Say Goodbye Canada

8 2 0
                                    


Tesenyum sendiri bak orang gila rasanya sah-sah saja bila sedang merindukan orang tercinta yang sudah lama tidak bertemu. Kini memang sudah waktunya pergi meninggalkan zona nyaman dan aman di tengah kehangatan keluarga untuk membawa kebahagiaan bersama dia kehadapan dua pihak keluarga.


          Suasana malam yang hujan menambah dinginnya kota Kanada yang sibuk. Padahal waktu sudah menunnjukkan pukul 11 malam tapi, tampaknya tak membuat gadis cantik yang duduk di tepi ranjang mengantuk. Bagaimana bisa mengantuk jika dirinya terus memandangi bingkai foto yang ia genggam sambil tersenyum lembut?

Seketika....

Tok tok tok...

"Kak sudah tidur? Mamah boleh masuk gak?"

Gadis itu pun tersentak kaget kala terdengar suara wanita dewasa itu, "I-iya Mah masuk aja gak dikunci kok pintunya!" Jawab gadis itu..

Ceklek...

"Ck! Kan udah Mamah bilang jangan kemaleman tidurnya! Udah dimasukkin semua bajunya hm?" tanya sang Mamah sembari memasuki kamar anak gadisnya. Tapi, hanya senyuman tulus yang terpatri di wajah remaja itu.

"Iya Mamah, habis ini Letta tidur,tadi aku cuma lagi liatin foto Nolan doang kok hehehe, Letta kangen banget Mah sama Nolan."

Yup! gadis itu bernama Letta. Tepatnya Mina Sharletta Maudya yang kini nampaknya terlihat bahagia bercampur rindu pada Nolan Linoval. Seorang laki-laki yang fotonya Letta tatap tadi. Jika kalian bertanya Nolan siapa-nya Letta? Akanku beritahu! Nolan ialah teman kecil Letta, saat Letta duduk di bangku kanak-kanak. Dirinya bertemu dengan seorang anak laki-laki yang tiba-tiba menghampirinya ketika ia duduk di kursinya seorang diri.

Begitulah awal mula terjalinnya pertemanan Letta dengan Nolan hingga keduanya saling memiliki perasaan lebih saat beranjak usia 16 tahun. Kini hanya Letta yang mungkin masih menyimpan rapih kenangan indah itu.

***

(Flashback)

"Hmm...Halo aku boleh duduk di sebelah kamu ndak?" ucap anak lelaki itu sambil mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Letta.

"Eum! Duduk aja kursinya kosong kok." Jawab Letta sambil mengangguk lucu.

"Maacih kamu lutu banet ih! Kenalin nama aku Nolan panggil aja Nono, nama kamu siapa?"

"Nama aku Letta." Jawab gadis cantik itu tanpa mengalihkan atensi-nya pada buku di hadapannya.

Sepertinya bukunya lebih menarik daripada Nono. Nolan kecil yang kala itu merasa dicuekkan pun akhirnya kesal. Letta sebenarnya memang tipikal orang yang cuek, namun tak banyak yang tahu bahwa ia adalah seorang pendengar yang baik.

"Ih! Letta kan Nono lagi bicala sama Letta, kok Letta malah liat buku telus sih! Sebel tau Nono tuh!" Ambek Nolan dengan memajukan ranum mungilnya condong ke depan.

Mendengar penuturan orang yang berada di sebelahnya merajuk, Letta segera menolehkan kepalanya menatap Nolan, "Dih! Anak laki-laki sih ambekkan! Padahal aku dengerin Nono kok, yaudah iya-iya Letta minta maaf ya..."

(Flashback end)

***

Perasaan itu, ah tidak! Kenangan lebih tepatnya. Hanya saja dirinya tidak pernah sadar dengan fakta yang kini sudah terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan Darah SenjakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang