Sudah bertahun-tahun berlalu, kini Elisa sudah menginjak usia 21 tahun. Ia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan anggun dengan mendapatkan prestasi tertinggi, Elisa juga baik dan ramah yang membuatnya disukai banyak lelaki.
"Elisa, kenapa kakek mu membuat cerita sangatlah sedikit dan cerita ini juga tidak dilanjutkan" keluh teman Elisa bernama Catherine sambil menutup bukunya.
"Tidak Catherine, lagipula kakek ku sedang dirawat bagaimana mungkin aku memaksanya membuat hanya untuk kau baca" ucap Elisa sambil memasukkan buku bukunya kedalam ransel.
"Tapi aku tidak tahu bagaimana akhirnya, apakah tokoh utama perempuan bertemu dengan tokoh utama laki laki, atau mereka tidak akan pernah bertemu selamanya" ucap Catherine memeluk lengan Elisa sambil merengek.
"Berhentilah seperti ini Catherine, kau lebih mirip seperti anak kecil" ucap Elisa malas.
"Tapi.... Elisa aku ingin tahu akhirnya" ucap Catherine.
Elisa yang hanya melihat kelakuan temannya hanya bisa pasrah, dan mengajak Catherine ke rumah sakit untuk menjenguk kakeknya.
Tok tok tok
.
.
.
."Kakek, bolehkah kami masuk?" Ucap Elisa sambil mengintip dibalik pintu.
"Masuklah" ucap sang kakek tersenyum lembut.
"Maaf hari ini ibu dan ayah tidak bisa datang karena ayah harus melihat proyek di Prancis dan ibu harus mengurus pabrik kosmetik di London" ucap Elisa khawatir membuat sang kakek kecewa.
"Tidak apa apa sayang, lagipula mereka bekerja untuk kemajuan perusahaan" ucap sang kakek tersenyum.
"Hari ini aku membawa bunga Mawar merah tua, kakek pasti suka" ucap Elisa girang.
"dan juga hari ini aku membawa temanku namanya Catherine dia kesini ingin menanyakan tentang cerita pendek yang kakek buat" lanjut Elisa sambil memandang sinis ke Catherine, Catherine yang melihatnya hanya bisa tertawa canggung.
"Bagaimana kakek bisa membuat cerita sebagus ini? Dimana kakek mendapatkan ide sebagus itu? dan kenapa kakek tidak melanjutkannya" ucap Catherine penasaran.
"Hmmm, dari mana aku memulainya ya. Ah iya, itu kuambil dari mimpi yang kulihat" ucap sang kakek berpura pura.
"Benarkah?" Ucap Catherine memastikan.
"Yang kakek katakan memang benar Catherine" ucap Elisa yang ikut berbohong yang membuat kakeknya tertawa.
Mereka menghabiskan waktu hingga larut malam yang membuat Catherine harus pulang walaupun enggan, dan ingin berbicara banyak.
"Elisa, apakah kau tidak pulang" tanya kakek.
"Tidak, lagipula aku ada waktu senggang" ucap Elisa sambil merapikan barang barang.
"Bukanya bulan depan kau ulang tahun ya Elisa?" Tanya kakek sambil menatap langit melalui jendela.
"Iya, emangnya kenapa kakek?. Lagipula aku tidak ada waktu senggang untuk hari itu" ucap Elisa sambil menatap kakeknya.
"Saat itu tiba aku mungkin tidak akan ada di dunia ini, kau bukalah ruang pribadi kakek dan kamu akan tahu semuanya" sang kakek memandangi langit dengan senyum yang tulus.
"Apa yang kakek katakan?, kakek pasti akan sembuh" menolak perkataan kakeknya.
Mendengar ucapan cucunya, membuat sang kakek tertawa dan membuat cucunya cemberut.
"Hahahaha.. maafkan kakek. Jadi, kau dapat A+ lagi?" Tanya sang kakek sambil tersenyum menatap cucunya.
"Iya, seperti biasa"
"kau jangan murung dengan kakekmu ini" ucap kakek sambil tersenyum
"Aku tidak murung, lagipula aku hanya memikirkan perusahaan ayah dan ibu" ucap Elisa duduk di sofa sambil membuka handphone nya dan melihat saham bulan ini.
"Kenapa dengan perusahaan mereka?" Tanya sang kakek
"Tidak ada, perusahaan ayah dan ibu berjalan seperti biasanya" ucap Elisa
"Baiklah, lagipula ini sudah malam lebih baik kau tidur Elisa"
"Aku akan tidur jika kakek sudah tidur, karena aku tahu kakek akan terus memandangi langit. Lagipula aku akan ke Australia dalam sebulan ini"
"Benarkah? Berarti kakekmu ini akan sendiri lagi di rumah sakit"
"Iya"
"Baiklah kakek akan tidur, selamat malam"
"Baiklah, selamat malam"
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSES AND THE WORLD OF MAGIC
AdventurePerjalanan Elisa Victoria Mora dalam mencari cinta pertamanya Louis Philip Alexander, dengan memasuki portal yang dibuat oleh kakeknya, apakah mereka bisa bertemu dan bisakah mereka bersama selamanya.