๑۩ enam ۩๑

5 1 0
                                    

Cenaaa: maaf Za, gue pulang duluan ya, urgent

Syazaa: lo gapapa kan??

Cenaaa: gapapa

Cenaaa: lo hati2 pulangnya, udah malem.

Syazaa: oke syapp

read..

Dengan terpaksa Syaza menghabiskan makanannya sendiri, memang tidak enak menikmati makanan jika tidak punya pasangan. Setelah menghabiskan minumannya Syaza berniat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 10.35 WIB, semoga saja masih ada ojol yang mau menerima orderannya. Memang Syaza itu kemana-mana selalu mengandalkan ojol, taksi, angkutan umum lainnya, karena apa? karena ia tidak memiliki kendaraan pribadi.

"Yahh kok hujan segala sih". Keluh Syaza saat akan menyebrang jalan besar, ia berencana naik trans dan halte nya diseberang mall itu.

Dengan terpaksa Syaza menerobos hujan yang lumayan deras demi bisa pulang dengan cepat.
Tiiinnnn..
Syaza terkejut bukan main, hampir saja ia bertemu dengan malaikat Izrail..

"Liat-liat dong mbak kalau mau nyebrang!!". Teriakan dari pengendara mobil itu berhasil membuat Syaza gelagapan, pasalnya ia sempat jatuh karena terkejut dan berakhir lutut dan sikunya berdarah.

Cepat-cepat Syaza menyingkir dan membungkukkan badan berkali-kali tanda ia meminta maaf.

"Mau saya antar kerumah sakit mba?". Tawar seseorang yang tiba-tiba sudah berada disampingnya.

Astaghfirullah, jantung gue bentar lagi kayaknya beneran lompat deh ke jalan, dari tadi kaget muluk. Batinnya serta menoleh ke arah kiri.

Wahh ganteng banget omegatt, ga kuattt, matanya duhh..

"Mba? Halo mba? Mba gapapa?". Tanya cowok seraya melambai-lambaikan tangannya didepan Syaza, buru-buru Syaza menggeleng.

"Oh, eee gapapa mas, saya gapapa kok".

" Ya udah kalau gitu, mba mau nyebrang kan? Biar saya bantu". Dengan sigap cowok yang ntah bernama siapa itu membantu Syaza menyebrang.

         ************

"Abis ngelonte dari mana lo tadi malem?".

Pertanyaan itu berhasil membuat Syaza naik pitam

"Heh! Bisa jaga omongan ga sih lo! Cowok kok mulutnya lemes banget kek cewek". Dengan malas Syaza menuruni tangga dengan pincang.

"Kaki lo kenapa?".

"Bukan urusan lo". Kesalnya

"Gue tanya kaki lo kenapa?!". Paksa Reza seraya mencekal lengan Syaza kuat.

" Lepas Rez! Sakit!". Sekuat tenaga Syaza melepas cekalan Reza yang minim akhlak itu, adiknya luka bukannya di obatin, di lembutin, ini malah di kasarin di katain lonte lagi, apa ga kesal Syaza, masih pagi loh inii.

Dengan cemberut Syaza menuju dapur, ia akan masak nasi goreng hari ini, berhubung hari minggu mangkanya ia bisa santai tak memikirkan jadwal kuliah.

Sikunya yang luka membuat ia kesusahan untuk bergerak, berkali-kali ia mengaduh sakit sampai Reza datang membantunya.

"Gue aja, obatin tu luka". Ujarnya seraya merampas pisau yang berada di tangan Syaza.

"Tau ga Rez? Rasanya gue pingin banget nusuk mulut lo pakek pisau!". Setelah mengatakan itu Syaza berjalan cepat menuju ruang tamu, ia juga takut Reza akan melemparkan pisau ke arahnya, kan ga lucu!

" Dimana sih kotak P3K, perasaan selalu disini deh". Mondar mandir ia mencari kotak itu tapi tak menemukannya.

"Lo tau kotak P3k ga Rez?". Tanyanya putus asa. Yang ditanya hanya mengedikkan bahu tak acuh, memang salah bertanya ke orang otak miring.

Syaza Dan HarapannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang