♚♕ 04 • Kindness ♕♚

254 23 77
                                    

Langit menangis, jiwa yang gelap dan hampa itu kembali bangkit memenuhi raga, tak ada lagi sisa rasionalitas di dalamnya. Hanya ada kekalutan dan gundah menyerang sang rasa dalam lamunan asa yang indah.

~ Halilintar Edward Claude ~

~ Halilintar Edward Claude ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anu ... maaf untuk yang Waktu itu ...."

Cengkraman di kerah seragamnya semakin erat dan punggungnya yang semakin ditekan ke tembok, membuatnya meringis ketakutan.

"Kau pikir, aku akan dengan mudah memaafkan tingkah bodohmu, Blaze?! Gara-gara kau, aku harus mandi berkali-kali dan melewatkan jam tidurku!" Blaze tersenyum kaku, hanya satu hal yang kini terlintas di benaknya tentang orang di depannya ini. Menakutkan!

"Da-darimana ka-kau tahu namaku?"

"Tentu saja dari partnermu yang juga bodoh! Dengar, partner bodohmu itu telah merebut Waktu kak Hali yang seharusnya dia habiskan untukku."

Blaze semakin bergetar takut melihat aura orang di depannya ini semakin gelap. Ah, kakaknya itu, kenapa harus memberitahukan namanya sih, kalau dapat masalah, jangan menyeretnya juga. Kalut dan bingung melingkupinya. Perlahan tatapan Blaze menurun ke nametag orang di depannya,

'Ice? VI ... OR?!!'

"VIOR?!" teriaknya seraya mencengkram kerah seragam Ice.

Ice menutup kedua telinganya kala Blaze berteriak terkejut. VIOR? Ini sungguhan? Dia akhirnya bisa bertemu salah satu anak VIOR?! Hebat! "Hei katakan padaku, kau anak VIOR?!"

Ice mengernyitkan alisnya melihat Blaze yang menatapnya penuh binar, juga kerah seragamnya yang sekarang di tariknya. "Ada masalah dengan itu?"

"LUAR BIASA!! Kau anak VIOR ternyata, wah aku benar-benar beruntung hari ini ...." oceh Blaze dengan nada girang.

'Urgh, berisik!'

Blaze terus mengoceh tak jelas, membuat Ice semakin kesal. Bagaimana bisa ada orang seberisik kompor di depannya ini. Dalam hati dia menyumpah serapahi hari yang menurutnya sial itu, niatnya ingin membalas keusilan Blaze malah berakhir dia terjebak mendengarkan ocehannya.

Ice semakin heran, setinggi itukah derajat anak VIOR dimata IOR? Bahkan kakaknya bilang Taufan berperilaku persis seperti Blaze saat bertemu pertama kali dengannya.

"Ice, bolehkah aku berteman denganmu?" Apa yang harus dia lakukan sekarang? Disatu sisi Blaze sangat berisik dan pasti akan membuat hari-hari damainya hilang, tapi disisi lain ini ...  termasuk dalam rencana kakaknya. Hah dia jadi bingung sekarang.

"Ice?! Boleh yaaaaaaa!" rengek Blaze dengan manik membulat layaknya anak-anak yang meminta permen.

"Egh, Fine! Tapi mulut kompormu itu harus diam di depanku."

SWEET MASK TRICK [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang