Ketika Wang Yan menyaksikan Di Feisheng berjalan pergi ditemani Jiao Liqiao, dia hanya menghembuskan napas berat dan memutar langkah kembali menuju taman istana. Disuruhnya si pelukis pergi karena pangeran pewaris tahta tidak bersedia dilukis. Entah sengaja atau tidak, Di Feisheng seperti hendak mengacaukan tradisi. Wang Yan harus memikirkan cara lain agar Di Feisheng bersedia dilukis dengan baik dan sempurna kemudian memajang lukisannya di Aula Agung tempat dia akan dinobatkan nanti melalui upacara suci.
Wang Yan bicara pada beberapa orang sesepuh penting di istana, melupakan urusan lukisan untuk sejenak dan tenggelam dalam kesibukan menyiapkan upacara untuk esok hari. Hampir satu jam lamanya dia memeriksa Aula Agung,
kemudian dia mencari Di Feisheng di Aula Pirus karena ia melihat sang pangeran dan Jiao Liqiao terakhir kali menuju ke sana. Dia perlu menemui Di Feisheng untuk mendiskusikan beberapa hal penting terkait upacara. Namun setelah bergegas ke tempat yang dimaksud, ia tidak menemukan Di Feisheng di sana. Wang Yan sempat bingung, ke mana Jiao Liqiao membawa sang pangeran pergi. Ada kecemasan yang menyergap, mengingat rumor tentang Jiao Liqiao yang menyukai kakak laki-lakinya. Wang Yan khawatir gadis itu nekad melakukan hal-hal yang melanggar norma.Wang Yan memeriksa sekali lagi, melihat sisa-sisa minuman di atas meja, kecurigaan mulai menyebar dalam dirinya. Ruangan begitu senyap, penjaga seperti sengaja diusir keluar oleh seseorang. Saat Wang Yan hendak bergerak mundur, dia mendengar desir langkah terseret di lantai. Suaranya samar, tapi ia yakin masih berada di sekitar Aula Pirus.
Mengikuti insting tajam akan bahaya yang mungkin mengancam sang pangeran, Wang Yan bertekad mencari kedua orang itu secara diam-diam.
=====
Bagi Jiao Liqiao, hilangnya Di Feisheng jelas tidak mengejutkan karena ia sudah merencanakannya. Begitu Di Feisheng nyaris tidak sadarkan diri akibat minum arak yang telah dicampur dengan racun pelemah otot, gadis cantik tapi berwatak keji itu membimbing Di Feisheng dan berjalan lambat-lambat menuju satu lorong. Jauh sebelum hari ini, Jiao Liqiao telah mencuri dengar tentang satu lorong rahasia di balik dinding tidak jauh dari Aula Pirus. Sebelumnya dia harus keluar ke taman, melewati jalur berbatu-batu yang ditumbuhi tanaman sepanjang sisinya, dan berakhir di satu dinding batu dengan bagian tengah seperti kaca. Di balik kaca itu ada tirai air yang secara ajaib terus menerus mengalir. Jiao Liqiao membawa Di Feisheng yang terkulai di bahunya, kemudian menekan beberapa kunci rahasia yang merupakan bagian dari mekanisme rumit. Tirai air itu sesaat seperti berhenti mengalir, tak ubahnya hujan yang tiba-tiba mereda. Setelah itu, cepat-cepat dia melangkah memasuki lorong, setengah menyeret tubuh Di Feisheng yang berat.
Mempertahankan senyum lebar penuh kemenangan di bibirnya yang merah menyala, Jiao Liqiao menikmati setiap saat yang berlalu sewaktu dia memeluk tubuh lemas Di Feisheng dan membawanya menyusuri lorong yang panjang. Lantai lorong ini mengkilap, diterangi butir-butir mutiara bercahaya yang ditanam ke dinding. Panjangnya sekitar dua li.
"Aku sudah lupa bagaimana rasanya memeluk kakakku sendiri. Sejak kau menolakku dengan keras dan mengingatkan bahwa kita saudara." Jiao Liqiao bicara pada dirinya sendiri dengan nada yang berlagu, kadang diselingi tawa.
"Kau sudah tidak adil padaku. Bahkan Ayahanda juga. Dia selalu lebih menyayangimu daripada aku. Mungkin karena aku berdarah campuran. Hmmmm, alasan yang tolol. Siapa suruh Ayahanda melakukan hal begitu rendah dengan merayu wanita dari kalangan manusia biasa."
Bibir Jiao Liqiao mengukir cibiran tipis, pura-pura kecewa dalam satu waktu kemudian tertawa riang lagi beberapa detik setelahnya.
"Jika kau lebih bermurah hati dan membalas kasih sayangku, kita bisa bersama-sama menguasai Kerajaan Dewa Air. Sayangnya, kau selalu bersikap sinis dan berhati dingin. Di Feisheng, kau tidak memberiku banyak pilihan."
![](https://img.wattpad.com/cover/363861969-288-k970044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐭𝐮𝐬 𝐨𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐢𝐯𝐞𝐫 (𝐅𝐞𝐢𝐡𝐮𝐚)
FanfictionSehari sebelum penobatannya menjadi raja di Kerajaan Dewa Air, Di Feisheng menemukan dirinya terlempar ke dunia manusia dengan cara yang tak terduga. Kilas balik pengalaman sang ayah yang pernah terikat pada manusia seakan terulang kembali saat dia...