Tak terasa kenaikan kelas pun tiba, entah kenapa ditahun ini sekolah tidak menetapkan peraturan untuk menukar siswa di setiap kelasnya. Karna itu mau tidak mau Aira harus kembali merasakan kesepian dan kekosongan nya selama belajar di sekolah.
Namun, semenjak Desy mengajak Aira untuk ngobrol Aira merasa dia mempunyai teman yang bisa di ajaknya bicara. Yup Aira akhirnya punya teman akrabnya, namanya jihan, Desy, dan Zia. Aira mengenal mereka melalui Desy. Kini keempatnya mulai akrab dan sering berkumpul bersama.
Akan tetapi, pengaruh dari ke-3 teman baru nya ini menjadikan Aira gadis yang mulai berani untuk mengenal dunia pacaran. Hingga beberapa kali Aira berganti gebetan dan juga pacar, Aira pikir hal itu wajar saja jika di lakukan di masa SMP ini.
Rengking Aira di kelas pun mulai kembali naik, semester ini ia mendapat rengking ke-4 dari 32 siswa. Hal itu membuat Aira makin percaya bahwa teman-teman nya membawa pengaruh baik padanya.
" Eh guys, nanti sepulang sekolah kita jalan yuk? " Ajak jihan memulai obrolan.
" Jalan kemana? "Aira yang pertama menanggapi.
" Ke pantai aja gimana?, soalnya lagi rame tuh pada kepantai ” jihan mengusulkan ide
" Aku sih ikut aja, kalian gimana? " Kali ini Desy yang menanggapi
" Ayok lah gass" Ujar Zia.
" Em, aku gak ikut ya. Soalnya takut dimarahin ayah kalo pulangnya telat" Aira menolak, ya meskipun Aira mulai berani untuk mengenal dunia pacaran tapi dia tetap tidak berani untuk menentang perintah orangtuanya untuk tidak keluyuran ketika pulang sekolah. Bahkan Aira pun tidak jujur jika dia sudah mulai pacaran pada orangtuanya.
" Ya ga seru ah, ikut dong ra biar rame" Bujuk jihan.
" Iya ra, ga apa-apa lah sekali-kali bilang aja kerja kelompok " Kini Desy juga mulai membujuk.
Aira tetap menolak, baginya bermain-main dengan larangan orangtuanya bukanlah sesuatu yang harus di coba. Dia takut orang tuanya marah dan melakukan sesuatu yang buruk padanya.
Tidak menyerah, Jihan, Zia, dan Desy tetap membujuknya tapi semua terhenti ketika laki-laki yang paling di hindari Aira ikut menimpali percakapan mereka berempat.
Namanya Rafka aditama." Kalo orangnya gak mau, ya gak usah dipaksa "ujarnya lalu berlalu melewati bangku keempatnya.
" Dih ikut campur aja si kafka " Ujar Zia melirik kesal.
" Tau tuh. Sok an kek masih peduli " Tambah Jihan
" Rafka Zi " Aura membenarkan ucapan Zia. Lalu berkemas memasukan buku belajarnya kedalam tas. Karna lima menit yang lalu suara bel tanda jam pelajaran berakhir sudah berbunyi.
***
Aira melewati satu persatu siswa yang mulai meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah. Aira pulang menaiki angkot yang biasa melewati rumahnya, Aira tidak menyangka hampir 1 tahun dia tidak bercengkerama dengan laki-laki itu semenjak kejadian di kelas 2 semester pertama kemarin.
Ya dia Rafka, Aira tidak menyangka Rafka mau berbicara dengannya meskipun itu hanya sekilas menyaut obrolan. Dan ya sekali lagi sesak di dadanya mulai terasa kembali.
Sesampainya dirumah, Aira merebahkan tubuhnya sebentar kemudian mengganti bajunya dengan baju rumahan. Lalu dia mengambil buku catatan hariannya untuk mencurahkan keluh kesahnya hari ini.
Dia aneh hari ini, tapi sudahlah apa yang mau kuharapkan lagi padanya. Aku tidak ingin menjadi beban pikirannya sekarang, mungkin benar yang dia bilang harusnya mulai hari itu aku melupakan semua yang pernah aku lalui dengannya. Bukan malah masih berkutat pada rasa yang sama.
Selesai mencurhkan isi hatinya pada buku kecil berwarna pink miliknya, Aira keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil nasi dan makan.
Selesai makan Aira mendudukan bokongnya pada ranjang kamarnya. Bermain media sosial dan men-scroll video yang menghibur di aplikasi tok tok nya. Ketika melihat-lihat akun media sosialnya, Aira dengan iseng mencari nama yang memenuhi otaknya sekarang.
Yup Rafka Aditama, ketika diklik tombol cari akun media sosial Rafka terletak pada barisan paling atas, Aira kembali meng-klik nya. Ya akhirnya Aira dengan ragu men-scroll akun tersebut dengan perasaan campur aduk.
Hal yang pertama kali Aira lihat adalah foto Rafka ketika di kebun teh, laki-laki itu tampak tersenyum memamerkan giginya, Aira ikut tersenyum melihatnya. Lalu ketika men-scroll kembali ke bawah Aira melihat pemandangan yang sama namun kali ini ia melihat Rafka dengan ke-4 temannya. Aira kembali tersenyum. Belum puas melihat lihat akun tersebut Aira terkejut ketika mendapati sebuah komentar yang membuat senyum Aira memudar.
" Bagus ya pemandangannya. Kapan mau ngajak kesana? "
" Kapan-kapan ya" Rafka membalas
Setelah membaca komentar tersebut Aira cepat-cepat keluar dari akun tersebut. Memang salahnya terlalu kepo dengan akun seseorang, akhirnya tau rasa kan.
***
" Untuk tugas minggu depan, ibu mau kalian membuat karya seni dari kulit jagung. Kreasi apa aja terserah kalian, mau buat bingkai foto silahkan, mau buat tempat pensil silahkan. Yang penting semua mengumpul minggu depan, bagi yang tidak mengumpulkan nilai sama ibu bakal ibu kosongkan" Ujar Ibu Nia mengakhiri pelajaran siang ini dan tidak lupa mempersilahkan bagi yang mau bertanya tentang tugas yang diberikan.Nuga mengangkat tangannya.
" Bu, tugasnya individu atau perkelompok bu? " Tanya Nuga
" Tugasnya dibuat dalam bentuk kelompok, kelompoknya ibu acak ya
Barisan pertama dari pintu satu kelompok sama Barisan ketiga, barisan kedua dari pintu satu kelompok sama barisan keempat. Gak ada yang boleh protes " Ucap bu Nia. Semuanya tidak berani protesOke, Aira kembali harus menghadapi hati dan pikirannya yang mulai tidak singkron. Yup dia harus satu kelompok sama Rafka. Entah bagaimana yang jelas Aira mulai panik saat ini.
________________________________________
Oke segitu dulu ya. Terimakasih sudah membaca!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Airafka
Romance" ku pikir dengan berjalannya waktu semuanya akan membaik, ternyata salah semuanya masih sama" "Jika mungkin untuk bicara, bisakah aku mendapat alasan mengapa semua berlalu begitu cepat? " " Mengapa hanya aku yang terperangkap? " " Mengapa dengan me...