44

76 9 0
                                    







Dilain pihak, ada Hanenda yang uring-uringan mencoba menelepon Joel tapi sedari tadi teleponnya selalu tidak aktif. Chatnya juga centang satu. Dia menjadi gelisah. Tidak biasanya Joel seperti ini.



Meskipun dirinya sudah 2 hari tidak menghubungi Joel, tapi setidaknya Joel selalu mengabari Hanenda lewat chat. Ini dari pagi sampai malam, Hanenda tidak mendapatkan kabar apapun dari Joel. Hanenda juga belum bisa pulang ke apartemen.



Kerjaannya sebagai team sukses Capres dan dewan legislatif membuatnya sangat sibuk. Berbagai kegiatan harus dilakukannya. Memantau media sosial juga salah satu tugasnya, meskipun banyak asisten dirinya namun posisi dia sebagai ketua pastilah dia harus siap siaga. Untung saat ini, sekolah lagi libur semester, jadi dia bisa sedikit membagi waktunya. Bahkan sekarang dia juga telah punya seseorang yang harus dia pedulikan. Kepala Hanenda serasa mau pecah.



Rindunya ke Joel makin menjadi-jadi. Dua hari tidak bertemu, hanya bisa berkabar lewat chat. Menelpon bahkan video call pun susah saking sibuknya Hanenda.



Dan sekarang, Joel tidak bisa dihubungi, chat juga cuma centang satu, yang artinya hape Joel tidak aktif. Hanenda makin kalang kabut dimarkas pemenangan Kakaknya. Sedari tadi diliriknya hape yang berada diatas meja kerjanya. Sedari tadi pula dia menggosok dahinya yang pening akibat pacar kecilnya hilang kontak.



Mana masih lama bagi dirinya untuk pulang kembali keapartemen. Makin membuat Hanenda resah dan gelisah. Dirinya takut terjadi sesuatu dengan Joel. Dan dia berharap kerjaannya ini cepat berakhir. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan pacarnya itu.



"Kamu kenapa Enda? Aa' liat-liat planga plongo dari tadi." tanya Aa' Hanenda setelah melihat adiknya itu gelisah.


"Enda..... Hanenda....."



"Hah? Apa? Kenapa A'?". Hanenda yang ditanya menjawab dengan bingung.



"Kamu yang kenapa atuh, dari tadi Aa' panggilin kamu, tapi kamu nya planga plongo. Lieur Aa'."



"Aku baik A'. Cuma mungkin agak capek aja. A', Enda boleh pulang sekarang g sih? Enda pusing kaya mau meriang. Semua kerjaan Enda dah beres. Nanti tinggal dibackup ama Anton. Boleh tidak A'?"



"Boleh. Tapi hubungi Mami dulu, kamu teh dicariin ama Mami. Kamu disuruhnya singgah kerumah Ajeng."



"Untuk apa sih A' singgah. Enda capek benar ini. Mau istirahat. Aa' juga balik gih. Mba' Alice pasti nungguin Aa'."



"Bentaran dikit. Masa Aa' yang punya gawe, Aa' pula yang duluan balik. Eh Enda, berkas untuk KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) kamu ada simpan dimana? Aa' takutnya kamu ijin besok, kamu matiin hapemu, susah deh Aa' nyariinnya." Aa' Hanenda bertanya sambil membuka beberapa tumpukan berkas diatas meja kerja adiknya.



"Ohh berkas untuk KKSS, Enda simpan di file, nanti di apartemen Enda e-mail ke sekretaris Aa'."



"Pokoknya besok Enda tidak mau diganggu. Enda dah minta ijin ke Pak Mentri dan Papi. Aa' tidak boleh jahil. Aa' jangan cari alasan yah. Besok Enda matikan hapenya seharian. Mau tidur".



"Dih si kasep kerjanya tidur terus, nanti Ajeng tinggalin kamu. Jadi bujang lapuk tau rasa" Aa' Hanenda yang memang agak sedikit jahil ke Hanenda itu menoyor-noyor kepala adiknya kegemasan.



"Yah kalau dia mau tinggalkan Enda mah alhamdulillah. Aku lebih suka kalau dia ilfil sama Nda." jawab Hanenda.



"Kamu tuh ada gila-gilanya. Dikasih spek bidadari kaya gitu. Mau kamu apa sih Dek. Aa' g habis pikir. Rebel kamu itu masih kebawa sampai sekarang. Kamu dah 27 tahun, apa yang kamu cari Enda. G bae nolak rejeki kasep. Pamali".



Syama Artjuni [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang