EPS 13 : Tetap Juara di Hati

69 10 0
                                    

Direvisi pada 03 Maret 2024
Dipublikasikan pada 10 Maret 2024

"Shout it a little higher, it will sound very far you and me right now"
-HIGH (Together ), THEIA

『✎﹏

19:45

Suara gaduh memekakkan telinga, bersumber dari salah satu rumah kontrakan, dari balik kamar didapati suara barang yang dipecahkan serta suara perselisihan yang tiada titik terangnya. Elina masih berusaha memusatkan pandangan pada buku bacaan, meninggikan volume musik agar tak dapat menangkap suara pekikan penuh amarah yang berasal di lantai bawah.

Elina menaruh pulpennya di atas meja dengan perasaan kesal. "Untung gue nggak kayak Naren."

Gadis itu beranjak dari kursi, pergi begitu saja dari kamar, meninggalkan buku-buku yang masih terbuka di atas meja.

"Ma, Pa, kalian nggak malu didengerin tetangga dari luar?!"

"Jangan ikut campur kamu! Cepat balik ke kamar kamu sekarang!!"

"Ma, ayolah. Aku cuma pengen Mama Papa jangan bertengkar terus kayak gini! Aku malu tau, Ma!! Tiap keluar, selalu aja digosipin sama tetangga yang lain!!"

"Ya nggak usah didengerin! Kamu itu masih kecil, apa susahnya, sih?!"

"Kalian nggak kasihan sama aku?!"

Plak!!

"Mama!!"

Tok! Tok! Tok!

Niki membuka tirai untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya maghrib-maghrib begini. Untuk berjaga-jaga, siapa tahu hantu yang datang berkunjung.

Naren membuka pintu dan tak ada seorangpun yang ada di sekitar rumahnya, tuan rumah terperanjat waktu melihat Elina tiba-tiba muncul dari balik dinding dan mengejutkannya. Lihat, siapa tamu minus etika yang datang ke rumahnya malam-malam seperti ini. Gadis dengan jaket merah muda itu masih tergelak melihatnya terkejut, penampilan yang acak-acakan dengan sebuah luka di kaki kanan akibat terkena serpihan kaca.

Naren memiringkan kepala. "Elina?"

"Emangnya lo pikir siapa? Neng Kunti?" tanya gadis berponi itu seraya bercekak pinggang.

Dengan tidak sopannya Elina langsung masuk ke dalam rumah. "Nenek, Elina di sini! Nenek nggak kangen aku?"

"Elina, kamu udah makan belum?" tanya Nenek seraya berjalan menuju meja makan sambil membawa hidangan makan malam.

Gadis itu tersenyum lalu menggelengkan kepala layaknya anak kecil. Mengusap perut dengan maksud mencari perhatian ke Nenek yang baru saja selesai membuat makan malam.

"Aku laper, Nek. Mama Papa sibuk berantem terus, sih. Sampai lupa anaknya belum dikasih makan," balas Elina diakhiri dengan tawa seperti biasanya.

"Ya Allah ...." Nenek datang mendekati Elina dengan membawa satu piring ikan lele goreng, membelai lembut rambutnya dan itu membuat Elina merasa lebih baik, "Apa nggak bosen orang tuamu bertengkar yang dibahas itu-itu aja?"

Elina mengendikkan bahu seraya memajukan bibir. "Nggak tau tuh. Nanti marahin mereka berdua, Nek."

Nenek tertawa lalu kembali membelai rambut Elina, kemudian menyuruh gadis itu duduk dan ikut makan malam bersama dirinya dan Naren.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang