10

9 1 0
                                    

Kevin : oretha aku punya sesuatu, untuk mu

Kevin memberikan benda yang terbungkus kertas cokelat, dengan pita yang mengikat.

Oretha menerima benda itu dari Kevin dan memandangi sebentar, setelah itu ia melihat kearah Kevin dengan wajah yang penuh pertanyaan.

Oretha : apa ini? Kevin

Kevin : bukalah kau pasti suka

Oretha membuka dengan menyobek kertasnya dan meletakkannya di atas batu Courtyard. Oretha melihat syal berwarna peach gradasi biru tua di ujung nyal.

Begitu pula dengan penjepit rambut, yang dimana motifnya bunga tulip indah. Oretha melihat Kevin sekilas dan melihat lagi apa yang ia temukan, ternyata gantungan kunci bentuk seorang gadis membawa keranjang bunga.

Kevin : suka?

Oretha mengangguk cepat dan berterimakasih pada Kevin.

Oretha : banget, terimakasih Kevin

Kevin memakaikan jepit rambutnya pada rambut oretha yang bergelombang.

Kevin : cantik

Oretha tersipu mendengar ucapan Kevin, ia baru pertamakali melihat Kevin berbicara selembut itu padanya.

Oretha : tapi untuk apa, semua ini?

Kevin : hadiah, atas kerja kerasmu selama ini. Maaf aku hanya bisa memberikan ini

Oretha : ini cantik sekali Kevin, sangat cantik

Kevin : kalau begitu kau harus memakainya setiap saat, terutama jepitannya

Oretha : ya, baiklah

Oretha dan Kevin berbincang sangat lam hingga akhirnya pertandingan pun akan segera di mulai.

Kevin : pegang tangan ku

Kevin menjulurkan tangannya saat oretha hendak menaiki tribun. Teman-temannya sudah biasa melihat Kevin yang begitu tak memperdulikan seseorang bersikap baik hanya pada oretha saja.

Su Li : habis dari mana? Kita lelah menunggu kalian

Oretha : Courtyard

Lisa : berpacaran?

Oretha : aku tak berpacaran

Oretha menonton dengan serius, terlebih lagi pada Harry. Ia mendengar semua cerita dari sang ayah dan ibu, bahwasanya Harry terlibat dengan keluarga black terutama Sirius.

Pertandingan usai, kini panitia merencanakan pertandingan kedua yang akan digelar dua Minggu kedepan.

Isabel : oretha aku boleh pinjam pena sebentar?

Lisa : pena mu mana?

Isabel : penaku rusak, tintanya sering bocor dan aku belum mengirim surat

Oretha : ambil saja di meja ku

Isabel : baiklah

Lisa : kenapa harus meminjamkan?

Oretha : kenapa harus tidak meminjamkan?

Isabel : wah ini lucu sekali kau dapat dari mana

Isabel menunjukan jepit rambut kepada temannya, yang langsung di ambil oleh oretha.

Oretha : kau membuka laci? Pena itu ada di atas nakas.

Isabel : aku hanya melihatnya

Oretha : lain kali jangan seperti itu

Isabel : kenapa pelit sekali, memangnya berapa si harga jepitannya?

Lisa : sudahlah kau tak akan mengerti

Isabel : kau bicara seperti itu seolah-olah kau pemilik benda itu

Kevin : ada apa ini

Terry : kalian perempuan selalu saja ada drama

Isabel : oh Kevin lihatlah, masa mereka menghinaku hanya karena aku melihat jepitan itu

Kevin melihat jepitan yang ada di tangan oretha.

Kevin : sudahlah ini sudah larut kalian sebaiknya istirahat

Isabel : mereka jahat sekali Kevin

Kevin : dan kau sebaiknya jangan mengambil barang orang sembarangan. Apalagi kau mengambilnya Tanpa bertanya dulu pada oretha

Isabel : aku hanya melihatnya bukan mengambil, tapi kau bagaimana bisa tahu itu milik oretha?

Kevin meninggalkan teman"nya, dan masuk kedalam asrama laki-laki. Disusul oleh para perempuan yang memasuki asramanya masing-masing.

Padma : dasar wanita itu sungguh licik, kalian lihat kan tadi sikapnya pada Kevin?

Lisa : aku sungguh oretha, jika bukan karena aku memikirkan detensi. Sudah sejak tadi aku ingin memukulnya

Oretha : kalian tak bisa kah bersabar, lagipula kita tak bisa berbuat seenaknya saja

Padma : betul, kita akan kena detensi jika kita main hakim sendiri

Lisa : dia harus diberi pelajaran sesekali, supaya tak berbuat seenaknya terutama padamu

Oretha : dia terobsesi dengan ku sepertinya, entah ini hanya firasat ku atau apa tapi sepertinya aku merasa jika Isabel sangat perhitungan padaku

Padma : aku juga merasakan hal yang sama, ingat semua hal yang oretha inginkan? Dia juga menginginkan hal yang sama persis

Lisa : cukup mudah di mengerti alasannya,

Padma : sebaiknya kita lihat saja sikapnya untuk saat ini, jika memang ternyata ia tak merubahnya maka kita harus mengambil tindakan

Oretha : dan sebaiknya kita tidur

Lisa : baiklah girls, mari beristirahat

Padma : good night, sweetie

Oretha : nighty night

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unfair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang