01| Kota Zarhya

1.2K 145 34
                                    

Jauh dari kehidupan kota-kota besar yang hingar bingar, sebuah desa tampak terselubung di balik lebatnya pohon dan kekayaan alam pulau Theres

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jauh dari kehidupan kota-kota besar yang hingar bingar, sebuah desa tampak terselubung di balik lebatnya pohon dan kekayaan alam pulau Theres. Keindahan desa tersebut membuat keluarga Oleander membangun sebuah penginapan besar yang tidak seberapa jauh dari garis pantai di bawahnya.

Penginapan telah selesai dibangun sejak enam bulan lalu. Namun, karena belum banyak orang luar tahu keberadaan desa tanpa nama ini maka hampir tidak ada pengunjung. Hanya saja, keluarga Oleander begitu menyukai pemandangan laut jadi tidak ada pengunjung pun mereka begitu menikmati kehidupan di sana.

Sayang sekali. Setelah lima tahun berlalu, muncul konflik internal dalam keluarga Oleander sehingga penginapan ditinggalkan dan pasangan Oleander kembali ke kota bersama dua anaknya.

Sudah 20 tahun berlalu sejak itu. Warga desa berpikir bahwa penginapan itu akan jadi bangkai pada akhirnya. Namun sebuah mobil hitam baru saja memasuki halaman penginapan. Seorang pemuda jangkung bertubuh tegap dan gagah keluar dari kendaraan hitam mengilap tersebut sambil menurunkan barang-barang dari bagasi.

"Tuan muda."

Seorang wanita paruh baya yang keluar dari penginapan, segera menyambut pemuda tersebut sambil terbungkuk-bungkuk hormat. Namanya Emma, orang yang dipekerjakan keluarga Oleander untuk merawat penginapan.

"Biar saya bawakan, Tuan muda." Nuas-putra sulung Emma-yang bekerja sebagai tukang kebun bergegas mendekat, hendak meraih beberapa koper lelaki tersebut.

Lelaki tersebut segera geleng kepala sambil melempar senyum tipis. "Tidak perlu, saya bisa membawanya sendiri. Tolong tunjukkan saja di mana kamar saya." Suaranya yang agak berat membuat Emma dan Nuas tertegun.

Bukan hanya tampan dan gagah, putra sulung dari pasangan pemilik penginapan tumbuh dengan kepribadian baik walau dari luar terlihat garang. Emma segera mempersilakan lelaki itu masuk ke penginapan yang begitu megah dari dalam, warna cokelat kayu eksotis membuat bagian dalam penginapan terlihat begitu classy dan klasik.

"Banyak kamar di sini, tapi saya rasa Tuan muda paling suka kamar yang dulu." Emma tersenyum sambil arahkan tangan pada salah satu ruangan.

Ketika masuk, pria itu tak bergeming. Pikirannya seolah terlempar jauh pada kenangan pertama kali tinggal di desa dan menikmati hari-hari harmonis bersama keluarga kecilnya.

Tera Wilder, nama lelaki itu. Dia memiliki tinggi tubuh 183 centimeter, garis rahangnya terpahat begitu baik. Tidak berhenti di situ, mata cokelat cerahnya terlihat seperti mata elang; tajam dan mengintimidasi. Padahal ketika kecil, Emma yakin bahwa Tera terlihat begitu imut dan lugu, tapi sekarang Tera telah jadi lelaki dewasa yang memiliki aura layaknya predator yang tenang.

Melihat Tera tidak bereaksi membuat Emma canggung, berpikir mungkin kamar tersebut bukan lagi selera anak itu. "Apa perlu saya tunjukkan kamar lain?" Emma menawarkan dengan ragu.

Tera segera geleng kepala dan meminta Emma untuk meninggalkannya. Kini lelaki berkulit tan tersebut berdiri di depan jendela yang gordennya masih tersimpul, dari situ ia bisa menangkap jernihnya bentangan air laut.

TeraLue: Evanescent✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang