Happy Reading 🤍
Setelah makan malam bersama dengan Farah dan anaknya, Zeandra melambaikan tangan sambil berpamitan untuk pulang ke apartemennya. Langit malam gelap, hanya terang oleh cahaya gemerlap kota Bandung. Zeandra merasa lelah setelah seharian bekerja keras, baik secara fisik maupun mental. Ia berharap dapat segera mandi dan beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Pertemuan dengan Farah telah sedikit meringankan beban pikirannya, namun rasa lelah masih menyelimuti tubuhnya.
Tiba di apartemennya, Zeandra segera melepas sepatu dan memasuki kamar mandi. Air hangat mengalir membasahi tubuhnya, meredakan kelelahan yang dirasakannya. Aroma sabun kesukaannya menenangkan pikirannya. Setelah selesai mandi, ia mengenakan piyama yang nyaman dan melangkah ke kamarnya. Ia ingin segera beristirahat.
Di atas meja, ponselnya tergeletak dengan layar yang gelap. Zeandra mengingat bahwa ia lupa menghidupkan ponselnya setelah makan siang tadi. Dalam keadaan lelah, ia merasa sedikit cemas akan pesan atau panggilan yang mungkin ia lewatkan. Dengan hati-hati, Zeandra mengambil ponselnya dan menekan tombol power.
Layar ponselnya menyala, menunjukkan banyak notifikasi yang belum terbaca. Ia melihat pesan dan beberapa panggilan tak terjawab dari kedua orangtuanya, dan beberapa email dari kantor. Zeandra menghela nafas panjang, menyesali kelalaiannya. Ia menyadari betapa sibuknya ia hari ini sehingga lupa untuk mengabari kedua orangtuanya. Rasa bersalah memenuhi hatinya.
Dengan perlahan, Zeandra mulai menjawab pesan-pesan dan membalas panggilan yang ia terlewatkan. Ia mengetik pesan panjang untuk orang tuanya, menjelaskan kesibukannya hari ini dan meminta maaf karena telat memberi kabar. Namun, pesan yang Zeandra kirimkan hanya bercentang satu. Sepertinya orangtuanya sudah terlelap karena mengingat jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Setelah selesai dengan ponselnya, Zeandra meletakkannya kembali di meja. Ia melihat keluar dari jendela apartemennya, memandang langit malam yang indah. Meskipun hidupnya penuh dengan kesibukan dan tanggung jawab, Zeandra merasa beruntung memiliki kedua orang tua yang begitu menyayangi dan memperhatikannya. Ia merasa tenang dan bersyukur.
Dengan hati yang tenang, Zeandra berbaring di tempat tidur dan memejamkan mata. Ia merasakan kelelahan tubuhnya mulai menghilang, digantikan oleh ketenangan dan kedamaian yang mendalam.
Namun, saat mata Zeandra mulai terlelap, suara notifikasi ponselnya tiba-tiba membangunkannya. Ia tersentak dari tidurnya, menyadari bahwa ia lupa mematikan kembali ponselnya. Tanpa harus bangun dari tempat tidur, Zeandra meraih ponsel yang terletak di meja samping tempat tidurnya.
Dengan mata yang masih mengantuk, Zeandra memegang ponselnya dan melihat layar yang terang. Notifikasi yang masuk menunjukkan ada pesan dan panggilan tak terjawab dari nomor yang tidak dikenal. Rasa penasaran menggelitik Zeandra, membuatnya ingin tahu siapa yang mencoba menghubunginya pada malam ini. Ia merasa sedikit was-was.
Dengan hati-hati, Zeandra membuka pesan tersebut. Isinya pesan singkat dari seseorang yang bahkan tidak memiliki profile picture, display namanya pun hanya sebuah titik (...). Pesan itu singkat dan misterius. Zeandra merasa bulu kuduknya merinding. Ia penasaran, tetapi juga sedikit takut.
Layar ponsel Zeandra menampilkan nomor tak dikenal: 083×××××××××. Pesan singkat muncul di layar:Sudah tidur?

KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Of Love (REVISI)
ChickLitSemuanya berawal ketika Zeandra dipindah tugaskan ke Bandung, yang mengubah kehidupannya secara drastis. Hidupnya menjadi sangat epik ketika ia harus berurusan dengan atasannya yang menurutnya annoying. Adu mulut seringkali memecah ketenangan, membu...