Chapter 13 - [ Mengincar Sofia ]

168 80 12
                                    

Vote dan follow dulu yuk biar authornya juga semangat. Ini lagi ngebut nulis ceritanya hehe

...

Happy Reading!


Maya berjalan seorang diri, ia baru saja pulang bekerja. Di perjalanan, Maya melihat seorang wanita yang ia kenali. Dari jarak jauh Maya mencoba memastikan siapa wanita paru baya yang sedang cek cok dengan beberapa orang pria disana, mereka berpakaian serba hitam, mengenakan jaket kulit dan cela jeans. Suara pertengkaran itu cukup keras hingga sampai ke telinga Maya, saat mendengar wanita tersebut berbicara Maya langsung mengenalinya, ibu Sofia.

Maya berlari mendatangi Risa di sebrang jalan sana, ia berdiri tepat di samping wanita itu dengan nafas terengah-engah. "Woi! Lo pada ngapain cari ribut sama orang tua? Mau jadi anak durhaka lo!" Ujar Maya dengan nada memberontak.

Risa melihat ke arah samping kanannya "Maya?" Maya mengengok dan terkekeh sesaat. "Maaf tan, ngagetin"

"Lo siapa hah! Pengen jadi Wonder Woman lo belagu amat" Ujar salah satu dari lima orang pria di hadapan mereka.

"Gak usah ikut campur, kita gak ada urusan sama lo"

Maya maju beberapa langkah mendekati pria yang baru saja berbicara itu, "tapi gue ada urusan sama lo!" Tekannya. Maya mengangkat satu kakinya lalu menendang bagian intim lelaki itu dengan sangat keras. Heels-nya yang lumayan tinggi berhasil menambah damage rasa sakit tersebut.

Pria itu terdorong kebelakang dan meringis kesakitan sambil memegangi area bawahnya, temanya pun membatu pria tersebut untuk kembali berdiri. Sementara, Maya dan Risa, ibu Sofia. Mereka sudah kabur dari tempat itu, mereka berlari di saat para pria besar tadi lengah.

Melihat Maya dan Risa kabur, mereka kemudian mengejar dua wanita itu, awalnya cukup jauh. Namun, karena Risa tak kuat berlari di usianya yang memasuki kepala enam, mereka menjadi semakin melambat.

Risa sudah terlihat kelelahan "tante gak papa? Masih kuat lari?" Tanya Maya dan Risa menggeleng dengan nafas tersendat.

"Aduh, tan jangan pingsan dulu ya" Maya marik tangan Risa seraya melihat sekeliling. Di ujung perempatan ada sebuah mobil polisi terparkir, Maya berinisiatif berlari ke arah sana dan bersembunyi di balik mobil tersebut. Mereka berlindung pada bagian samping mobil dalam keadaan menunduk.

Tiba-tiba ada satu tangan yang menjangkau punggung Maya.

Maya berteriak histeris "bapak gue polisi ya anjir!" Kata gadis itu menakut-nakuti.

"Hahaha, sejak kapan papa kamu jadi polis May" Maya langsung menoleh ke belakang, bukan pria yang tadi mengejar mereka, tapi Sofia yang ia lihat.

"Sofia?"

.
.

Menuju perjalanan pulang Sofia terus mengeluh, ia merasa sangat haus dan panas.

"Rumah aja besar, ada tamu gak di kasih minum. Masa aku cuma di suruh duduk, harusnya kan ditawarin makan, minum. Tau gitu aku bawa bekal aja dari rumah" Sofia terus berbicara sendiri di atas motor yang ia tunggangi.

Saat pemberhentian lampu merah di persimpangan, Sofia melihat ada razia di sana. Ia baru ingat, ia lupa membawa surat motor yang sekarang dirinya pakai. "Astaga, ada-ada aja" Tak ingin mengambil resiko, akhirnya Sofia memilih menepi ke arah mini market yang tak jauh dari persimpangan, ada mobil polisi di sana. Sofia memarkirkan motornya tepat di sebelah mobil itu.

Sofia turun dari motor, berniat ingin berbelanja ke dalam minimarket, saat sudah di depan pintu minimarket tersebut Sofia baru sadar jika dompetnya masih ada di saku motor. Ia pun terpaksa putar balik menuju parkiran lagi, namun saat beberapa langkah ia berjalan. Sofia melihat wajah Maya yang bersembunyi di sebelah mobil polisi, Maya seperti sedang dikejar-kejar oleh seseorang. Wajah gadis itu terlalu gelisah.

ENJ MARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang