Pukul 20.00 arka menempati meja belajar yang menjadi salah satu spot favorit dia, bukan perihal suka belajar tapi perihal tempat yang biasa arka sambangi ketika dalam kondisi apa pun. Sedih, luka, rapuh, sunyi bahkan bahagia arka pasti selalu menyempatkan diri untuk mampir di meja belajar dia untuk menuliskan secarik kisah yang ia lalui selama seharian penuh.
Sebenarnya tidak ada hal yang menarik untuk di ceritakan namun ia harus tetap menulisnya agar merasa lega, ntah lah sejak kapan menulis di dairy menjadi kewajibannya.
Di tengah asiknya dia menulis tidak tau kenapa pikirannya berkelana memikirkan interaksi dia bersama mark. Rasanya aneh dan berlebihan kalau diungkapkan dengan kata-kata tapi arka sering menuangkannya walau menurut dia berlebihan. Bahkan hampir semua isi diary nya tentang mark sang ketua osis sekaligus partner nya.
" Tadi jeno kenapa ya ceng-ceng in aku ya, apa keliatan banget sebenernya aku suka sama mark ". Gumam arka.
" Ga, ga mungkin sih. Udah lah mending tidur ". Sambungnya dan bergegas menuju tempat tidur.
Lampu tak lupa untuk di matikan arka akhirnya berkelana dalam dunia mimpi.
" Asalamuallaikum ".
" Waalaikumsallam, malem banget pulangnya mark ".
" Hehe maaf mah, tadi sempet kumpulan dadakan dulu ". Balas mark seraya menghampiri ibunya.
"Yaudah sana ganti baju, nanti langsung makan aja ya mamah udah masakin telor mata sapi ke sukaan kamu".
" Wihh siap mah ", ucap mark kemudian bergegas mandi.
Mark memasuki kamarnya setelah menuntaskan acara makan bersama keluarganya.
Ia buka laptop dan mengecek satu per satu laporan yang sempet dia buat tadi di sekolah.
Dua jam berlalu ngga kerasa mata mark juga sudah mulai sakit karena sudah terlalu lama memantau laptop tersebut, sampai akhirnya dia menyudahi kegiatan nya itu dan pergi untuk tidur.
Ia rebahkan tubuhnya dan agak meringis merasakan tubuhnya sedikit sakit karena kegiatan yang lumayan melelahkan seharian ini. Ia coba pejamkan matanya perlahan untuk mencoba tidur agar ke esokan harinya lebih segar.
Pagi, di hari selasa.
" Selamat pagi, dunia ". Sapa haechan begitu memasuki kelasnya. Ia begitu semangat pagi ini karena katy kesayangannya pulih kembali jadi ia tidak perlu repot-repot berdesakan menaiki kendaraan umum.
" Memang benar ya kawan udara pagi hari itu sungguh menyejukan ". Ucapnya lagi tidak tahu dengan siapa ia berbicara.
" Ngapa sih lu, pagi - pagi udah kaya orang stres aja. Sok-sok an nyapa dunia lagi ". Balas jaemin yang dari tadi liat kelakuan haechan.
" Iya dong, ayang katy udah gua jemput jadi gua seneng banget. Gua maap in lu ya soal kemaren yang ga mau nebeng in gua ".
" Ye bodo amat kaga lu maap in juga ngga papa ", balas jaemin tidak terima. Memangnya dia meminta maaf apa perihal kemaren.
" Yasudah tidak papa kawan, walaupun dirimu tak meminta maaf biarkan diriku yang memberi maaf ".
" Stres nih orang ". Ucap jaemin sembari bergegas keluar kelas buat mencari sarapan.
" Eh mau kemana lu, gua ikut ".
Tibalah mereka berdua di kantin dan tanpa sengaja melihat eksistensi ryujin, somi dan arka yang juga sedang sarapan.
" Selamat pagi kawan ". Sapa haechan dengan cengiran khas nya.
" Pagi chan ", Sapa arka.
" Jawab lu berdua ", cerocos haechan seraya menyenggol ryujin dan somi.
