Kevin : oretha aku punya sesuatu, untuk mu
Kevin memberikan benda yang terbungkus kertas cokelat, dengan pita yang mengikat.
Oretha menerima benda itu dari Kevin dan memandangi sebentar, setelah itu ia melihat kearah Kevin dengan wajah yang penuh pertanyaan.
Oretha : apa ini? Kevin
Kevin : bukalah kau pasti suka
Oretha membuka dengan menyobek kertasnya dan meletakkannya di atas batu Courtyard. Oretha melihat syal berwarna peach gradasi biru tua di ujung nyal.
Begitu pula dengan penjepit rambut, yang dimana motifnya bunga tulip indah. Oretha melihat Kevin sekilas dan melihat lagi apa yang ia temukan, ternyata gantungan kunci bentuk seorang gadis membawa keranjang bunga.
Kevin : suka?
Oretha mengangguk cepat dan berterimakasih pada Kevin.
Oretha : banget, terimakasih Kevin
Kevin memakaikan jepit rambutnya pada rambut oretha yang bergelombang.
Kevin : cantik
Oretha tersipu mendengar ucapan Kevin, ia baru pertamakali melihat Kevin berbicara selembut itu padanya.
Oretha : tapi untuk apa, semua ini?
Kevin : hadiah, atas kerja kerasmu selama ini. Maaf aku hanya bisa memberikan ini
Oretha : ini cantik sekali Kevin, sangat cantik
Kevin : kalau begitu kau harus memakainya setiap saat, terutama jepitannya
Oretha : ya, baiklah
Oretha dan Kevin berbincang sangat lam hingga akhirnya pertandingan pun akan segera di mulai.
Kevin : pegang tangan ku
Kevin menjulurkan tangannya saat oretha hendak menaiki tribun. Teman-temannya sudah biasa melihat Kevin yang begitu tak memperdulikan seseorang bersikap baik hanya pada oretha saja.
Su Li : habis dari mana? Kita lelah menunggu kalian
Oretha : Courtyard
Lisa : berpacaran?
Oretha : aku tak berpacaran
Oretha menonton dengan serius, terlebih lagi pada Harry. Ia mendengar semua cerita dari sang ayah dan ibu, bahwasanya Harry terlibat dengan keluarga black terutama Sirius.
Pertandingan usai, kini panitia merencanakan pertandingan kedua yang akan digelar dua Minggu kedepan.
Isabel : oretha aku boleh pinjam pena sebentar?
Lisa : pena mu mana?
Isabel : penaku rusak, tintanya sering bocor dan aku belum mengirim surat
Oretha : ambil saja di meja ku
Isabel : baiklah
Lisa : kenapa harus meminjamkan?
Oretha : kenapa harus tidak meminjamkan?
Isabel : wah ini lucu sekali kau dapat dari mana
Isabel menunjukan jepit rambut kepada temannya, yang langsung di ambil oleh oretha.
Oretha : kau membuka laci? Pena itu ada di atas nakas.
Isabel : aku hanya melihatnya
Oretha : lain kali jangan seperti itu
Isabel : kenapa pelit sekali, memangnya berapa si harga jepitannya?
Lisa : sudahlah kau tak akan mengerti
Isabel : kau bicara seperti itu seolah-olah kau pemilik benda itu
Kevin : ada apa ini
Terry : kalian perempuan selalu saja ada drama
Isabel : oh Kevin lihatlah, masa mereka menghinaku hanya karena aku melihat jepitan itu
Kevin melihat jepitan yang ada di tangan oretha.
Kevin : sudahlah ini sudah larut kalian sebaiknya istirahat
Isabel : mereka jahat sekali Kevin
Kevin : dan kau sebaiknya jangan mengambil barang orang sembarangan. Apalagi kau mengambilnya Tanpa bertanya dulu pada oretha
Isabel : aku hanya melihatnya bukan mengambil, tapi kau bagaimana bisa tahu itu milik oretha?
Kevin meninggalkan teman"nya, dan masuk kedalam asrama laki-laki. Disusul oleh para perempuan yang memasuki asramanya masing-masing.
Padma : dasar wanita itu sungguh licik, kalian lihat kan tadi sikapnya pada Kevin?
Lisa : aku sungguh oretha, jika bukan karena aku memikirkan detensi. Sudah sejak tadi aku ingin memukulnya
Oretha : kalian tak bisa kah bersabar, lagipula kita tak bisa berbuat seenaknya saja
Padma : betul, kita akan kena detensi jika kita main hakim sendiri
Lisa : dia harus diberi pelajaran sesekali, supaya tak berbuat seenaknya terutama padamu
Oretha : dia terobsesi dengan ku sepertinya, entah ini hanya firasat ku atau apa tapi sepertinya aku merasa jika Isabel sangat perhitungan padaku
Padma : aku juga merasakan hal yang sama, ingat semua hal yang oretha inginkan? Dia juga menginginkan hal yang sama persis
Lisa : cukup mudah di mengerti alasannya,
Padma : sebaiknya kita lihat saja sikapnya untuk saat ini, jika memang ternyata ia tak merubahnya maka kita harus mengambil tindakan
Oretha : dan sebaiknya kita tidur
Lisa : baiklah girls, mari beristirahat
Padma : good night, sweetie
Oretha : nighty night
KAMU SEDANG MEMBACA
unfair
FantasyMerasakan tidak adil dalam hal percintaan.... Bahkan kasih sayang seorang ayah pun tidak pernah di rasakan muncul seseorang yang memberikan semuanya.. dan mengubah hidup