Chapter 8

619 91 21
                                    

Hai para readers!

Author kembali dengan chapter terbaru.

Tidak menunggu terlalu lama bukan.

Tapi sayang sekali setelah chapter ini kalian harus agak menunggu lagi.

Karena mungkin saja author bisa tulis lanjutan cerita ini dua minggu lagi.

Jadi yah bisa jadi agak lama update an selanjutnya, soalnya author bakal sibuk ke depannya.

Soalnya author dah mulai uts juga makanya agak susah kalau mau tulis lanjutannya.

Di harapkan pengertian dari kalian semua, juga harap bersabar menunggu cerita ini berlanjut.

Stay tune terus sama cerita ini, karena tokoh utama di cerita sebelumnya bakal segera muncul, gak tau pastinya kapan tapi bakal segera muncul kok tenang aja.

Sudah ya sekian dulu cuap-cuap dari author.

Happy reading semuanya!!!!
_____________________________________
_________________
_____________________________________

Sopan berjalan lesu ke arah kelasnya, tubuhnya terasa lelah, matanya terasa berat seusai menangis semalaman kemarin.

Sejak mendengar percakapan antara Glacier dan Gentar kemarin, Sopan benar-benar tidak bisa tidur setelahnya.

Sepanjang malam Sopan hanya bisa menangis ketakutan, ingatan-ingatan buruk itu terus terbayang di dalam kepalanya.

Sepanjang malam itu juga Sopan tengah memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa kabur sejauh mungkin.

Sopan tidak ingin mengalami rasa sakit yang sama untuk sekali lagi, sudah cukup di masa lalu dia selalu menderita di hari ulang tahunnya.

Seharusnya hari ulang tahun di rayakan dengan senang dan sukacita, tapi bagi Sopan sendiri hari ulang tahunnya adalah sebuah bencana besar untuknya.

Jika mengingat apa yang dia alami dulu bisa di pastikan seluruh tubuhnya akan gemetaran hebat— takut.

Walau nanti akan ada konsekuensi yang harus dia hadapi jika dia kabur, namun itu bukan masalah besar bagi Sopan. Lebih baik dia terkena hukuman lain daripada harus berdiam diri di rumah untuk hari ini.

Waktu berlalu dengan begitu cepat, tak terasa bahwa jam bimbingan Sopan sudah selesai. Ini menandakan dia harus segera pulang ke rumah, Sopan menegak ludahnya, dia ketakutan. Tangannya bahkan gemetar hebat saat berusaha memasukkan buku-bukunya ke dalam tas miliknya.

"Sopan." panggil Arvin sambil menepuk bahu Sopan pelan, membuat sang empu langsung terperanjat dan menatap Arvin yang tengah melihatnya dengan tatapan bingung.

"Y-ya ada apa Vin." ujar Sopan gugup, dia berusaha menetralkan detak jantung nya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Kamu kenapa terkejut begitu, padahal aku hanya menepuk bahumu dengan pelan, ah sudahlah lupakan saja." kata Arvin menjeda sebentar perkataannya.

"Aku mau tanya, apa kau sedang sakit Pan, dari tadi aku memperhatikan mu kau terlihat tak fokus saat belajar, dan juga kau terlihat seperti sedang ketakutan. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau kau sebenarnya sedang sakit?" tanya Arvin dengan nada khawatir.

Mendengar perkataan Arvin, Sopan menjadi sedikit terharu. Arvin adalah orang kedua yang mengkhawatirkan nya setelah Solar.

Sopan menggeleng dengan pelan, "Aku tidak apa-apa kok, bahkan aku tak sakit. Hanya saja ada sesuatu yang menganggu pikiranku, itu jadi membuatku tak bisa fokus." jawab Sopan membuat Arvin menghela nafas tak puas. Dia yakin sekali ada sesuatu yang sedang terjadi pada Sopan.

I Will Make This Life Better Than The Previous LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang