, bengong mulu" Ajaknya
" Ga ah, lagi buat lukisan nih. Tadikan di suruh bu nani" Tolak Aira
" Aelah, gak bakal dikumpul itu. Sini aja ikut nimbrung " Ajaknya lagi. Aira mengalah lalu ikut duduk membawa kursi ke meja Nuga.

Sesampainya di sana. Aira tak sengaja mencari namanya yang dahulu pernah tertulis di meja ini

Airafka

Tapi sekarang nama yang digabung itu sudah menghilang. Rasa sesak kembali menyerang hati Aira.

_____________________________________

Terimakasih sudah membaca tulisan ku🙏
Mungkin masih banyak kata-kata yang salah. Karna disini aku masih pemula

AirafkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang