"Aku hanya bertugas untuk mendampingi Incantrix" Jawab Foris.
"Kalau begitu kapan kau dan Incantrix pergi belanja?"
"Be-apa? belanja?" Tanya Foris tidak mengerti.
"Membeli persediaan" Keita menjelaskan.
"Owh, kemarin sudah"
"Ck" Aria berdecak sebal karna ingin keluar.
"Tapi harusnya sore ini juga, kami belum membeli kain" Jawaban Foris membuat senyum Aria mengembang.
"Kalau begitu ayo! aku ikut, aku menggantikan Incantrix, kau bisa membeli sesuatu tanpa Incantrix kan?" Aria tersenyum manis
Tetapi Foris menggeleng
"Ah ternyata kau memang bergantung pada Incantrix" Aria sengaja memancing.
"Tidak! aku bisa! ayo cepat kau bisa berjalan sendiri kan , pakai jubah mu" Foris berdiri sebal, ia memberikan jubah pada Aria sementara Aria terkekeh dan memakai jubahnya.
Tubuhnya tidak terlalu lemas karena sudah makan, Aria bangkit mengikuti Foris. Di luar kamar yang Aria tempati ada sebuah meja makan dan rak buku minimalis, ukiran dinding kayu nya membuat Aria terkagum-kagum.
"Cepatlah" Foris yang sudah menggunakan jubahnya menunggu di pintu depan, Aria pun langsung menghampiri Foris. Pintu pun di kunci dan mereka pergi keluar.
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───
Incantrix duduk di sofa menyesap teh mawar yang disuguhkan untuknya, lalu ia melihat pria yang duduk di depannya.
"Jadi, ada perlu apa kau bertemu dengan ku" Tanya Pria di depannya.
"Pelindung, aku ingin bertanya apakah ada sesuatu yang menggangu pelindung?" Tanya Incantrix
"Apa yang kau ketahui" Wajah pria di depannya terlihat lebih serius daripada sebelumnya.
"Penyusup, kau jangan marah dulu" Incantrix menyesap teh nya kembali, pria di depannya yang terlihat terkejut dan kesal pun menetralkan mimik wajahnya kembali.
"Aku tak sengaja bertemu penyusup 'lemah' yang 'terluka', dia berasal dari luar pelindung, dunia manusia katanya. Aku ingin kau 'tidak melakukan apapun padanya' kecuali mengintrogasi dengan baik-baik"
Incantrix menekankan beberapa kata meyakinkan bahwa Aria sang 'penyusup' tidaklah berbahaya.
"Apa kau bisa menjamin dia aman?" Pria itu memastikan lagi.
Incantrix memutar bola matanya, malas berbincang-bincang, "Pastikan saja sendiri"
"Kau yang bertanggung jawab, aku akan mengirim surat undangan untuk penyusup itu untuk di interogasi datang ke istana" Ucap Pria itu.
"Tidak, lebih baik di dekat pelindung dimana dia ditemukan" Incantrix berdiri menundukkan kepalanya sedikit, ia menghentakkan tongkatnya dan dia pun berpindah tempat- teleport
'Negosiasi merepotkan' Batin Incantrix
Ia sudah sampai di depan rumahnya, tapi saat hendak masuk, pintunya terkunci dan tidak terasa ada kehidupan di dalam sana.
"Astaga Foris, ck" Incantrix berdecak sebal, ia baru saja beres negosiasi mengamankan sang penyusup tapi penyusup itu malah tidak berhati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
GELAP YANG TERANG : Petualangan Negeri Emberi
Adventure[ Fantasy - Mystery ] Aria yang sangat excited dengan camping pertamanya, tidak menyangka bahwa itu akan menjadi petualangan yang mengancam nyawa. Tersesat dihutan dan masuk ke negeri mitos penuh sihir yang diancam kehancuran--membuat Aria terpaksa...