3𝗋𝖽 𝗉𝖾𝗋𝗌𝗈𝗇
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
KEADAAN di stasiun sangatlah hangat, banyak sekali orang tua yang memeluk dan memberikan nasihat-nasihat untuk anaknya selama disekolah. dengan kecupan-kecupan manis dipipi dan beberapa air mata yang mengalir di pipi sang ibu. Hailey dengan Gaun Pendek Hitamnya melihat sekeliling dengan rasa Sesak dan Iri yang membuncah. Untuk banyak Anak, suasana di stasiun sangatlah Hangat. Namun Rasa Hangat itu sama sekali tidak dapat Hailey rasakan, Hingga tanpa sadar Kepalanya tertunduk menatap tanah dan kakinya yang melangkah.
"Angkat kepalamu Hailey, pureblood tidak menundukkan kepalanya." Ujar tegas sang Ibu. Hailey dengan cepat Mengangkat kepalanya, menoleh menatap sang ibu yang sedang menatapnya tajam. Hailey menelan gumpalan kental dengan kasar. sesampainya didekat Pintu kereta keluarga tersebut berhenti, sang ibu kini menoleh pada Anak perempuan Bungsunya. "Melissa, Jangan sampai Kau tidak masuk Slytherin dan memalukan keluarga kita." Tegasnya, Melissa mengangguk takut. Kemudian Sang ibu menoleh pada kedua anaknya mengisyaratkan keduanya untuk memasuki kereta. Hailey menoleh pada sang Adik dan mengangguk, keduanya menyeret Kopernya dan Memasuki kereta. Hailey menoleh ke belakang dan melihat Kedua orang Tuanya yang mengadahkan kepalanya angkuh menatap keduanya yang sudah didalam kereta, Hailey menoleh pada sang adik. mengerti dengan apa yang akan ditanyakan oleh sang Kakak, Melissa Lantas menjawab.
"Aku akan mencari kompratment sendiri, iley." ujarnya. berjalan menyeret kopernya meninggalkan Hailey. Hailey menatap sebentar Punggung Sang adik yang lama-kelamaan tenggelam di keramaian orang yang juga mencari kompratment. Ia mulai berjalan untuk mencari kompratment sahabatnya, Begitu pula kereta yang mulai berjalan menuju tujuan. ia berjalan, membuka kompratment yang di isi kedua sahabatnya. Talullah Yarrwood dan Adeline Pradeepa. Hailey duduk disamping Adeline, didekat jendela yang menampilkan pemandangan Hijau. Ia menoleh kearah keduanya yang menatapnya Aneh, Hailey mengrenyit.
"apa?" tanyanya, Adeline dan Talullah saling memandang. merotasikan kedua bola mata mereka malas dengan kompak kemudian kembali menatap kearah Hailey yang merasa Bingung.
"Kau tidak membalas surat kami hampir seminggu selama liburan, Yang aku yakin kau ada masalah." Ujarnya. Hailey mengangkat Kedua Alisnya kemudian menghembuskan Nafasnya dengan berat. dan Mulai menceritakan Hal yang terjadi.
"apa-apaan ini! novel muggle!" bentak sang ibu membawa novel muggle yang diberikan oleh teman mugglenya di hogwarts sebagai hadiah perpisahan. Hailey sedikit terlonjak terkejut. sial sekali, ibunya menemukan Novel mugglenya. yang jelas-jelas ia simpan dengan rapih dan tersembunyi, entah bagaimana sang ibu dapat menemukannya. Sang Ibu- Sarah. maju mendekat kearah sang anak. membuat Hailey yang tahu apa yang akan terjadi memejamkan matanya..
panas..benar saja, hal itu benar benar terjadi. ibunya menampar pipinya dengan keras. yang ia yakin suara tamparan itu sangat terdengar dan renyah, dibuktikan dengan sang ayah yang memasuki kamarnya dengan mengrenyitkan dahinya. "ada apa ini?" tanyanya dengan bingung. Sang ibu menoleh ke belakang menatap sang ayah, kemudian melemparkan buku tersebut kearah sang suami, yang dengan reflek cepat ditangkap oleh Kenneth- sang ayah. Kenneth nampak bingung, ia melihat Buku yang ia pegang lalu melebarkan Matanya. "Novel Muggle?" gumamnya marah. Kenneth menlayangkan tatapan murkanya kearah sang anak sulung. "pergi keruang tengah. sekarang." ujarnya dengan suara yang sangat berat dan pelan. Amarah telah memuncak naik menuju kepala sang kepala keluarga tersebut. dengan kepala menunduk Hailey berjalan keluar dari kamar, menuruni tangga manor kemudian pergi menuju ruang tengah manor tersebut, dimana ada sang adik yang diam membisu berdiri disamping perapian.
"darimana kau mendapatkan novel Muggle tersebut?" tanya Kenneth dengan suara marahnya. Hailey masih menunduk diam membisu, namun tak lama ia menjawab dengan suara kecilnya yang hampir berbisik, namun masih terdengar akibat manor yang sepi dan sunyi tersebut.
"hadiah perpisahan dari t-teman muggleku." ujarnya, Ia memaksakan matanya untuk terpejam takut-takut tamparan kembali melayang di pipinya.
"Kau bodoh? kami selalu mengajarimu, jangan pernah sekalipun kau berinteraksi dengan para kaum rendahan seperti Muggle dan darah campuran. mengapa kau tidak mengerti?" tanyanya dengan marah, sesak merelungi hatinya mendengar makian bodoh dari sang ayah. "kau tahu, kami selalu mengharapkanmu untuk pintar dan sempurna, tetapi melihat dasarnya saja kau sudah bodoh bagaimana yang lainnya? kau harusnya menyadari bahwa kau darah murni. kasta keluarga kita tinggi!" marahnya, Lagi-lagi perkataan sang ayah berhasil membuat hatinya lebih sesak dari sebelumnya, Tidakkah sang ayah tahu bahwa dirinya selalu berusaha untuk melakukkan yang terbaik agar kedua orang tuanya merasa Bangga padanya, Namun mendengar perkataan tersebut membuat dirinya tersadar, bahwa sekeras apapun ia mencoba, kedua orang tuanya tidak akan pernah bangga padanya. helaan nafas sang ayah Terdengar membuyarkan seluruh pemikiran yang berhasil membuat air mata berkumpul namun tak kunjung turun membasahi pipi.
"kembali ke kamar." perintahnya tegas, Hailey segera berjalan dengan cepat menaikki tangga, memasuki kamarnya yang luas tersebut. mengunci pintunya dan menenggelamkan wajahnya diatas bantal.
Selesai ia menceritakan Hal tersebut, Ia merasakan pelukan di Tubuhnya yang diberikan pada kedua sahabatnya. Setelah acara pelukan itu selesai. Talullah kembali duduk di tempatnya, begitupun Adeline disampingnya, tersenyum padanya. "kau tahu Hailey, Kau sudah melakukan yang terbaik. mungkin, Walau kedua orang tuamu tidak bangga padamu. selalu ingat bahwa aku dan Talullah selalu bangga padamu. " ujarnya, Hailey merasa Pandangannya mulai kabur oleh air mata. ia tersenyum kemudian menunduk menghapus air matanya yang mulai menetes membasahi pipi, buru-buru ia menghapus air matanya dan kembali mendongak menatap kedua temannya.
"Terima kasih.. sungguh, aku merasa beruntung memiliki kalian sebagai Sahabatku." ujarnya. adeline mengangguk dan tersenyum, Talullah tersenyum dan menyatukan kedua tangannya didepan dada.
"baiklah, mari kita buat suasanna menjadi lebih bahagia, tidak boleh ada air mata!" ujarnya, Hailey tersenyum dan mengangguk setuju. mereka mulai mengobrolkan hal lain yangg dapat membuat suasana menjadi lebih bahagia, Hailey bersungguh-sungguh pada kata-katanya. ia benar-benar bersyukur memiliki mereka sebagai sahabatnya, Hailey benar-benar berharap jika dikehidupan selanjutnya ia dapat hidu kembali, ia sangat ingin mereka tetap menjadi sahabatnya, menemani dirinya dalam keadaan susah maupun senang. dan Dalam hatinya ia berharap bahwa, dikehidupan selanjutnya ia dapat memiliki keluarga bahagia dan menyayanginya.
▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄
hello! yep, pendekk banget. tetapi, aku harap kalian akan menyukai ceritaku yang alurnya gini-gini aja.
aku emang ga terlalu baik dalam membut cerita romance, karena aku sendiri ga pernah punya experience dalam romance:) Kisah percintaanku menyedihkan soalnya. Jadii, semoga aja cerita ini tidak begitu membosankan dan seru ya teman-teman 😭🫰🏻980 word
Fri, 8.03.2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐒 ┊ 𝖱𝖾𝗆𝗎𝗌 𝖫𝗎𝗉𝗂𝗇
Fanfiction❞ 𝐒𝐓𝐀𝐑𝐒 ━━━✦˚。⋆୨ ; ❝ 𝖽𝗂𝖺 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗂𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗂𝗍, 𝖽𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖻𝗂𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖺𝗅𝗂𝗇𝗀 𝖼𝖺𝗇𝗍𝗂𝗄 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖻𝗂𝗇𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇 ❞ ︰🝳 ׅ - 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 𝖱𝖾𝗆𝗎𝗌 𝖫...