Wanita tinggi yang memiliki rambut sepanjang bahu dan berponi itu kini berada di depan unit apartemennya, unit nomor dua puluh tujuh yang sama seperti tinggal kelahirannya, Lisa memindahkan sekantung makanan di tangan kanan ke tangan kirinya terlebih dahulu karena ada dua cara untuk masuk ke dalam unit apartemen, yang pertama adalah memasukkan pin, dan yang kedua adalah menggunakan sidik jari, untuk sore hari ini, Lisa memilih untuk memasukkan sidik jari dari jari telunjuk kanannya.
Setelah pintu terbuka, Lisa langsung masuk ke dalam unit apartemennya yang ukurannya tidak terlalu besar namun kemewahan unit apartemennya dapat langsung dilihat bagi siapa pun yang melihat unit ini untuk pertama kali, Lisa segera melepas alas kakinya dan menyusun sepatunya pada rak di sebelah kiri, setelahnya dia menyimpan kunci mobilnya di atas rak sepatu.
Lisa melemaskan bahunya dan berjalan masuk pada unit apartemen yang sepi, tujuan utamanya adalah meja makan karena Lisa sudah membeli makan malam untuk dirinya, dia segera mengeluarkan tiga buah kotak makanan itu dari plastik, kemudian menyusunnya di atas meja.
Pemilik perusahaan cLoud itu kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, dia memperhatikan layar ponselnya dengan seksama, ada live location yang dibagikan seseorang dari layar ponselnya, memperbesar layar ponselnya kemudian manggut-manggut.
"Sebentar lagi tiba." Senyuman tipis yang jarang sekali Lisa tunjukkan jika dia berada di perusahaan terbit di bibirnya, Lisa meletakkan ponselnya di atas meja, dia segera membuka kamarnya, tujuannya kali ini adalah untuk berganti baju.
Lisa tadinya berpikir dia masih sempat untuk mandi namun sepertinya tidak, Lisa segera masuk ke dalam ruang ganti untuk melucuti pakaian kantor kemudian memasukkan ke dalam keranjang baju kotor, biasanya dua atau tiga hari sekali, setelah baju-baju kotornya menumpuk, dia akan membawa pakaian kotornya ke rumah orang tuanya untuk dicuci oleh pekerja yang ada disana, atau alternatif yang biasanya Lisa lakukan jika dia tidak sempat pulang ke rumah orang tuanya adalah dengan menggunakan jasa laundry yang juga disediakan oleh pihak apartemen.
Di usianya yang ketiga puluh tiga tahun ini, Lisa merasa sebagai pemimpin perusahaan, dirinya sudah tidak pantas untuk tinggal bersama orang tuanya meski dia dan orang tuanya masih tinggal di kota yang sama, Lisa membeli unit apartemen pribadinya di usianya yang ke dua puluh delapan tahun, dimana saat itu, dia sudah mengambil perusahaan cLoud yang tadinya adalah milik ayahnya menjadi miliknya.
Sudah lima tahun Lisa tinggal sendirian dan meski pada awalnya bagi Lisa dia merasa sepi karena tidak ada suara ibunya setiap pagi yang membangunkannya, namun Lisa sudah terbiasa, nilai plus nya juga kini dia jauh lebih mandiri karena tidak harus terus bergantung dengan orang tuanya, tidak ada lagi orang yang melarangnya ataupun memarahinya sekarang karena dia jauh lebih bebas.
Setelah berganti baju dengan pakaian yang lebih santai, Lisa menyemprot parfum ke beberapa titik tubuhnya, meski tidak sempat mandi, setidaknya aroma tubuhnya harus tetap harum, dia memiliki tamu malam hari ini.
Lisa segera melangkahkan kakinya keluar begitu mendengar suara pintu unit apartemennya terbuka, senyumannya kembali terbit, memang tidak terlalu lebar karena pemilik perusahaan ini pelit, namun setidaknya, dia tersenyum sekarang.
"Honey.." panggilan lembut itu menerpa indra pendengaran Lisa, jantungnya masih saja berdebar setiap bertemu atau pun mendengar suara wanita yang kini membuka sepatunya di hadapannya.
Lisa tidak mengatakan apapun, dia membuka kedua tangannya, meminta wanita yang berdiri beberapa meter di hadapannya untuk masuk ke dalam pelukannya, dan setelah meletakkan tas mahalnya di atas sofa, kekasihnya langsung menghampirinya dan masuk ke dalam pelukannya.
"Lelah?" Lisa bertanya dengan sangat lembut, jelas nada bicaranya yang seperti ini tidak pernah dia tunjukkan pada orang-orang di perusahaannya, satu-satunya orang yang bisa membuat sikap Lisa berubah seratus delapan puluh derajat hanyalah kekasihnya yang kini memeluknya dengan erat, Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET - JENLISA [G×G]
FanfictionYang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensiun sekalipun, perusahaan cLoud dan Jatelier tidak pernah memiliki hubungan yang baik. Namun.. apa ja...