- Nada Penari -Begitu letih di mata
Memprihatinkan, kala nuansa bercengkrama lara
Padamlah murka
Satu surya t'lah sungkan diteman biru angkasaTiba angkuh bercerita seisi kotak lagu tua
Pendarkan kusam noda dalam bening kaca
Bibirnya merekah, lembab dibasuh kata hitam mutiara
Pipinya memerah, lembut diterjang liar kawanan fanaBerkumpul ia dalam bingkai poster aliran tari-menari
Menelusuri arti pada tiap nada yang menyusun irama
Meski keringat 'kan habis terkuras selagi kasih menanti
Takkan goyah, pada semua janji indah bertumbuh cintaAkan datang jenuh pada tegap kaki
Juga merambah getar ke seujung jari
Entah kapan sampai lelah menghampiri
Yang jelas lebih baik dari menunggu matiTidak, ini bukan anganku
Takkan pernah menjadi teladan
Takkan pernah menjadi sepadanAku hanya menantinya jatuh terbaring lesu
Menggiring semua hiruk-pikuk sejauh mungkin
Agar mimpi indah leluasa bebas mengisi waktu
Dari subuh yang kerap menaja kabut nan dingin**************************************
YOU ARE READING
Kusambung Yang Patah Dengan Darah
PoetryApa kau pernah merasakan patah hati? Bagaimana rasanya? Biasa saja? Tidak, bukan itu. Maksudku... rasa dari patah untuk yang pertamakalinya. Seperti yang pasti akan kau setujui, bahwa momen pertamakali adalah momen yang akan selalu berkesan. Enta...