02. Salju dan Bukti

33 6 0
                                    

"Mereka tidak ada sangkut paut nya."

Sudah berminggu-minggu kejadian pembunuhan itu terlewatkan dan mungkin saja sudah terlupakan, ahli forensik tak bisa berbuat banyak karena petugas nya yang terbatas. Namun beberapa hari ini team penyelidikan tak berhenti untuk mencari bukti seadanya. Entah pembunuh ini orang penting sekali atau memang mereka yang tidak teliti. Wilayah tambang yang kemudian di jaga ketat karena beberapa komplotan mulai kembali membawa hawa persaingan, membuat beberapa anggota menjadi sedikit resah karena kota itu yang sudah tidak lagi sehat.

"Aku tidak tahu keputusan yang tepat seperti apa," Jagat terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, ia menatap berkas orang-orang penting yang terpilih untuk menjadi anggota, perekrutan yang tiba-tiba membuat nya pening bukan main.

Sembari memijat pelipis gaze bambi itu menatap satu persatu anggota inti, "Dan aku sangat berterimakasih pada Agler yang dengan sukarela mengirim anggota nya untuk bergabung, aku yakin mereka bukan orang yang sembarangan. Tapi, bukan berarti kita tidak menyeleksi mereka semua, akhir tahun kita akan menguji mereka semua."

"Gat, berapa orang yang akan di kirimkan?" Syallu angkat berbicara setelah sekian lama terdiam mempertimbangkan.

"40 orang, bersiaplah memperkenalkan posisi dimana mereka akan berjaga. komplotan Ordo itu tidak mungkin hanya diam, entahlah mereka benar ada sangkut paut dengan pembunuh itu atau sang pembunuh hanya bermain tunggal."

Semua nya membisu, pertemuan itu tidak di hadiri petinggi. Mereka membuat pertemuan secara diam-diam, sebenarnya mereka ragu akan kah semua ini berjalan lancar. Bahkan Ghandi dan Fedrios hanya saling pandang. Alara, Elmora dan Myrcella tidak membantah sedikit pun.

"Mengapa komplotan Ordo begitu ingin mengambil alih pertambangan?" Jagat berdeham menatap jam yang menjulang tinggi, ia pikir Elmora sudah mengetahui nya.

"Mereka yang tidak berhasil menjadi ahli kuasa di kota ini sudah pasti menyimpan dendam maupun rasa iri dengki. Bukan kah komplotan mereka juga mengelola bahan pangan yang bisa dibilang cukup besar?" Jagat mulai menggambar kurva penawaran yang di dapat dalam bisnis tersebut.

"Di musim penghujan dan musim dingin akan hadir seperti ini memang membuat barang yang distribusikan semakin menurun." Jagat membawa garis terakhir menjadi lurus kebawah menunjukan kurva data penjualan penuh akan kerugian.

Jagat menatap rekan nya lalu duduk di kursi, menghembuskan nafas panjang ia mengambil kertas yang ia dapat dari hasil forensik yang mengotopsi mayat Raja. Namun kening itu mengerut dengan tajam. Membuat yang lain keheranan dan penasaran.

"Ada apa?" Tanya Ghandi yang ikut keheranan.

Belum selesai menjawab hujan deras kembali mengguyur kota, beberapa dari mereka bergidik saat angin dingin menyentuh kulit mereka. Gemuruh membuat suara tertelan, mau tak mau Jagat mengeraskan suara nya.

"Hasil otopsi Raja keluar." Jagat menjeda ucapannya, "Dan nama asli nya bukan Raja melainkan Reja."

"Raja memiliki saudara kembar yang terpaut hanya 15 menit setelah ia lahir. Berikutnya hanya menyatakan beberapa hasil luka pada tubuh Reja."

"Jadi dimana saudara Reja?" Tanya Myrcella penasaran.

Jagat membaca lagi kertas yang ternyata di baliknya ada beberapa tulisan yang membuat nya terdiam seribu bahasa. Merasa apakah dunia benar sesempit itu?

"Raja, dia tangan kanan dari ketua komplotan Ordo."

Dalam keheningan yang tersisa. Salah satu dari mereka tersenyum puas, setelah mendengar penjelasan itu. Petir bersahutan beberapa dari mereka ada yang ketakutan. Bahkan ada yang sampai berpelukan menenangkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BorderLines Ft GumenamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang