03 • Gaxg BaxG

1.7K 67 6
                                    

Aku segera bergegas menuju Angga setelah mendengar bahwa dia terluka dalam misinya mencari informasi tentang pengedar narkoba.

"Angga, apakah kamu baik-baik saja?" tanyaku khawatir.

"Gak apa-apa Pak, untungnya saya bertemu dengan seorang dokter, jadi lukaku langsung bisa dijahit," jawabnya dengan lega.

Tiba-tiba, Mahfudz dan Danang juga masuk ke ruangan untuk melihat kondisi Angga. "Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Mahfudz.

"Iya, Pak, saya baik-baik saja. Lihat, lukaku sudah dijahit," jawab Angga sambil menunjukkan jahitan di perutnya. "Eh, kamu di sini?" tanyanya heran kepada Danang.

"Apakah kalian sudah saling kenal?" tanyaku bingung.

"Iya, Pak, dia adalah dokter yang menjahit lukaku," jelas Angga.

Aku mengangkat alisku, tidak begitu mengerti apa yang dimaksud oleh Angga.

Namun, Mahfudz justru tertawa mendengar ini. "Dia bukan orang yang sama, yang kamu temui adalah saudara kembarnya yang bernama Damar."

"Danang punya saudara kembar?" tanyaku, semakin penasaran.

"Iya, Pak, aku memiliki saudara kembar," jawab Danang.

Aku terkejut dengan informasi ini. "Bapak tidak tahu bahwa kamu memiliki saudara kembar," ucapku, mencoba memproses semua informasi yang baru saja aku dengar.

Mahfudz mengangguk. "Mereka berdua mirip secara fisik tetapi berbeda. Damar adalah dokter, sementara Danang dia adalah polisi di bagian kita."

"Bapak sekarang bisa membayangkan betapa berbedanya mereka," ucapku sambil memandang Angga yang terlihat lebih baik setelah perawatan. "Nang, sampaikan ucapan terima kasihku pada Damar karena sudah merawat Angga dengan baik."

Danang tersenyum ramah. "Siap, Pak Anton."

Tujuan kita berkumpul saat ini adalah bukan lain untuk membahas kasus narkoba jenis baru. Angga sebelumnya ditugaskan untuk memata-matai dan mencari informasi tentang pengedaran narkoba tersebut. Namun tragisnya, dia justru di tangkap oleh mereka dan dicekoki narkoba tersebut, bahkan bandar narkoba tersebut berhasil melukai Angga ketika dia berhasil kabur. Berdasarkan informasi yang sudah Angga kumpulkan, pengedar narkoba tersebut ternyata lebih sering mengedarkannya di penginapan yang telah dia kunjungi.

"Ini adalah informasi yang berharga," kataku kepada tim. "Kita harus segera bergerak."

Aku segera membentuk tim untuk menyelidiki penginapan tersebut. "Mahfudz, kita akan turun langsung memeriksa penginapan itu," perintahku.

Mahfudz mengangguk dengan tekad. "Baik, Kita harus memastikan mereka tidak lolos."

Kami segera bersiap-siap dan menuju penginapan yang dimaksud. Penginapan itu terletak jauh dari keramaian kota, namun memiliki fasilitas yang mewah dan banyak pengunjung, menjadikannya tempat yang ideal bagi para pengedar narkoba untuk melakukan transaksi mereka tanpa menarik terlalu banyak perhatian.

"Mahfudz, kita harus menyamar agar tidak mencurigakan," kataku. "Kita akan berpura-pura menjadi tamu yang menginap di sini."

Mahfudz mengangguk setuju. Kami berganti pakaian menjadi lebih kasual dan masuk ke penginapan dengan gaya santai, seolah-olah kami adalah turis biasa yang ingin menikmati kemewahan tempat itu.

Sesampainya di dalam, suasana mewah menyambut kami. Tamu-tamu terlihat menikmati fasilitas hotel dengan santai, namun kami tahu bahwa ada sesuatu yang tersembunyi di balik kemewahan ini.

"Mahfudz, lebih baik kita berpencar dalam mencari informasi," bisikku.

Mahfudz mengangguk, Aku dan Mahfudz berpencar untuk mencari informasi di penginapan mewah yang ramai ini. Masing-masing dari kami mengambil rute yang berbeda untuk menggali lebih dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Police Story - Bang AntonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang