s e p u l u h

4.6K 14 0
                                    

"Kok jadi bahas itu sih om?" tanya pemuda itu melerai perdebatan antara bos dan bawahan itu.

"Sebenarnya kalian ajak saya bertemu itu untuk apa?" sambungnya.

"Astagaa gw lupa!!" teriak keduanya dan pemuda itu hanya menghela nafas jengah.

"Oke oke sekarang kita serius!"

"Kamu ada tahu sesuatu?" tanya Bintang.

"Tahu sesuatu?, apa itu om?" pemuda itu balik bertanya.

Bima menghela nafas jengah melihat sahabatnya yang sangat bertele tele.

"Kamu ada tahu sesuatu tentang teman kamu si Langit sama ibunya Rembulan?" tanya Bima.

Begitu mendengar nama yang keluar dari mulut Bima pemuda itu terdiam sejenak memikirkan sesuatu sampai akhirnya ia paham arah mana pembicaraan ini.

"Maksud om, om curiga sama mereka?" tanya pemuda itu to the poin.

"Kamu juga merasa curiga?" bukannya menjawab pertanyaan dari teman anaknya, Bintang malah balik bertanya.

"Ada banyak yang saya curigakan om" balas pemuda itu.

—————

"Ibu, ayah mana?" tanya Langit kepada Rembulan.

"Ayah kamu keluar lagi ada urusan katanya" Langit hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf o.

"Jilat lagi bu emhh ahhh" desah Langit tertahan.

"Ahhh emhhh ouhh shitt tekan bu!!" pinta Langit.

"L-langit mau keluar bu, ibu minum ya!!"

Crottt...
"Ahhhh shitt telan bu!!"

Nafas keduanya terengah engah, Rembulan hampir saja memuntahkan cairan yang baru saja di keluarkan oleh Langit. Langit yang mengetahui itu lantas menarik rambut Rembulan dan Rembulan tersedak cairan itu begitu Langit menarik rambutnya.

"Bu, Langit mau yang lebih" pintas Langit dengan suara berat dan seraknya.

"Ibu takut ayah kamu pulang Langit" balas Rembulan.

"Kan kita bisa dengar suara mobil ayah kalo ayah pulang bu"

Setelah merenung beberapa saat Rembulan akhirnya menyetujui ajakan Langit.

"Ibu di atas ya?" pinta Langit, Rembulan hanya mengangguk mengerti.

"Pakai pengaman Langit!, ibu gak mau hamil lagi" tegur Rembulan.

"Aduh buu Langit kehabisan stok pengaman, gak papa sih bu kalo ibu hamil lagi kan bisa di gugurin"

Setelah beradu argument Rembulan akhirnya pasrah dan membiarkan anaknya berbuat sesukanya, ia membiarkan begitu saja karena sama halnya dengan Langit Rembulan juga sedang horny.

"Emm ahh" desah Rembulan lolos begitu saja ketika miliknya berhasil menancap sempurna di penis milik Langit.

"Yang cepat bu ahh shit emhhh"

"Ahh aww sakit Langit emhh jangan di remas" ucap Rembulan ketika payudaranya di remas dengan kuat oleh Langit.

"Emhh i-ibu aku punya sesuatu buat ibu"

"Apahh itu Langithh emhh uhh ahh"

"Ibu nungging!!" suruh Langit.

Dengan segera Rembulan menuruti perintah Langit, dan betapa terkejutnya Rembulan ketika langit memasukkan sesuatu ke dalam vaginanya. Benda itu bergerak dengan sendirinya dengan tempo yang sangat cepat.

"I-ituhh appahh Langithh" desah Rembulan di sela kegiatannya.

"Vibrator bu, gimana enak kan?" Rembulan mengangguk sebagai balasan.

"Aku punya dua vibrator bu, aku pakaikan ke ibu semua"

"Satu di vagina dan satunya di pantat"

"Terusshh kamuhh gimanahh Langithhh"

"Punya Langit masuk juga ke vagina ibu" balas Langit santai.

"I-ituhh pasti sangat enakhh Langithh"

"Mau coba sekarang bu?" tanya Langit.

"Iyahh emhh sekarang Langithh ahh aku udah gak tahann ahhh" desah Rembulan.

"Ahhh emhh ahh ouhh p-pelan pelan Langithh" teriak Rembulan keenakan.

"Emhh ahh ahh ouhh emhh" desah keduanya.

"Main kasar langit!" pinta Rembulan.

Desahan keduanya memenuhi ruang keluarga yang sedang mereka pakai untuk menuntaskan hasratnya masing masing.

Satu jam lamanya kegiatan mereka harus terhentikan karena mendengar ada suara mobil memasuki halaman rumahnya, keduanya yang tahu itu mobil milik siapa langsung saja membereskan diri masing masing sebelum orang yang ada di dalam mobil melihat kegiatan mereka.

"Ibu ayah pulang!!" panik Langit.

Rembulan tak kalah panik ketika mendengar suara mobil suaminya memasuki halaman rumahnya. "Cepat pakai baju kamu Langit!!" perintah Rembulan.

"Sial padahal gw belum puas" gumam Langit kesal.

"Loh kalian belum tidur?" tanya Bintang yang telah masuk ke rumahnya dan mendapati anak dan istrinya masih asik menonton tayangan televisi padahal jam sudah menunjukkan pukul 23.30.

"Belum ayah, aku belum ngantuk jadi ingin menonton televisi dan kebetulan ada ibu yang sedang menunggu ayah pulang" jelas Langit.

Bintang hanya menganggukkan kepalanya. "Kamu menunggu aku sayang?" tanya Bintang kepada Rembulan.

"Iya mas, aku sengaja nunggu kamu. Aku kangen sama kamu mas" cicit Rembulan. Pembohong, kau pembohong.

"Kamu kangen?, tumben banget"

"Kok tumben?, aku setiap hari kangen sama kamu tahu!!" Rembulan pura pura merajuk.

"Istri siapa sih?, ihh gemes banget aku tuh" ucap Bintang seraya mencubit pelan pipi tembam Rembulan. Alay om wkwk.

"Langit, ayah sama ibu ke kamar dulu ya. Kamu juga masuk ke kamar udah malam jangan begadang" ucap Bintang pergi dari sana membawa istrinya dengan mengendong ala bridal style.

"Bangsat!! Gw padahal belum puas. Lagian kenapa tuh om om pulang cepat sih, mana belum crot lagi gw" geram Langit dengan suara tertahan.

"Andai aja bukan bapak gw pasti udah gw gorok tuh orang, ganggu banget emang" kesalnya.

"Ahh anying masa gw harus pakai sabun?, gak elit banget tapi apa boleh buat"

"Eh gw sewa jalang aja kali ya?"

"Gini amat nasib gw, ya kali gw pakai jalang bisa bisa Bema gw penyakitan".

"Terima nasib aja lah, terpaksa gw pakai tangan. Sial banget gw"

"Awas aja gw bakal gempur istri lo habis habisan" gumam Langit dengan tersenyum menyeringai.

Ibuku Adalah Pacarku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang