0014

136 24 3
                                    

✺÷✺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✺÷✺

"iyas, bangun"

"eugh~ bentar lagi~"

karena terlalu banyak menangis, mata iyas jadi sulit untuk dibuka.

"yauda, gausah sekolah sekalian" ancam piter.

"heuwaaaa~ jahat banget kamu. iya, iya, ini iyas uda bangun" bibirnya nyebek jelek. tapi iyas nya engga jelek, malah gemes dengan mata masih tertutup mewek, terpaksa duduk.

"Ayo adek.... abang juga harus ke kantor, pagi ini ada meeting penting"

"eeeuuuu~ gendong" ndayu yang muda, manja. mengalungkan lengan kecilnya ke leher yang tua.

Mata piter menyipit jail, berbisik "mau abang mandiin, hmm???"

"Iiiiih~ abang!!!" karena geli, iliyas mendorong piter yang malah terbahak. tak segen juga iliyas melempar bantal "ngeselin!!" keselnya sebelum iliyas menghilang di balik pintu kamar mandi.

Piter sendiri masih terkekeh lucu, kemudian terdengar helaan dan hembusan panjang mengakhiri keisengannya pagi itu.

"mbak, tolong siapin seragam olahraga adik saya, ya"

"sudah saya siapkan kemarin pagi, den"

"Oh, yaudah. tolong taruh di dekat sofa biar nanti saya yang kasihkan ke iliyas" piter sudah akan melangkah, tapi ia kembali berhenti sejenak "terimakasih, mbak"

"Eh, iya. sama-sama, aden"

dia yang piter panggil 'mbak' itu sendikit kaget, pasalnya ia juga sudah akan kembali ke belakang.

namanya, kwon yuri. dia baru bekerja dari kemarin. jadi wajar kalau masih terasa canggung.

Sebetulnya beberapa waktu lalu, piter engga sengaja hampir menabrak wanita yang saat ini berusia sekitar tiga puluhan keatas itu.

mereka ngobrol dan iliyas ngerasa ga tega dan ga enak hati. dia sedang mencari pekerjaan dan memiliki beberapa tangunggan keluarga.

Iliyas merengek pada kakaknya untuk mencari atau memberikan pekerjaan padanya.

Kejadiannya sebelum iliyas masuk sekolah, mungkin piter sedang berfikir pekerjaan apa yang cocok untuk wanita tersebut hingga piter ga segera menuruti permintaan iliyas hari itu.

dan saat mereka pulang dari menjemput iliyas di hari pertama masuk sekolah, tanpa sengaja mereka bertemu kembali.

dan karena lagi-lagi iliyas memohon padanya, piter pikir-pikir mungkin dia membutuhkan seseorang untuk membantunya dirumah.

ASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang