"Mau Ke mana kamu?" Ucap seseorang membuat Axandra menghentikan langkahnya.
Axandra menoleh, menatap datar orang yang berucap. Petro Willson, ayah Axa asli.
"Not your business (Bukan urusan Anda)" Ucap Axandra datar, lalu berbalik ingin melanjutkan langkahnya kembali.
"Axa" Ucap Petro dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Axandra menghentikan langkahnya, tangannya terkepal kuat di saku celananya.
"Apa yang anda inginkan tuan?" Ucap Axandra dingin dan menekan kata tuan.
Mendengar hal itu membuat Petro sedikit terkejut, namun ia kembali mendatarkan ekspresinya, ia hanya diam menatap Axandra dengan tatapan yang rumit.
Merasa tidak ada tanggapan dari Petro, Axandra kembali melanjutkan langkahnya. Menghiraukan Petro yang kembali memanggilnya. Namun ia hanya acuh.
Ia berjalan menuju garasi, tubuh yang ia tempati sekarang berumur 17 tahun, menandakan ia sudah legal menggunakan motor atau mobil.
Axandra menggunakan mobil yang di beli oleh Axa asli dengan uang tabungannya. Ia masih bersyukur kalau Axa masih memiliki otak untuk menghemat uang yang di berikan oleh keluarga Willson untuknya.
2 jt untuk satu bulan, itu benar-benar membuat Axa asli tidak bisa apa-apa, namun dia masih bisa berfikir, bahkan ia berkerja paruh waktu di sebuah cafe. Setidaknya itu mampu membuat Axa asli tidak kelaparan.
Mengingat hal itu, membuat Axandra mendesis miris. Kehidupan Axa benar-benar menyedihkan. Namun itu tentunya tidak akan terjadi lagi padanya, bahkan jika ia mau, ia bisa membuat keluarga Willson bangkrut.
Namun ia tidak Sudi menggunakan uang milik Keluarga Willson. Haruskah ia kembali membangun perusahaan?, atau masuk ke dunia bawah?.
Tidak ingin pusing memikirkannya, Axandra segera mengendarai mobilnya, ia ingin cepat-cepat pergi meninggalkan kediaman Willson.
Axandra menyalakan mesin mobilnya, dan menjalankan mobilnya. Ia mulai keluar dari pekarangan Mansion Willson.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Berbekal ingatan dari Axa, ia tidak akan tersesat di jalan.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai di apartemennya, ralat, lebih tepatnya apartemen yang di beli Axa asli. Tapi sekarang ia yang menempati raga bocah bodoh itu, jadi barang itu juga miliknya. Ia memarkirkan mobilnya di garasi yang tersedia di apartemen kecil itu. Kecil?.
“Untungnya masih layak untuk di huni” Batin Axandra menghela nafas panjang.
Axandra mulai melangkah masuk ke apartemennya. Dapat Axandra lihat tidak ada siapa-siapa di apartemen kecil ini. Tidak ada maid atau penjaga.
Karena apa?, karena Axa asli tidak mampu membayar maid atau penjaga jika bekerja di mansion kecil ini.
Axandra berjalan memasuki lift, ia menekan tombol angka empat, dimana kamarnya terletak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Axandra [On Going]
Teen Fiction"Transmigrasi?, Sial!" AXANDRA LEAVES Pria dewasa yang berumur 25 tahun, seorang CEO muda yang memiliki wajah yang tampan, rahang yang tegas, dan mata yang menyorot tajam. Namun ada hal yang tidak di ketahui oleh dunia luar, Axandra adalah seorang m...