LIMA

3.4K 101 0
                                    

Happy Reading 🤍

Hari kedua di Digital Boost Bandung,  Zeandra merasa memiliki semangat yang baru.  Meskipun jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi,  ia sudah siap dengan pakaian kantornya.  Ia mengenakan blazer pink pastel yang lembut,  dipadukan dengan celana putih yang bersih dan sepatu hak tiga sentimeter yang membuatnya terlihat anggun dan profesional.  Rambutnya ia tata rapi,  menunjukkan kesiapannya untuk memulai hari kerja yang baru.  Ia merasa optimis dan bersemangat untuk menghadapi tantangan di hari kedua ini.

Setelah tiba di kantor,  Zeandra langsung menuju meja kerjanya.  Ia mengira dirinya akan menjadi orang pertama yang datang di divisi pemasaran,  namun ternyata ia salah.  Maya dan Ari sudah berada di sana,  mereka telah tiba lebih dulu.  Maya sedang mengecek emailnya,  sedangkan Ari sedang membaca beberapa artikel di laptopnya.  Keduanya terlihat fokus dan siap bekerja.

Ari dan Maya menyambut Zeandra dengan senyuman ramah.  “Selamat pagi,  Zeandra!”  sapa Maya dengan suara ceria.  Senyumnya merekah,  menunjukkan keramahannya.  Ari juga ikut menyapa,  “Pagi,  Zeandra!  Tidur nyenyak?”  tanyanya,  suaranya ramah dan hangat.

“Selamat pagi,  Teh Maya.  Selamat pagi,  Ari,”  balas Zeandra sambil tersenyum.  Ia merasa senang dengan sambutan hangat dari rekan kerjanya.  “Kayaknya kalian datangnya pagi terus ya,”  ucapnya,  nada suaranya terdengar sedikit kagum.  “Aku kira aku yang paling pagi,”  tambahnya,  sambil tertawa kecil.

“Iya nih,  Zeandra,”  jawab Maya.  “Kita memang suka datang lebih awal untuk mempersiapkan pekerjaan hari ini.  Supaya lebih efisien dan bisa fokus,”  jelasnya.  Ari menambahkan,  “Selain itu,  kita juga bisa ngobrol santai sambil minum kopi sebelum kerja mulai ramai.  Lebih rileks gitu,”  ucapnya sambil tersenyum.  Zeandra mengangguk mengerti.  Ia merasa senang bisa bergabung dengan tim yang kompak dan memiliki semangat kerja yang tinggi.  Ia pun ikut bergabung dalam obrolan santai mereka,  berbagi cerita tentang pengalamannya di Digital Boost Jakarta dan rencana-rencana untuk proyek pemasaran di Bandung.  Suasana pagi itu terasa hangat dan menyenangkan,  membuat Zeandra semakin bersemangat untuk memulai pekerjaannya.

•••

Zeandra begitu fokus mengerjakan desain materi promosi untuk klien baru mereka,  sehingga ia hampir saja melupakan waktu makan siang.  Jam menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit.  Perutnya mulai terasa keroncongan.  Untungnya,  Maya,  yang tampaknya memiliki jam internal yang baik,  mengingatkannya.  “Zeandra,  udah jam makan siang,  yuk kita makan di kantin,”  ajaknya,  suaranya ramah.  Ia melihat Zeandra yang masih asyik menatap layar komputernya.

Zeandra terkejut.  Ia memang begitu fokus bekerja sehingga ia sampai lupa waktu.  “Oh iya,  Teh Maya,  aku sampai lupa,”  jawabnya,  sambil menguap kecil.  Ia merasa sedikit lelah namun senang karena telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaannya.  Ari,  yang duduk di sampingnya,  juga ikut bergabung.  “Yuk,  aku juga lapar,”  katanya,  menutup laptopnya.

Ketiganya berjalan bersama menuju kantin kantor.  Kantin kantor Digital Boost Bandung cukup luas dan bersih,  dengan berbagai pilihan menu makanan.  Setelah menemukan meja kosong di dekat jendela,  Ari menawarkan diri untuk memesan makanan.  Ia mengeluarkan selembar kertas dan pena dari tasnya.  “Mau makan apa nih,  Tuan Putri dan Bunda Ratu?”  tanyanya,  suaranya terdengar bercanda.  Ia selalu menambahkan sedikit humor dalam setiap interaksinya,  membuat suasana menjadi lebih ceria.

“Bakso Malang untukku,”  jawab Zeandra,  senyumnya lebar.  Ia memang sangat menyukai bakso Malang.

“Baik,  Tuan Putri,”  kata Ari,  mencatat pesanan Zeandra.  Ia kemudian bertanya pada Maya,  “Bunda Ratu?”

A Journey Of Love (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang