♚♕ 01 • Sly King ♕♚

577 40 156
                                    

Dunia itu adil. Terlalu adil, bahkan sampai menjual jutaan nyawa untuk memenuhi suatu keegoisan. Anak itu terperosok. Tenggelam dalam kubangan lumpur penghisap. Tapi dia terus meronta, mengais setitik cahaya, walau hanya gelap yang diterima. ❞

~ Sori Theodore Refaxa ~

~ Sori Theodore Refaxa ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♖•♘•♙•♔♕•♙•♘•♖

"Hitam ... dan ... putih? Pilar kehidupan yang sangat bertolak belakang. Banyak yang mengatakan hitam warna kejahatan dan putih warna kebaikan. Dari warna itu ... kita belajar mana yang baik dan mana yang buruk. Hm, sangat kompleks, bagaimana menurutmu?"

Tak!

".... "

Pria muda dengan manik green sapphire itu menatap malas pada remaja manik emerald di hadapannya. Ia hanya melirik sekilas, dengan tangannya menggenggam sebuah pion seraya memainkannya asal.

Sekali lagi ia melirik remaja di hadapannya, jari tangan kananremaja itu mengambang di udara dengan pion benteng yang di genggamnya. Rautnya begitu tenang namun serius di saat yang bersamaan. "Kau ... ingin aku menjawab apa?" Setelah beberapa menit pemuda itu akhirnya bersuara, tetapi sorot itu masih sama, kosong dan penuh kebosanan.

Tak!

"Perhatikan saat yang lebih tua bicara," kesal yang lebih tua pada remaja itu.

Remaja itu hanya mendengus. Ia bersandar pada punggung kursi. Entah kenapa, permainan ini terasa begitu hambar, tak ada kobaran yang dulu pernah ia rasakan ketika bermain dengan 'dia'. Sekilas ia menatap yang lebih tua, pertanyaan yang tidak berguna, mengapa dia harus menjawabnya?

"Kurasa, tanpa ku jawab pun ... Kak Axa tahu apa yang akan ku katakan."

Panggilan itu ... terlalu formal? Ia merasa sudah berulang kali mengatakan padanya untuk memanggilnya dari nama depan ketika hanya berdua, tetapi adiknya itu sungguh keras kepala.

"Bukankah sudah ku bilang untuk memanggil nama depanku? Kau adikku dan kau berhak atas itu," ujarnya dengan nada tegas, tak ingin dibantah.

Yang di tuju hanya diam seraya mengamati tiap langkah dan taktik permainan kakaknya. "Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi, Kak Sori," jawabnya seraya melangkahkan pion benteng miliknya. Sedangkan Sori tersenyum tipis seraya bersandar di pinggir sofa dengan menyangga kepala. "Tapi, kau bukan kakakku," sambung remaja itu, membuat harapan Sori langsung menurun. Yah, tetap saja, sangat sulit meluluhkan hati adiknya.

Sori Theodore Refaxa, pria muda berumur 24 tahun. Putra keempat keluarga Theodore dari 6 bersaudara. Ia adalah pewaris tetap sebuah Museum Seni Alboreto di France.

Memiliki total 423.265 karya seni sebagai koleksi. Hal inilah yang menyebabkan sangat mustahil bagi orang-orang termasuk para pejabat kelas atas untuk melihat semua koleksi hanya dalam satu kali kunjungan.

SWEET MASK TRICK [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang