VII

12 1 0
                                    


"Morning girls..." Dhira yang baru datang berteriak riang di pintu kelas menyapa Shania, Gladys dan Githa yang sudah lebih dulu sampai.

"Kayanya lagi seneng banget Dhir, ada apa niih?" Gladys bertanya pada Dhira yang sudah duduk di kursi sampingnya. Senyum lebar masih terukir di wajah Dhira.

"Besok  gue mau jalan sama Januar. Ya ampun deg-degan banget deh. Kayanya gue ga perlu nunggu 90 hari buat nemuin cowo yang bener-bener gue suka." ujar Dhira tersipu malu.

Melihat Dhira yang bahagia membuat ketiga sahabatnya turut tersenyum senang.

"Eh tapi kita pergi bareng aja yuu, ramean biar seru." Tiba-tiba Dhira mendapat ide yang menurutnya cemerlang.

"Iih males banget kita jadi obat nyamuk"
Ucap Gladys yang di angguki Shania dan Githa.

"Ya ga gitu dong Gladysta sayang. Kalian ajak juga cowo kalian" usul Dhira.

"Lo mau ngedate atau kerja kelompok?" Tanya Githa mengundang tawa.

"Lagian belum tentu juga kan film pilihan lo sama Januar jadi pilihan kita juga." Shania ikut mengomentari.

"Lah emang siapa yang mau nonton? Perasaan dari tadi gue ga ada bilang mau nonton" Dhira menatap satu persatu temannya.

"Tapi kan biasanya orang ngedate tuh ga jauh-jauh dari nonton sama makan"

Kembali Shania dan Githa mengangguk setuju dengan ucapan Gladys.

"Bukan guys. Gue itu di ajakin Januar ke pembukaan cafe baru punya sepupunya. Gue kemarin udah sempet liat fotonya. Bagus deh. Cocok buat foto-foto" ucap Dhira menjelaskan pada teman-temannya yang di jawab "Ooh" bersamaan.

Teeeeettttt
Bel pulang berbunyi. Hari ini ke empat gadis itu tidak ada rencana bersama. Githa sudah memiliki janji untuk pergi bersama Faris. Laki-laki itu bahkan sudah menunggu Githa saat mereka keluar dari kelas. Dhira dimintai tolong oleh kakaknya yang sedang kebanjiran pembeli di butik. Sisa Shania dan Gladys yang tidak memiliki janji apapun dan dengan siapapun.

Sebelum berpisah, sekali lagi Dhira mengingatkan ke tiga sahabatnya untuk ikut serta besok.

Tidak ada masalah dengan Githa, karena Dhira mengajak langsung Faris dan di setujui olehnya.

Shania sudah mengirim pesan pada Haikal tapi belum mendapat balasan. Begitu juga dengan Gladys, ia sudah mengirim pesan pada Andreas tapi tidak ada jawaban. Bahkan pesan darinya yang kemarinpun belum menunjukan tanda dibaca.

Keesokan paginya..
Dhira melakukan panggilan video call pada ketiga sahabatnya secara bersamaan.

"Gimana guys? Udah siap kan nanti sore?" Dhira bertanya setelah memastikan panggilannya terhubung.

"Ya ampun Andhira salsabila zein, harus banget lo pagi-pagi udah ngabsen?" tanya Shania geram.

"Tau nih Dhira. Kalau gue kan udah beres. Kemarin lo langsung yang ngomong sama Faris" ucap githa santai.

"Oke lo skip. Bilangin Faris awas aja kalau tiba-tiba dia batalin" Dhira menunjuk Githa yang hanya di balas tatapan malas.

"Kalau kalian berdua gimana? Shania? Gladys? Ikut kan?" tanya Dhira menatap Gladys dan Shania bergantian

"Iya Andhira, iya. Gue nanti ikut sama Haikal" Jawab Shania

"Oke good. Lo gimana, Dys? Kak andre bisa ikut kan?" Kini semua tatapan tertuju pada Gladys yang terlihat baru bangun tidur.

"Kalau sendiri ga boleh ya? Kak andreas lagi sibuk banget. Ga bisa ikut dia" ujar Gladys sambil mengucek matanya.

"Yaa boleh aja sih, Dys. Tapi emangnya lo ga apa-apa?" Tanya dhira pelan.

90 Hari Menemukanmu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang