05. Mimpi

2 1 0
                                    

     ****

Kegelapan yang pada awalnya geby lihat,perlahan sebuah cahaya menerangi sudut ruangan,lilin terpasang dimana mana, ia menatap dengan rasa asing di setiap sudut yang ia lihat seperti berada dirumah kuno, yang peralatan nya serba kayu, seperti kayu yang sudah rapuh. ia berjalan perlahan dengan rasa kebingungan, ada bau melati yang semerbak dan bau bangkai yang tercium kuat di sekelilingnya, ia menghampiri sebuah lukisan dengan bingkai kayu. lukisan timbul bergambar seorang lelaki dengan tangan terangkat keatas yang dikaitkan oleh tali seperti boneka, wajahnya memelas dan banyak memar.

Dari belakang sebuah pintu suatu ruangan terdorong lepas oleh punggung laki-laki yang sangat ia kenali, laki-laki itu adalah redier, saudara tiri geby. Geby berbalik untuk melihat kejadian itu semua. Serpihan kayu dari pintu itu berhamburan. Redier terbanting mengenai pintu membuat pintu itu roboh. sebuah sepatu berwarna hitam pekat perlahan kearah Redier dengan kapak ditangan nya, Redier mundur ketakutan. kapak diarahkan ke tubuh redier, ia menghindar dan mendorong Arley sampai tersudut ditembok.

Redier melihat kayu, yang panjang nya kira kira 10 cm, ujung nya runcing. Ia dengan cepat mengambil kayu itu dan menyerang Arley ketangan dan ke lehernya tetapi Arley bukan lah lawan yang mudah, ia terkenal lincah dan mampu menghindari serangan.

Kejadian itu membuat geby merinding setengah mati, ia terdiam dan tak berkutik sama sekali.

Tanpa Arley sadari, kapak yang sedari tadi ia gengam terlepas dari tangannya. Redier berusaha mengenai kayu itu ke tubuh Arley dengan tangan nya yang penuh luka dan penglihatan buram. sampai ketika Arley mengeluarkan pisau dari balik bajunya dan menggoreskan ke leher Redier, Redier tersentak mundur, tangan kanannya meraih dinding, tangan kirinya memegangi leher depan nya yang mengeluarkan banyak darah, nafas nya sesak hanya menatap penuh air mata saat tubuh nya sudah hampir menyerah.

Redier!” teriak geby menghampiri saudara tirinya itu dengan merinding ia memegang secara perlahan pergelangan tangan kiri Redier. Redier menatap geby dengan air mata yang mengalir dan anehnya redier tersenyum. Redier mencoba meraih tangan geby.

“geb....” ucapan redier terhenti saat Arley menancapkan kapak tepat di dahi redier

Redier!!” teriak geby dengan histeris melihat begitu banyak nya darah yang keluar dan mengalir disekelilingnya. Luka di leher redier saja sudah membuat geby gemetar setengah mati, apalagi saat kapak menancap di dahi redier. Arley menghampiri redier yang sudah terduduk di lantai, ia menusuk perut serta leher redier berkali-kali dan yang lebih parahnya ia memotong pinggir kuku dengan benda kecil semacam pisau kecil tapi tajam sampai  kuku-kukunya copot.

Ayah cukup...Ayah!!” teriak geby memeluk badan saudara nya itu tapi percuma mereka tidak bisa mendengar geby. Tangisan pecah saat geby memeluk tubuh redier yang perlahan menjadi dingin. Perlahan redier menghilang menjadi butiran debu.

Geby terbangun dengan nafas terengah-engah serta keringat yang bercucuran, ia menatap sekeliling masih dengan keadaan linglung, ia mencoba menenangkan dirinya “syukur lah.. Cuma mimpi”

Ia baru menyadari kalo ini bukan rumah nya “vazka? Gue lupa kalo semalam gue nginep dirumah dia. Tapi...kok gue di kasur?” ia menatap dirinya yang bingung, ia menoleh kesamping kanan ternyata vazka tidur di sofa dekat jendela, ia menuruni tempat tidur dengan mengigil, geby melihat jendela yang masih sedikit terbuka sehingga angin yang begitu kencang masuk kedalam ruangan, mengubah suhu ruangan. Ia berjalan menutup jendela serta mengambil selimut dan membalutkan ke tubuh vazka

“dasar anak ceroboh, jendela aja nyampe lupa ditutup. Untung gue dah anggap lo keluarga ka”

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ME OR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang