Bab 3 : Ini Semua Hanyalah Permulaan

7 1 0
                                    


Lapangan sekolah sudah full sejak tadi sore, para siswa-siswi sma itu tengah asyik menikmati makanan dam minuman yang di beli di bazar. Ada yang tengah sibuk dengan pacarnya di taman, ada yang tengah bergosip di bawah terangnya rembulan dengan segelas es, hingga ada jug yang mabar sembari menunggu acara puncak di mulai.

Namun semua aktivitas itu berhenti tergantikan suara riuh dari arah gerbang, dua guestar yng di tunggu-tunggu telah hadir di bantu anak osis untuk memecah kerumunan.

Guestar usulan Kemran dan Aul, si ibu peri dan band yang terkenal di kalangan para anak muda akhir-akhir ini. Nadin Amizah, lagunya kerap kali Jyosa dengar, lagu-lagunya yang dengan sopan menyapa telinga. Sedangkan Hivi! Ada beberapa yang sering ia dengar dan menjadi favoritnya, Remaja, Dengar Alam Bernyanyi, Gadis Sampul, Rintik Hujan, Negeri Awan, Pelangi, dan Jatuh Bangkit Kembali.

Dua gadis yang tadinya asik menikmati makanan di bazar segera beranjak dari tempatnya dan mengambil tempat paling depan, mengambil alih tempat orang –orang yang berlarian ingin melihat geustar di malam yang indah ini walau berdesakan tak ada ampun.

Acara puncak akan mulai dalam waktu 10 menit lagi, para penonton segera mengambil posisi ternyaman dan posisi terdekat dengan panggung.

Tera sibuk dengan odeng di tangannya takutnya tumpah terkena senggolan orang, Jyosa sedikit terombang-ambing saat orang orang semakin saling dorong-mendorong.

Lampu panggung tiba-tiba semakin terang, mc acara telah keluar dengan segala basa-basinya untuk mengisi waktu yang tersisa. Saat nama nadin amizah di sebut oleh mc di situlah para penonton focus melihat kearah panggung, menunggu si penyanyi keluar dibalik panggung.

Nadin membwakan lagu-lagunya di album ulang tahun hingga kini lagu terakhirnya Beranjak Dewasa akan di mulai.

"Semua sudah membawa lampionnya masing-masing kan mala mini? Sudah menulis permohonan kalian belum? Jika sudah mari nyalakan bersama."

Anak osis segera membantu menyalakan lampion yang akan di terbangkan nadin.

"Aku wish di dalam hati saja yaa. Dalam hitungan ketiga kita terbangkan bersama."

Dear tuhan...

Aku ingin melihat senyum bahagia setiap orang.

Aku rindu mereka, sampaikan salam rinduku.

Aku juga berharap aku terus bisa tersenyum bahagia seperti ini tuhan...

Dari aku si hamba penuh harap yang penuh dosa.

"Satu..."

"Dua..."

"Tigaaaa!!"

Lampion-lampion itu dengan serentak terbang ke angkasa dengan setumpuk harapan dari para pemiliknya. Ibu peri seolah menyihir para penonton untuk bernyanyi dan menari bersama kala lirik reff lagu terakhir yang akan ia bawakan dimulai.

Setelah itu, Hivi! membawakan lagu Pelangi untuk pembuka dan terakhir tak lupa dengan lagu Remaja.

Tera dan Jyosa segera pulang saat melihat waktu sudah pukul 11:30 dimana konser baru saja berakhir. Angim malam menghantam kedua gadis yang mengendarai motor di gelapnya malam, lampu motor dan cahaya rembulanlah penerang jalan kali ini. Kanan kiri hanyalah hamparan sawah luas, mungkin sekitar 1 kilo dari gerbang lingkungan kecamatan tempat tinggal mereka baru bisa mendapati toko-toko dan rumah. Sayangnya jalanan sekitar mereka taka da lampu jalan raya.

"Aku pulang dulu ya, Ra. Tante, Om, Jyosa pamit pulang takutnya papa sudah menunggu. Terimakasih tumpangannya." Ucap jyosa sebelum meninggalkan pekarangan rumah Tera, rumah kedua teman kecil itu hanya jarak dua rumah.

Setumpuk Asa Untuk si TunggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang