Garis satu or dua?

30 2 0
                                    

Clarisa Dwi Pamungkas

Pagi-pagi buta aku sudah membangunkan suamiku tercinta yang sangat susah dibangunkan itu, padahal hari ini ia harus kembali ke klub karena jatah liburnya sudah habis. aku sudah membawa kopernya ke garasi untuk disusun oleh Pak Mantri ke bagasi mobil. kopernya sudah di mobil orangnya masih tidur, padahal dya harus sudah latihan sore nanti. 

"Mas bangun ahh udah jam berapaa ini loh" teriakku sambil membuka lebar gorden jendela agar cahaya matahari segera menusuk matanya.

"Kamu mau berangkat jam berapa sih?"

"nanti kamu sampe sana langsung latihan gak ada istirahatnya malah nanti kecapekan"

"heem, iyaa.... iya" jawabnya tanpa nada dan masih bergulung dibawah selimut.

tanganku menaikkan suhu AC yang membuatnya kegerahan. muncul ide jahil di otakku.

"mass aduh aduh mas tolong" teriakku menghadap kearah cermin.

dengan cepat dan sigap suami itu terbangun dari atas kasur dan langsung menghampiri aku yang masih terdiam menatap cermin.

"hah kenapa sayang? tolong apa? mana yang sakit?" ucapnya panik sambil membalikkan tubuhku ke arahnya.

"tolong bangun dong, nanti kamu kesiangan" jawabku dengan wajah tersenyum. ternyata ampuh juga senjataku.

"aaaa sayang aku masih ngantuk" keluhnya kemudian membantingkan tubuhnya keatas kasur.

"ayolah mas bangun. kalo kamu ga bangun aku tarik ya" 

namun tidak ada jawab darinya, akhirnya aku menarik kakinya dan kemudian ia bangun.

"aaa apa ini iya iya aku bangun" ucapnya kemudian berdiri.

"cepet mandi" perintahku.

"iya" jawabnya kemudian menarik tanganku menuju ke kamar mandi.

"ehhh apa ini?" tegurku.

"handuk" katanya.

aku mengambilkan ia handuk "ini handuk, bukan aku"

"kamu sekalian mandi aja" balasnya.

"aku udah mandi, cepetan"

dengan wajah cemberutnya ia masuk dan kemudian mandi. aku kembali ke bawah untuk menyiapkan sarapan. aku dan rendy masih tinggal dirumah orang tuaku, karena kalau aku sendiri nanti dirumah aku kesepian jadinya yaudah aku sementara tinggal disini. 

"hati-hati mas" pesanku sambil memegangkan tas nya.

"iya sayang" 

"hati-hati ya rend" ucap mama.

"iya ma, doain ya ma menang hehehe" kekehnya.

"pasti"

"gausah nangis, cuma satu jam doang dari rumah kok" ucapnya kemudian memeluk tubuhku dan mengecup keningku.

"ekhem ada mama loh disini" sindir mama. 

"mama kaya ga pernah jadi penganten baru aja" balasku kesal.

"yaudah ma rendy berangkat dulu ya. titip istri rendy ma" kata suamiku sambil mencium tangan mama.

"hati-hati ya pokoknya jangan sampe ngeleng, semangat ya!" 

"yaudah sayang mas berangkat, jaga diri kamu baik-baik, pokoknya ada apa-apa kabarin aku" ucapnya kemudian mencium seluruh wajahku.

setelahnya ia langsung masuk kedalam mobil.

"kalo udah sampe kabarin mas" teriakku.

"iya sayang"

sebenanya aku dirumah pun tidak melakukan aktivitas yang bermanfaat, bahkan hanya tidur-tidur saja. tak lama terdengar teriakan mama dari lantai bawah.

After Meried| RENDY JULIANSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang