✳️✳️✳️
“Kau pergi lagi?”
Pertanyaan itu meluncur dari mulut Namjoon saat ia mendapati Hara tengah berkemas, memasukan beberapa potong pakaian ke dalam koper yang biasanya ia bawa kemana-mana.
“Heum. Besok aku ada meeting penting dengan beberapa orang.” jawab Hara sambil tetap sibuk mengemasi barang-barangnya.
“Seminggu ini kau hanya menghabiskan satu hari di rumah. Waktumu terlalu banyak kau habiskan di tempat lain.” ucap Namjoon dengan tangan terlipat di dada.
Hara seketika berhenti bergerak dan langsung menoleh pada sang suami yang terlihat tak ramah menatapnya, “Kita sudah membahas ini berulang kali, Namjoon-ssi. Tolong jangan mengungkitnya lagi.” ucap Hara.
“Aku tidak bermaksud mengungkitnya—aku hanya ingin mengingatkan tentang tugasmu sebagai istri dan ibu untuk Rona.” sahut Namjoon.
“Memangnya apa yang harus ku lakukan untukmu? Apa yang kau butuhkan dariku? Kau juga lebih banyak menghabiskan waktumu dengan pekerjaanmu itu daripada mengurusi urusan rumah tangga ini.” ujar Hara dengan sengit.
“Kalau kau tidak bisa melakukannya untukku maka lakukanlah untuk Rona. Dia masih terlalu kecil jika ditinggalkan seperti ini, Hara-ssi.”
“Ck! Bukankah aku sudah menyarankan untuk memakai jasa pengasuh anak? Kau sendiri yang gigih ingin mengurusinya sendiri padahal kau tahu kita sama-sama sibuk dengan pekerjaan kita.” ujar Hara tak mau kalah.
“Rona anak kita, Jung Hara. Memang sudah menjadi tugas kita untuk mengurusnya.” sahut Namjoon. Hara hanya memutar malas matanya lalu melanjutkan aktivitasnya tanpa memperdulikan keberadaan Namjoon yang sudah tersulut emosi karena kelakuannya.
“Baiklah. Lakukan sesukamu. . Kau mau pulang atau pun tidak—itu bukan urusanku. . Jangan salahkan siapa-siapa jika kelak Rona yang akan menelantarkanmu.” ujar Namjoon sebelum akhirnya ia menutup pintu kamar dengan kasar. Sedangkan Hara hanya menahan jeritan kesalnya sambil memukul-mukul pakaian yang sudah ia lipat ke dalam koper.
“Sialan!!” umpat Hara.
*
Di sisi lain, Namjoon memilih membawa Rona pergi ke rumah Taehyung. Setidaknya di sana mereka bisa merasa lebih tenang karena banyak yang membantu menjaga Rona.“Aigoo, keponakanku yang imut dan menggemaskan.” ucap Minji, kekasih Taehyung. Ia mengambil Rona dari gendongan Namjoon lalu membawa batita mungil itu menuju ruang bermain yang sengaja Taehyung siapkan di rumahnya.
“Bertengkar lagi?” tanya Jin, kakak tertua Namjoon dan Taehyung.
“Heum. . Tadi pagi dia baru kembali dari Busan—sekarang dia berangkat lagi ke Jepang.” jawab Namjoon sembari menjatuhkan badannya ke atas sofa empuk di ruang tengah.
“..Hara benar-benar sulit diatur. Aku lelah menghadapinya.” ucap Namjoon lagi seraya memijit kepalanya yang terasa pening karena kelakuan istrinya.
“Kalau begitu jangan pernah mengaturnya.” sahut Jin hingga membuat Namjoon spontan menoleh padanya dengan alis mengerut.
“Jika dia tidak mau diatur olehmu maka biarkan dia hidup sesuka hatinya. . Kelak dia akan sadar dengan sendirinya akan kesalahan yang ia lakukan.” sambung Jin sambil menyicip biskuit coklat yang ada di atas meja, “...Jika saran orang lain tidak bisa menyadarkan seseorang akan kesalahannya maka biarkan dirinya sendiri yang akan menyadarkannya.” ucap pria Kim tertua itu.