01. taktik konyol yang berguna

1.3K 200 288
                                    

01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01. "Apa mungkin wabah tiga tahun yang lalu bisa muncul lagi?"

Ketika malam hampir mendekam, Halilintar bak gelandangan yang tak punya kediaman. Berjalan mengitari pusat kota selama berjam-jam tak membuat Halilintar menemukan sosok anak lelaki berjubah hitam.

Pusing, lelah, ingin istirahat, tetapi dia sadar bahwa saking inginnya kabur, dia bahkan melupakan koin emas miliknya.

Pada akhirnya kaki Halilintar berhenti di depan sebuah toko tradisional yang masih buka. Ketika dia masuk, lampu-lampu lentera hangat berkibar, ada banyak pelanggan yang datang, oleh sebab itu dia memilih duduk di meja di sudut ruangan.

"Ingin memesan?" Seorang koki datang menyapa hangat. Halilintar agak kaku, namun segera terpancar kelegaan begitu menemukan koin perak di saku mantelnya. Lantas menjawab, "Aku ingin teh mint, itu saja."

Seorang pangeran, berpakaian berwibawa dengan status tinggi itu malah mampir ke toko rendahan. Bukan hanya itu, Halilintar justru hanya memesan teh mint. Bukankah itu sangat aneh? Semua orang mulai bergunjing di sekitar.

"Sstt! Kamu ini apa-apaan! Dia itu masih lah pangeran! Meskipun ibunya pelacur, dia masih keturunan Voltra."

"Ah, iya, maaf. Ku pikir dia memiliki sikap rendahan itu dari Ibunya. Asal kamu tahu, Kirana itu orang miskin."

"Pantas saja jiwanya masih melarat. Mau di poles sedemikian rupa pun tidak akan menutupi sikap kemiskinannya."

"Sudah, sudah. Tidak baik mengejek anak piatu."

Halilintar mendengar semuanya. Tetapi dia justru hanya diam, melipat tangannya dan menenggelamkan kepalanya dengan hembusan nafas lelah.

Tiga tahun berlalu, tetapi kesan Kirana masih buruk. Halilintar membenci kenyataan bahwa Ibunya harus tercoreng nama baiknya karena melahirkan putra seburuk Halilintar.

Ibu, maaf.

Tak lama kemudian ada banyak suara dentingan alat makan keramik di meja yang di tempati Halilintar. Awalnya dia pikir itu adalah pesanan teh, tetapi dentingan suara itu tidak berakhir, malah bertambah.

Mungkin saja pelayan telah salah menaruh makanan.

Tetapi sekali lagi, Halilintar mulai mendengarkan grasak-grusuk orang-orang yang marah. Mereka semua mengoceh sebelum akhirnya sunyi mendera.

Ada apa?

Ketika mendongak, Halilintar di buat terkejut oleh keadaan toko yang sunyi. Sangat sunyi. Hanya ada koki dan dua pelayan di meja kasir.

Ketika melirik ke meja, berbagai hidangan telah tersaji. Kepiting asam manis, sup tahu, tumis sayur, olahan daging iga, dan bahkan ada makanan penutup.

Ketika mendongak, Halilintar di buat terkejut lagi oleh sosok yang duduk berseberangan dengannya. Terlihat agung dengan senyum lebar. Jubah biru bersulamkan kupu-kupu itu jatuh hingga ke lantai seperti air mengalir. Mata biru langitnya berbinar terang mengalahkan lentera toko.

Dynasty : After the Destruction  [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang