Bab 22.

22 3 0
                                    


"Kalo gitu ayo beres beres, aku udah ngak sabar ini!!" Seruh decha begitu riang

"Ngak usah buang buang waktu!" Sahut Gabriel mencekal lengan decha yang ingin pergi

"Hah! Lah nanti kita mau pakai apa kak? Masa liburan ngak bawa baju apapun si!" Decha menautkan alisnya, dia bingung dengan perkataan Gabriel

Para orang tua yang mendengar perkataan polos decha memecahkan tawanya, decha sangat malu sekarang ketika semua orang memecahkan tawanya 'ada yang salah yah!?'

"Kan bisa di beli sayang!" Seruh Gabriel menatap begitu dalam wajah decha

"Hah!!"

"Hahah, Decha! Decha! Ngak usah khawatir masalah uang nak, malahan bagus dong kamu yang habisin uang Gabriel! Bukan hanya untuk decha kalian juga Umay dan Aul, habisin aja uang kekasih kalian itu, karna percuma mereka memilki banyak uang,, tapi uang mereka ngak ada siapapun yang bersedia menghabiskannya!" Ujar Clara terkekeh, dia merasa cukup terhibur melihat ekspresi wajah ketiga gadis belia itu

"Hmm, tapi kan kalian ada! Kenapa bukan kalian yang menghabiskan uang putra kalian??"tanya  Aul melihat satu persatu wanita paru baya itu dengan ekspresi wajah bingung

"Hmm, aku si dengan senang hati menghabiskan uang putra ku, tapi ada masalah besar yaitu suami kami "ujar Hana menatap tajam kearah suaminya

"Suami! Emang ada apa dengan mereka??" Tanya umay juga ikutan bingung dengan perkataan Hana

"Karna kalo, mereka memakai uang Gabriel, Atha, Malino dan Willy, yang  akan menghabiskan uang kami siapa! Putri kami tidak ada jadi mereka lah yang harus menghabiskan nya"sahut Maxim terkekeh

"Owalahh! Ternyata gitu! Kalo gitu kami akan minta ijin dulu dengan orang tua kami" Seruh Umay

"Telpon aja may!! nanti biar momy yang berbicara dengan orang tua kamu, lagi pun ada yang ingin aku bicarakan dengan orang tua mu" ujar sela berjalan mendekat kearah umay

"Baikla"Umay menghubungi keluarganya

"Aul.."panggil nafisyah kepada Aul yang sedang duduk di sofa sambil melamun, entah apa yang di pikirkan gadis belia ini

Aul tersentak ketika namanya di panggil "Iya Ta.. mmmm" bingung Aul ingin memanggil apa kepada Nafisyah

"Panggil aja bunda!"seruh nafisyah yang paham akan ekspresi wajah Aul yang bingung

"Baiklah! Hm, bunda mau ngomong apa??"

"Dulu sebelum celo meninggal, dia perna mengatakan kepada bunda 'kalo anak nya perempuan harus mirip dengan nya, tapi tidak dengan takdir yang dia milikinya' "ujar nafisyah mengingat kenangan dia bersama Celo

"Dan sekarang kamu sangatlah mirip dengan Celo! Mulai dari mata, hidung yang kecil, bentuk rambut, warna nya, semuanya sangat mirip dengan Celo! kalian bagaikan pinang di belah dua.." jelas wanita itu 'apakah semirip itu aku dengan mu mom!!c monolog Aul

Aul tersenyum manis kepada nafisyah "sesuai perkataan momy, aku tidak akan memiliki takdir yang sama sepertinya...."

"Kalo begitu bun, aku mau kerumah dulu, Karna aku harus mintak ijin dulu sama Uma dan ayah... walaupun Mereka bukan orang tua biologis ku tapi mereka adalah orang tua terbaik bagi ku, mereka berdua membesarkan ku dengan penuh kasi sayang, mereka membuktikan bahwa tanpa hubungan darah pun mereka bisa memberikan kasi sayang yang begitu besar kepada ku...." Ujar Aul mengingat bagaimana kasi sayang orang tua angkanya itu kepadanya

"Biar kami yang berbicara dengan orang tua mu, mereka adalah sahabat kami, jadi biarkan kami memberikan kejutan sedikit k pada kedua sahabat kami itu" sahut Hana

EL ES MIO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang