04

227 22 5
                                    

Sejak di mobil tadi Chika cekikikan karena membayangkan ekspresi Gita yang pastinya akan bingung dengan apa yang terjadi. Ia sudah berada di mobil sepuluh menit yang lalu setelah pamit pada Gita beralasan ingin ke toilet. Padahal mah sebenarnya ia ingin cepat-cepat pergi dari klub malam itu. Karena ia tahu Evelyn pasti akan langsung menjalankan aksinya.

"Gue pengin liat langsung ekspresi Gita tapi nanti takutnya dia curiga," ucap Chika terkekeh geli. "Palingan dia pasti jadi kayak orang bego karena gak tau apa-apa tapi main diserang aja." Lagi, Chika masih tidak habis memikirkan bagaimana kocaknya Gita. Ingin sekali ia mengabadikan momen. Chika menatap keluar kaca mobil.

WAAAAAA

Jantung Chika berdetak dua kali lebih kencang ketika melihat sosok yang tak lain adalah Gita yang tengah menempelkan mukanya ke kaca mobil. Chika mengusap-usap dadanya akibat sangking kagetnya. Ia menatap kesal Gita yang sudah membuka pintu mobil.

"Lo apa-apaan sih Git, ngagetin tau gak. Gimana kalo gue jantungan, mau tanggung jawab lo," ucap Chika menatap sengit Gita.

Gita menatap Chika sinis "Harusnya gue yang marah sama lo Chik, bisa-bisanya lo jadiin gue tumbal buat tuh cewek," sungut Gita menatap Chika tak suka.

"Ya mau gimana lagi Git, orang dianya mau sama lo. Mau gue tawarin duit juga gak mau tuh orang dan kekeuh maunya cuman lo," sahut Chika tanpa rasa bersalah. "Apa salahnya sih Git demi kasus sekali-kali lo berkorban." Lanjut Chika kelewat santai. Gita hanya mendengus kesal.

"Jadi gimana rasanya udah berapa ronde lo main sama dia?"

Pletak

"Makan tuh ronde. Gue gak ngapa-ngapain sama dia, gue cuman ninggalin duit trus gue langsung pergi. Ogah gue kalo harus balik kesana lagi." Gita bergidik ngeri karena trauma dipertemukan orang seperti Evelyn. Bukan hanya Evelyn saja sih ada banyak orang-orang aneh yang ia temui disana. Mungkin ini akan jadi kali terakhir dia untuk menginjakkan kaki di klub malam.

Chika mengusap keningnya yang disentil Gita, kemudian ia terkekeh pelan melihat ekspresi Gita. Sangat jarang perempuan itu mengeluarkan ekspresi seperti itu. Biasanya Gita hanya berekpresi datar dan tengil dan baru kali ini Gita seperti orang ketakutan.

Gita mendelik "Ketawa lo!" Sengitnya. Chika semakin cekikikan.

"Ya maaf lah Git. Gue juga gak mau kayak gini tapi kan demi informasi yamg mau gimana lagi kan. Ini kan tugas detektif." Gita mendengus kesal. Chika membalikkan kata-kata yang pernah ia gunakan sebelumnya.

Gita menghembuskan nafas, ia pun mulai menghidupkan mesin mobilnya. Gita pun menginjakkan pedal gasnya namun ia kembali menginjak rem. Matanya gak sengaja melihat orang yang pernah ia temui.

'Benar juga. Dia kan yang ada di rumah keluarga korban'

Chika ingin mengeluarkan kata-kata mutiara nya karena dahinya mencium dashboard mobil karena gita. Tapi sayangnya perempuan itu keburu keluar dari mobil.

"Gita, lo mau kemana!?"

Chika mendengus kesal karena Gita tidak menggubrisnya sama sekali. Ia ikut menyusul Gita, sebelum itu Chika kembali mematikan mesin mobil Gita dan menyimpan kunci mobilnya.

Gita terus mengejar orang itu yang sengaja berlari menjauhinya. Namun bukan Gita namanya jika ia menyerah begitu saja, Gita menambah kecepatan larinya. Aksi kejar-kejaran pun sampai di gang sempit tapi tidak ada satupun dari mereka yang mau berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duo Detective : Red Spider Lily Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang