02

167 17 4
                                    

"Nih!"

Gita meletakkan sebuah flashdisk di atas meja, Chika pun menjadi bingung dibuatnya.

"Apaan nih?"

"Lo gak liat itu flashdisk."

"Ya gue tau itu flashdisk tapi kenapa lo ngasih ini ke gue, kulkas," balas Chika sengit. Ingatkan Chika untuk sabar, karena memiliki rekan seperti Gita benar-benar menguji kesabarannya yang setipis tisu.

Gita menghela nafas panjang "Di dalam flashdisk itu ada satu-satunya rekaman cctv yang mengarah ke persimpangan jalan kearah korban ditemukan. Forensik bilang kemungkinan kematian korban antara jam 10 sampai 12, gue rasa pasti korban dan pelaku terekam di cctv itu". Chika menatap kagum Gita, meskipun perempuan dingin itu cukup ngeselin tapi kalo masalah kasus dia jagonya.

"Lo keren banget Git. Tapi kapan lo dapat rekaman cctvnya? Atau jangan-jangan lo pake cara ilegal ya."

Pletak

"Mulut lo kayaknya butuh difilter dulu deh, asal ceplos aja. Asal lo tau ya gue itu mintanya baik-baik sama yang tukang pantau cctvnya. Makanya jangan keseringan ngelamun lo," ujar Gita kesal.

Chika cengengesan "Sorry sorry. Gue bercanda doang kok, jangan marah ya." Gita mendengus kesal.

"Mana laptop lo, kita tonton sama-sama!"

"Lo belum ngeliat?" Pertanyaan Chika dibalas gelengan oleh Gita. Tanpa membuang waktu, Chika bergegas ke kamarnya mengambil laptopnya.

Tak berselang lama, ia pun kembai. Ia meletakan laptopnya di atas meja dan duduk di samping Gita. Chika menancapkan flashdisk tersebut ke lubang USB. Ia mengklik rekaman yang dimaksud Gita.

"Coba lo klik di jam 9, kalo seandainya kematian korban jam 10. Pasti mereka ketemu sebelum jam tersebut." Chika mengangguk.

Mereka pun sama-sama memperhatikan rekaman tersebut. Sudah hampir 30 menit, tidak ada hal aneh di rekaman tersebut. Disana hanya ada kendaraan yang lalu lalang dan beberapa pejalan kaki. Itupun tidak terlihat mencurigakan.

Bahkan sudah 52 menit sejak pertama kali mereka menonton tapi tetap saja tidak ada hal yang aneh. Chika pun dibuat kesal karena rekaman tersebut tidak membantu.

"Rekaman lo gak membantu sedikitpun Git," keluh Chika, ia sudah berubah tempat duduk menatap Gita yang senantiasa fokus pada rekaman tersebut.

"Udah lah Git, gak ada yang ke rekaman. Mungkin mereka le—"

"Gotcha!"

"Kenapa Git?" Chika kembali duduk di samping Gita dan melihat rekaman tersebut lagi. Di dalam rekaman yang di hentikan oleh Gita terdapat sebuah mobil hitam yang berhenti.

"Chik coba lo zoom bagian mobil terus lo perbaiki kualitas gambarnya," tanpa disuruh dua kali Chika langsung melakukan pekerjaannya. Memang kalo masalah seperti ini Chika ahlinya.

"Nih Git!" ucap Chika sambil meletakkan laptopnya kembali.

"Ternyata bener itu Arman Mahendra," gumam Gita. Tak sulit bagi Gita mengenali sosok korban tersebut, apalagi korban merupakan pengusaha sukses. Sudah pasti fotonya banyak beredar di media sosial.

"Bener. Tapi kenapa tiba-tiba dia berhenti." Gita juga mempertanyakan hal yang sama. Mereka berdua fokus pada rekaman tersebut.

Di dalam rekaman tersebut tampak Arman keluar dari mobilnya. Ia seperti sedang bicara dengan seseorang tapi sayangnya orang tersebut tidak terekam di cctv. Tak berselang lama Arman berjalan kearah tkp dan akhirnya orang itu pun muncul. Orang yang berpakaian serba hitam itu menggunakan kupluk hoodie nya buat menutupi kepala. Bahkan sosok itu mendongakkan wajahnya menatap kearah cctv.

Duo Detective : Red Spider Lily Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang